7 Penyakit yang Mengintai saat Banjir Melanda

Bisa terkena gatal-gatal dan diare saat banjir melanda

5 Januari 2024

7 Penyakit Mengintai saat Banjir Melanda
Pexels/hitesh choudhary

Musim hujan telah kembali menghampiri, membawa banjir yang melanda Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Hujan deras dengan intensitas tinggi menciptakan genangan air di berbagai daerah, menimbulkan bencana banjir yang merugikan berbagai sektor, terutama sektor kesehatan.

Lingkungan yang lembab, basah, dan kotor menjadi sarang bagi berbagai organisme penyebab penyakit, seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit.

Dampak buruk dari banjir tersebut memudahkan penyebaran berbagai gangguan kesehatan, yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, terutama pada individu dengan daya tahan tubuh rendah.

Oleh karena itu, sangat penting untuk lebih memahami jenis penyakit yang mungkin muncul selama banjir, guna menjaga kesehatan dan melibatkan langkah-langkah pencegahan sejak dini.

Menurut informasi yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan, ada beberapa penyakit yang dapat mengintai saat banjir melanda.

Berikut Popmama.com telah merangkum 7 penyakit yang mengintai saat banjir melanda yang perlu kamu ketahui.

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pexels/Jimmy Chan

Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tersebar melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Jenis nyamuk ini cenderung berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air, terutama dalam wadah penyimpanan air.

Masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh penyakit ini sangat serius, karena dapat menyerang semua kelompok usia dan berpotensi menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak. Gejala demam berdarah meliputi demam, nyeri otot dan tulang, sakit kepala, serta munculnya bintik-bintik merah pada kulit.

Penanganan Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat melibatkan beberapa langkah kunci. Pertama, perlu memastikan hidrasi yang cukup dengan memberikan cairan intravena jika diperlukan.

Pengelolaan nyeri dan demam juga penting melalui obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Penting untuk memonitor kadar trombosit dan menjaga tingkat platelet agar tidak turun terlalu drastis

Jika kondisi memburuk, perlu segera mencari bantuan medis untuk perawatan intensif. Pencegahan gigitan nyamuk Aedes Aegypti juga sangat penting melalui penggunaan kelambu, repellent, dan pengurangan tempat berkembang biak nyamuk.

2. Leptospirosis

2. Leptospirosis
Pexels/DSD

Penyakit ini dipicu oleh bakteri Leptospira sp yang menyebar melalui air kencing tikus yang terinfeksi. Jika air kencing tersebut mencampur dengan genangan air hujan, bakteri dapat memasuki tubuh manusia melalui luka pada kulit, baik luka terbuka maupun yang sudah mengering.

Gejala leptospirosis meliputi sakit kepala, mual, muntah, mata merah, sakit perut, dan nyeri pada bagian betis. Penanganan Leptospirosis melibatkan beberapa langkah penting.

Pertama, memberikan antibiotik seperti doxycycline atau penicillin segera setelah diagnosis. Penting untuk menjaga hidrasi dengan memberikan cairan intravena jika diperlukan. Pengobatan simtomatik, seperti meredakan nyeri dan demam, juga dapat diberikan.

Perlu dilakukan pemantauan ketat terhadap fungsi ginjal, karena Leptospirosis dapat menyebabkan masalah pada organ tersebut.

Pencegahan penyebaran bakteri perlu dilakukan dengan menghindari kontak dengan air yang mungkin terkontaminasi oleh air kencing tikus. Jika gejala semakin parah, segera mencari bantuan medis untuk perawatan lebih lanjut.

Editors' Pick

3. Influenza

3. Influenza
Pexels/Polina Tankilevitch

Perubahan suhu yang ekstrem selama musim hujan meningkatkan risiko penularan penyakit, terutama virus influenza. Influenza merupakan jenis infeksi saluran pernapasan yang lebih serius dibandingkan pilek.

Penyebaran virus terjadi melalui tetesan cairan tubuh seperti air liur atau ingus dari penderita, yang dapat ditransmisikan melalui hidung, mulut, atau tangan yang menyentuh permukaan terkontaminasi. Flu ini lebih berpotensi mengakibatkan komplikasi serius seperti radang paru-paru (Pneumonia) jika tidak ditangani dengan serius.

Penanganan influenza melibatkan beberapa langkah kunci. Pertama, istirahat yang cukup sangat penting untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi juga disarankan.

Penggunaan obat antiviral seperti oseltamivir dapat membantu mempercepat pemulihan, terutama jika diberikan pada tahap awal infeksi. Meredakan gejala dengan obat pereda demam dan nyeri juga dapat membantu, sementara menghindari penyebaran virus melalui kebersihan tangan yang baik dan penggunaan masker dapat melindungi orang lain dari penularan.

Jika gejala memburuk atau berlanjut, konsultasikan dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut.

4. Demam Typhoid (Tipes)

4. Demam Typhoid (Tipes)
Pexels/Polina Tankilevitch

Faktor krusial dalam timbulnya penyakit ini adalah isu sanitasi makanan.

Penyakit disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang terkontaminasi dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan atau air yang tercemar bakteri, terutama saat terjadi banjir.

Gejalanya seringkali dapat disalahartikan sebagai demam biasa, membuatnya sulit terdeteksi.

Penanganan tipes melibatkan penggunaan antibiotik seperti ciprofloxacin atau azithromycin, istirahat yang cukup, dan konsumsi cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.

Penting juga untuk menghindari makanan atau minuman yang mungkin terkontaminasi serta menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan.

Jangan lupa untuk konsultasikan dengan profesional medis untuk perawatan lebih lanjut, ya!

5. Diare

5. Diare
Pexels/Sora Shimazaki

Diare merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan frekuensi buang air besar dibandingkan keadaan normal, disertai tekstur tinja yang encer.

Beberapa tanda yang umum dialami oleh penderita diare mencakup rasa mulas dan kesulitan menahan buang air besar, sensasi pusing, kelelahan, dan kulit kering karena dehidrasi.

Penanganan diare melibatkan konsumsi cairan yang cukup, istirahat, dan menghindari makanan yang dapat memperburuk kondisi. Penggunaan oralit atau larutan elektrolit juga dapat membantu mencegah dehidrasi.

Jika diare berlanjut atau disertai gejala parah, segera konsultasikan dengan dokter agar tidak semakin parah.

7. Penyakit Kulit

7. Penyakit Kulit
Pexels/Ketut Subiyanto

Dalam kondisi banjir, tak sedikit masyarakat yang terpaksaa harus berjalan melewati genangan air untuk mencari tempat pengungsian.

Permukaan kulit menjadi bagian tubuh yang terpapar langsung dengan air yang telah terkontaminasi bakteri dan jamur, dengan kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan jika kontak langsung dengan air akan mengakibatkan sejumlah gangguan pada kulit mulai dari gatal-gatal hingga berujung infeksi.

Penanganan penyakit kulit akibat banjir melibatkan pembersihan kulit dengan sabun ringan dan air bersih.

Hindari menggaruk area yang terkena dan gunakan krim antimikroba atau salep antibiotik sesuai petunjuk dokter.

Penting juga untuk menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan serta berkonsultasi dengan profesional medis untuk perawatan lebih lanjut jika diperlukan.

Untuk mengurangi risiko kesehatan saat banjir, bersihkan tempat tinggal, cuci tangan, tingkatkan daya tahan tubuh dengan makanan sehat dan minum vitamin, gunakan air bersih, tutup luka dengan perban anti air, dan pakai alas kaki tertutup. Ini dapat mencegah penyakit akibat banjir.

Jangan lupa membawa payung atau jas hujan saat keluar rumah, ya!

Itulah 7 penyakit yang mengintai saat banjirmelanda.

Semoga bermanfaat dan sehat selalu.

Baca juga:

The Latest