Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Dok. Wikipedia
Dok. Wikipedia

Setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia merayakan Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Raden Ajeng Kartini, seorang pahlawan nasional yang memperjuangkan emansipasi perempuan.

Tahun ini, pada 21 April 2025, perayaan akan semakin berarti mengingat kontribusi besar Kartini terhadap kemajuan pendidikan dan hak-hak perempuan di tanah air.

Melalui perjuangan dan tulisan-tulisannya, Kartini telah menginspirasi generasi-generasi berikutnya untuk terus berjuang demi kesetaraan dan keadilan sosial.

Kartini lahir dalam lingkungan priyayi yang mempengaruhi pola pikir dan perjuangannya. Dikenal sebagai sosok yang berpengaruh, semangat dan gagasannya tetap relevan hingga saat ini.

Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk simak Popmama.com merangkum biografi RA Kartini secara lebih detail.

1. Biografi singkat RA Kartini

Dok. Museum Nasional Kebudayaan Dunia

Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah putri dari pasangan Raden Mas Sosroningrat dan Mas Ajeng Ngasirah.

Kehidupan Kartini yang berasal dari kalangan bangsawan priyayi memberikan hak istimewa untuk mendapatkan pendidikan, tetapi juga membawanya pada tradisi tradisional yang menyekat kemauannya untuk mengembangkan diri.

Kartini adalah anak yang cerdas dan berbakat, dikenal dengan fisiknya yang sehat, penuh semangat, serta cepat dalam belajar. Kartini adalah anak keenam dari tujuh bersaudara dan memiliki tiga saudara tiri.

Pada 24 Juli 1903, ia menerima lamaran dari Raden Adipati Djojo Adiningrat, bupati Rembang, dengan syarat ia diizinkan untuk membuka sekolah bagi putri-putri bangsawan.

Kartini menikah pada tanggal 8 November 1903 tetapi harus meninggal dunia hanya setahun kemudian, pada 17 September 1904, usai melahirkan putra pertamanya. Walaupun hidupnya singkat, Kartini meninggalkan warisan berharga yang terus dikenang hingga kini.

2. Riwayat pendidikan RA Kartini

Instagram.com/lampaubercerita

RA Kartini memulai pendidikannya di sekolah dasar Eropa (Europesche Lagere School) pada tahun 1885, dan menunjukkan prestasi cemerlang. Kartini sangat antusias dalam belajar dan memiliki kemampuan yang sangat baik.

Selama masa sekolah, RA Kartini membaca banyak buku dan terinspirasi dari pemikiran sosial-pejuang perempuan, termasuk Pundita Ramabai dari India.

Setelah lulus dari ELS pada tahun 1892, Kartini ingin melanjutkan pendidikan ke HBS di Semarang, tetapi keinginannya ditolak oleh papanya yang memiliki pemikiran konservatif.

RA Kartini kemudian menjalani masa pingitan di rumah, belajar tentang bagaimana menjadi seorang putri bangsawan.

Selama periode ini, meskipun terkurung dalam tradisi, Kartini terus berusaha menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan lain, termasuk menjahit dan memasak. Meskipun ada kesempatan untuk mendapatkan beasiswa di Belanda, ia tidak dapat memenuhi harapan tersebut karena harus menikah.

3. Perjuangan dan jasa RA Kartini

Dok. Museum Nasional Kebudayaan Dunia

Dalam perjuangannya, pada 2 Mei 1898, Kartini dan adik-adiknya dibebaskan dari tradisi pingitan, yang membuka jalan bagi mereka untuk bergaul dengan masyarakat. Selama periode ini, Kartini aktif mendengarkan keluhan masyarakat, terutama terkait permasalahan ekonomi para perajin ukir dan tenun.

RA Kartini berupaya membantu menjual hasil kerajinan mereka, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan para perajin tersebut. RA Kartini juga mencatatkan sejarah dengan mendirikan sekolah bagi anak-anak perempuan pada Juni 1903, yang menjadi bukti perjuangannya dalam akses pendidikan untuk kaum perempuan.

Sekolah ini mengajarkan berbagai keterampilan, mulai dari sopan santun hingga kerajinan tangan. Upayanya dalam mempromosikan pendidikan untuk perempuan sangat monumental dan telah memberikan kesempatan bagi banyak perempuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

RA Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi yang mengubah pandangan terhadap pendidikan dan status sosial perempuan di Indonesia. Melalui tulisan-tulisan dan surat-suratnya, ia mendorong perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya dan tidak terbelenggu oleh tradisi.

Pemikiran-pemikiran Kartini masih terpatri dalam ingatan rakyat Indonesia sebagai inspirasi bagi generasi baru untuk terus melanjutkan perjuangan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan.

Nah, itulah penjelasan terkait biografi RA Kartini yang jasanya terus dikenang bagi masyarakat Indonesia.

Editorial Team