Sebagai orangtua, Mama perlu mengetahui kalau dwarfisme bisa terjadi pada bayi. Saat kelahiran bayi, dwarfisme bisa dideteksi melalui beberapa tanda dan bisa mengenalinya dengan pemeriksaan rutin.
Bahkan sejak masih di dalam kandungan, janin bisa diketahui terkena dwarfisme melalui bantuan ultrasonografi. Beberapa ciri-ciri pada bayi yang terlahir kerdil bisa dilihat dengan beberapa tanda, seperti:
- Bentuk kaki bengkok.
- Tulang hidung tidak rata.
- Rahang bayi terlihat menonjol.
- Tulang belakang bawah melengkung ke arah depan.
- Kepala besar dengan dahi lebar sebagai tanda achondroplasia.
Bahkan jika sudah cukup besar usianya, si Kecil bisa mengalami keterlambatan kemampuan motorik dan imunitas yang mudah menurun.
Untuk melihat dwarfisme pada bayi ini cukup membutuhkan kepekaan. Jika bayi memiliki kecenderungan mengalami dwarfisme proposional, maka lebih mudah dideteksi karena terkait masalah genetik.
Namun, jika sudah menyangkut kekurangan hormon akan lebih sulit untuk dideteksi pada bayi.
Biasanya dwarfisme bisa dideteksi pada bayi jika sudah memasuki usia dua atau tiga tahun. Saat sudah diketahui mengalami dwarfisme, sebaiknya terus melakukan pemeriksaan secara rutin mulai dari mengukur tinggi badan, berat badan hingga lingkar kepala anak.
Baca juga: Stunting pada Anak dan Efeknya Terhadap Pertumbuhan Otak dan Fisik