Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
10 Ciri-Ciri Kelenjar Getah Bening, Waspadai Jika Muncul Gejala Ini.jpg
Freepik

Intinya sih...

  • Kelenjar getah bening bisa membengkak di leher, ketiak, atau selangkangan

  • Rasa nyeri dan tekstur yang berubah menandakan adanya infeksi atau kondisi serius

  • Pembesaran yang tidak normal, tidak mengecil setelah beberapa minggu, dan muncul tanpa sebab jelas perlu diwaspadai

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kelenjar getah bening merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menyaring infeksi dan menjaga kesehatan. Letaknya tersebar di beberapa bagian tubuh seperti leher, ketiak, dan belakang telinga. 

Namun, ada ciri-ciri tertentu yang perlu diperhatikan untuk membedakan kondisi yang masih normal dan kondisi yang harus segera diperiksakan ke dokter. Pemahaman ini penting agar penanganan tidak terlambat.

Untuk membantu mengenalinya, berikut Popmama.com rangkum beberapa ciri kelenjar getah bening yang perlu diwaspadai.

1. Pembengkakan di lokasi tertentu

Freepik

Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya muncul sebagai benjolan kecil di leher, ketiak, atau selangkangan. Kondisi ini terjadi saat tubuh melawan infeksi, sehingga kelenjar bekerja lebih aktif.

Benjolan umumnya terasa lunak, bisa digerakkan, dan ukurannya bervariasi. Menurut Mayo Clinic, letak benjolan juga dapat membantu mengetahui penyebab pembengkakan.

Meski sering tidak berbahaya, Mama perlu perhatikan pembengkakan di area yang tidak biasa, seperti di atas tulang selangka, perlu Mama waspadai karena bisa menandakan masalah kesehatan yang lebih serius.

2. Terasa nyeri atau sensitif saat disentuh

Freepik/8photo

Rasa nyeri pada kelenjar getah bening yang membengkak sering kali menandakan adanya infeksi yang sedang berlangsung. Nyeri ini muncul karena adanya peradangan di dalam kelenjar, sehingga terasa lebih sensitif saat diraba.

Menurut Cleveland Clinic, kelenjar bisa terasa nyeri ketika tubuh sedang melawan infeksi bakteri atau virus. Rasa nyeri ini biasanya disertai dengan gejala lain seperti demam ringan atau kelelahan.

Walaupun terasa mengganggu, kondisi ini umumnya akan membaik setelah infeksi utama sembuh. Namun jika nyeri bertahan lama, Mama sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk memastikan penyebabnya.

3. Teksturnya berubah: keras, karet, atau melekat

vinmec

Kelenjar getah bening yang normal terasa lembut saat disentuh. Tetapi jika teksturnya berubah menjadi keras, kenyal seperti karet, atau terasa menempel pada jaringan di sekitarnya, ini bisa menjadi tanda kondisi lain yang perlu diperiksa.

Medical News Today menyebut perubahan tekstur seperti ini bukan khas infeksi ringan. Kelenjar yang keras dan tidak mudah digerakkan bisa menunjukkan bahwa tubuh sedang merespons sesuatu selain infeksi biasa.

Jika Mama merasakan benjolan yang keras dan tidak bergerak, jangan menunggu terlalu lama. Pemeriksaan medis diperlukan untuk memastikan penyebabnya lebih jelas dan cepat ditangani. 

4. Ukurannya lebih besar dari normal

tmjandsleep

Kelenjar getah bening normalnya berukuran sangat kecil, hampir tidak terasa. Jika ukurannya membesar lebih dari 1–2 cm, itu termasuk tanda yang sebaiknya diperhatikan.

Menurut Mount Sinai, pembesaran yang signifikan bisa berkaitan dengan infeksi yang kuat atau proses peradangan lain dalam tubuh. Ukurannya yang membesar membuat kelenjar lebih mudah diraba, terutama di area leher dan ketiak.

Jika pembesaran terus bertambah tanpa gejala infeksi lain, itu bisa menjadi sinyal bahwa penyebabnya bukan sekadar flu atau radang biasa. Di kondisi seperti ini, pemeriksaan lebih lanjut dianjurkan.

5. Tidak mengecil setelah beberapa minggu

Freepik

Kelenjar getah bening yang membengkak akibat infeksi biasanya akan mengecil setelah tubuh pulih, umumnya dalam waktu 1–2 minggu. Namun jika ukurannya tetap sama atau semakin besar setelah 3–4 minggu, hal ini perlu diwaspadai.

St. Vincent Hospital menjelaskan bahwa pembengkakan menetap bisa menunjukkan infeksi kronis atau kondisi yang tidak berkaitan dengan virus biasa. Durasi menjadi salah satu indikator penting untuk membedakan mana yang normal dan mana yang tidak.

Jika Mama sudah menunggu tapi benjolannya belum mengecil juga, lebih baik segera konsultasi agar penyebabnya bisa diketahui sejak dini.

6. Muncul di lebih dari satu area

Freepik

Jika pembengkakan kelenjar getah bening tidak hanya muncul di satu tempat, misalnya di leher dan ketiak, ini bisa menandakan bahwa tubuh sedang merespons sesuatu yang bersifat menyeluruh, bukan hanya infeksi lokal.

Cleveland Clinic menjelaskan bahwa pembengkakan di banyak area dapat terjadi pada kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan.

Karena penyebabnya bisa lebih kompleks, Mama sebaiknya tidak menunda untuk memeriksakan diri jika menemukan pembesaran kelenjar di lebih dari satu lokasi sekaligus.

7. Disertai gejala lain: demam, keringat malam, berat badan turun

Freepik/jcomp

Pembesaran kelenjar getah bening yang disertai gejala lain seperti demam berkepanjangan atau keringat malam biasanya menjadi tanda yang lebih serius.

Menurut Mayo Clinic, kombinasi gejala seperti ini dikenal sebagai “gejala sistemik”, yang berarti masalahnya tidak hanya di kelenjar, tapi melibatkan kondisi tubuh secara keseluruhan.

Jika Mama juga mengalami penurunan berat badan tanpa alasan jelas, sebaiknya segera konsultasi, karena gejala yang datang bersamaan seperti ini tidak boleh diabaikan. 

8. Terjadi di area yang dianggap serius

Freepik/azerbaijan_stockers

Tidak semua lokasi pembengkakan memiliki tingkat risiko yang sama. Misalnya, pembengkakan di atas tulang selangka (supraklavikula) cenderung lebih dicurigai dibanding pembengkakan di leher biasa.

Mount Sinai menyebut area ini sebagai lokasi yang tidak biasa, karena bisa berkaitan dengan organ lain seperti paru-paru atau saluran pencernaan.

Jika Mama mendapati benjolan di titik ini, meski tidak terasa sakit, tetap lebih aman jika dilakukan pemeriksaan lebih cepat.

9. Tidak bergerak saat ditekan

Freepik

Kelenjar getah bening yang normal biasanya masih bisa digerakkan di bawah kulit. Benjolan terasa lentur dan tidak menempel pada jaringan sekitarnya.

Jika benjolan terasa kaku, menempel, atau tidak bergeser saat disentuh, kondisi ini bisa memberi petunjuk berbeda dari pembengkakan akibat infeksi ringan. Perubahan tekstur ini sering menjadi tanda bahwa penyebabnya perlu ditelusuri lebih jauh.

Cleveland Clinic menjelaskan bahwa benjolan yang tidak dapat digerakkan sebaiknya diperiksa melalui pemeriksaan fisik atau pencitraan medis untuk memastikan penyebabnya dan menyingkirkan kemungkinan kondisi yang lebih serius.

10. Muncul tanpa sebab jelas dan bertahan lama

Freepik/KamranAydinov

Jika Mama tidak sedang sakit, tapi tiba-tiba muncul pembengkakan kelenjar getah bening, itu sudah cukup menjadi alasan untuk memperhatikannya.

Pembengkakan yang berlangsung lebih dari 3–4 minggu tanpa ada gejala infeksi lain biasanya tidak termasuk kategori normal.

Mayo Clinic menekankan bahwa lamanya pembengkakan bisa menjadi indikator penting yang membantu dokter menentukan apakah penyebabnya ringan atau perlu penanganan khusus.

Itu dia ciri-ciri kelenjar getah bening yang perlu Mama perhatikan. Jika Mama merasa ada yang berbeda, jangan ragu untuk konsultasi. Lebih baik cek lebih awal daripada terlambat, ya, Ma! 

Editorial Team