Secara medis, esofagitis bisa terjadi karena oleh infeksi atau iritasi pada kerongkongan. Infeksinya sendiri dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Namun dalam beberapa kasus, ada beberapa faktor yang menyebabkan esofagitis. Berikut penyebabnya:
Eosinophilic esophagitis adalah penyakit sistem kekebalan kronis, di mana sejenis sel darah putih (eosinofil) menumpuk di lapisan tabung yang menghubungkan mulut ke perut (kerongkongan). Ini kemungkinan besar sebagai respons terhadap agen penyebab alergi (alergen) atau refluks asam, bahkan bisa jadi keduanya. Jenis esofagitis eosinofilik dapat dipicu oleh makanan seperti susu, telur dan gandum. Tetapi sebagian orang dengan esofagitis eosinofilik mungkin memiliki alergi non makanan lainnya dan terkadang alergen yang terhirup serbuk sari.
Bahwa lymphocytic esophagitis adalah kondisi langka yang secara histologis ditandai dengan tingginya jumlah limfosit intraepitel esofagus tanpa infiltrasi granulosit yang signifikan. Penyebab esofagitis limfositik sendiri tidak diketahui. Namun penyakit ini dapat menyebabkan gejala yang berbeda. Pada beberapa kasus, esofagitis limfositik dengan riwayat karsinoma sel skuamosa lidah pasca radiasi yang datang dengan disfagia karena striktur esofagus berulang.
Bahwa esofagitis refluks adalah cedera mukosa esofagus yang terjadi akibat aliran retrograde isi lambung ke dalam esofagus. Secara klinis, ini disebut sebagai penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Biasanya, penyakit refluks melibatkan 8-10 cm distal esofagus dan sambungan gastroesofagus. Dengan demikian, komplikasi GERD adalah peradangan kronis dan kerusakan jaringan di kerongkongan.
Penyebab paling umum dari pembengkakan dan iritasi kerongkongan adalah karena infeksi. Kondisinya dapat menyebabkan pembengkakan dan iritasi dari jamur, ragi, virus maupun bakteri. Semuanya dapat memicu kondisi yang disebut esofagitis menular. Siapa pun bisa mendapatkannya, terutama pada seseorang yang memiliki sistem kekebalan melemah, diabetes, kanker dan penggunaan obat steroid atau antibiotik.
Ternyata beberapa obat oral juga bisa menyebabkan kerusakan jaringan jika terlalu lama bersentuhan dengan lapisan kerongkongan. Esofagitis yang diinduksi obat atau pil adalah cedera mukosa esofagus yang disebabkan oleh obat dan biasanya mengacu pada efek toksik langsung pada mukosa esofagus oleh obat penyebab. Gejala umum yang paling sering terjadi yakni nyeri retrosternal, disfagia atau odinofagia.