Konsumsi Jamu untuk Kesehatan, Simak Cara Cek Keaslianya di BPOM

Telah belasan ribu jamu terdaftar di BPOM Ma

30 Juni 2021

Konsumsi Jamu Kesehatan, Simak Cara Cek Keaslia BPOM
Instagram.com/buktialami

Selain dengan vitamin dan juga berolahraga, masyarakat Indonesia banyak memilih jamu sebagai penambah imun di masa pandemi. 

Meski begitu tahukah cara memastikan keamanan jamu yang kamu beli dan konsumsi itu. 

Jika belum, Popmama.com akan ulas bagaimana cara kamu mengecek keabsahan izin jamu yang kamu konsumsi, hasil pantauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berikut ini. 

1. Telah 11 ribu jamu terdaftar di BPOM

1. Telah 11 ribu jamu terdaftar BPOM
Instagram.com/buktialami

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM, Reri Indriani mengatakan, sampai saat ini sudah ada sebanyak 11.000 jamu yang terdaftar di BPOM.

“Jumlah yang terdaftar di Badan POM itu sudah cukup banyak 11.000,” ungkap Reri dalam Webinar Bincang Bincang Seputar Penggunaan Obat Tradisional Aman Selama Masa Pandemi, Kamis (27/5/2021) lalu.

Editors' Pick

2. Kelompok pertama disebut jamu

2. Kelompok pertama disebut jamu
Instagram.com/santhiserad_food

Masih dari sumber sama, dikatakan bahwa jamu termasuk dalam obat herbal yang sesuai dengan peraturan BPOM. 

Dimana, obat herbal tersebut yang oleh BPOM dibagi menjadi tiga kelompok. 

“Jadi yang dimaksudkan dengan obat herbal itu sesuai dengan peraturan Badan POM. Yang dibagi atas tiga kelompok. Pertama adalah jamu. Kemudian pembuktian keamanan dan manfaatnya ini melalui empiris ya. Turun-temurun dan tahun kodenya adalah TR diikuti 9 digit,” ungkapnya kembali. 

3. Kelompok kedua atau Obat Herbal Terstandar

3. Kelompok kedua atau Obat Herbal Terstandar
Instagram.com/kiostitibjm

Masuk dalam kelompok kedua adalah OHT atau obat herbal terstandar.

“Saat ini jumlahnya yang terdaftar di Badan POM sebanyak 63. Masih baru 63, tetapi pembuktiannya lebih meningkat lagi. Kalau tadi jamu hanya berdasar  pada warisan turun-enurun, ini sudah dibuktikan melalui uji praklinik dengan menggunakan hewan uji. Jadi uji toksisitas dan farmakodinamikk untuk melihat manfaatnya. Dan bahan baku produksinya sudah terstandarisasi,” jelas Reri lagi. 

4. Kategori ketiga atau Fitofarmaka

4. Kategori ketiga atau Fitofarmaka
Instagram.com/eapoteker

Masuk dalam kategori ketiga adalah fitofarmaka. Jenis kelompok ini telah melalui pengujian terhadpa manusia dan juga hewan. 

“Nah yang paling tinggi, yang ketiga adalah fitofarmaka, jumlahnya masih sangat terbatas sekitar 32. Fitofarmaka ini sudah melalui uji klinik pada manusia dan uji praklinik pada hewan kemudian uji klinik pada manusia. Baik bahan baku atau produknya sudah terstandarisasi.”

Tidak hanya itu kelompok ketiga ini, kata Reri sudah menggunakan kalimat klaim. 

“Misalnya untuk membantu menurunkan hipertensi membantu menurunkan gula darah, tapi juga ada yang sebagai terapi. Tadi membantu menurunkan berarti dia dikombinasi dengan obat kimia tapi ada juga yang sebagai tunggal misalnya pada keadaan defisiensi seperti itu,” pungkasnya.

Nah Ma, jadi itulah tiga jenis yang harus kamu kenal. Jangan sampai kamu salah beli ya.

Belinya kelompok jamu tapi klaimnya sangat tinggi. Mungkin bila itu masuk Fitofarmaka baru benar Ma bila diikuti klaim. 

Baca juga: 

The Latest