Belum Usai! Pemerintah Antisipasi Masuknya Varian Baru Virus Corona

Belajar dari kasus di India, Pemerintah RI berikan peringatan pada masyarakat mengenai varian baru

26 April 2021

Belum Usai Pemerintah Antisipasi Masuk Varian Baru Virus Corona
Dok. Humas KPK

Lonjakan kasus di negera India menjadi pelajaran bagi Indonesia, kini pemerintah Indonesia masih mengusahakan yang terbaik untuk memerangi pandemi. 

Selain secara persuasif membimbing kita agar tidak melakukan mudik terlebih dahulu di bulan Ramadan, dengan segala aturan-aturan yang selalu dibuat penyesuaian agar lebih baik tentunya. 

Pemerintah juga mencoba menahan laju gempuran adanya lonjakan kasus dari varian baru yang sudah marak di berbagai negara, termasuk didalamnya yang ditemukan di India. 

Popmama.com akan berikan info mengenai antisipasi pemerintah dalam menahan masuknya varian baru. Selengkapnya di artikel ini. 

1. Antisipasi masuknya empat varian strain baru virus Corona

1. Antisipasi masuk empat varian strain baru virus Corona
Pexels/cottonbro

Indonesia melalui Menteri Kesehatannya, menyatakan tengah bersiap mengantisipasi masuknya varian baru virus corona, dari sejumlah negara di dunia.

Virus tersebut di antaranya B.1.1.7 dari Inggris, B.1.351 dari Afrika Selatan, P.1 dari Brasil, serta varian mutasi ganda B.1.617 di India yang diperkirakan lebih berbahaya dan infeksius.

Varian baru virus corona ini jelas memunculkan kekhawatiran adanya lonjakan kasus secara global di tiap negara.

“Gelombang kasus di India dipengaruhi mutasi virus dan pelonggaran penegakan protokol kesehatan. Akibatnya, penularan terjadi kembali dengan mutasi baru dan naik sangat tinggi. Ini pelajaran bagi kita semua agar selalu berhati-hati mengamati laju penularan Covid-19 ini,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dari kemkes.go.id, Jumat, (23/4).

Editors' Pick

2. Imbau untuk segera lakukan vaksinasi

2. Imbau segera lakukan vaksinasi
Pexels/Gustavo Fring

Menkes juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Republik Indonesia (RI) agar segera melakukan vaskinasi di sentra vaksinasi terdekat. 

Hal ini dilakukan guna meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap kasus strain baru yang bisa saja mengjadi kasus di Indonesia.

“Kita harus selalu hati-hati, kita harus mempercepat program vaksinasi dan menjalankan protokol kesehatan untuk memastikan bahwa pada saat varian of convern B117 ini makin besar porsinya, kita siap,” tegas Budi.

3. Perketat survelains genomik di tiap pintu masuk negara

3. Perketat survelains genomik tiap pintu masuk negara
Pexels/Gustavo Fring

Budi menyebut, dengan adanya lonjakan kasus yang terjadi di negara India, pemerintah sudah mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi masuknya mutasi virus corona ini masuk ke Indonesia. 

Yakni dengan memperkuat surveilans genomik di pintu-pintu masuk negara, baik itu darat, laut, dan juga udara.

"Bagi WNI (Warga Negara Indonesia) yang pernah mengunjungi India dalam kurun waktu 14 hari terakhir, tetap diperbolehkan kembali ke Indonesia dengan syarat harus menjalani karantina 14 hari dan dua kali test swab PCR di awal dan akhir karantina," kata Menkes.

4. Selalu jaga protokol kesehatan yang telah berlaku

4. Selalu jaga protokol kesehatan telah berlaku
Pexels/cottonbro

Di samping antisipasi penyebaran mutasi virus corona, Menkes juga mengimbau pada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman Covid-19, dengan selalu menerapkan protokol kesehatan. 

Hal ini perlu terus didisplinkan agar tren penurunan kasus dan peningkatan kasus sembuh bisa terus terjaga dengan baik.

“Kita bersyukur bahwa Indonesia kasus konfirmasi dan begitu juga yang dirawat di RS menurun cukup jauh dibandingkan awal tahun. Penurunan itu jangan membuat kita lengah, kita harus tetap waspada dengan menjalankan protokol kesehatan sesuai yang diterapkan di PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Mikro,” kata Budi.

Begitulah yang pemerintah RI usahakan untuk rakyatnya. Semoga kamu memahami maksud dan upaya pemerintah ini, dengan sikap yang mendukung penerapan-penerapan kebjiakan, agar masyarakat lekas sehat seribu persen dari virus corona. 

Baca juga:

The Latest