Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Dok. TikTok Tokopedia
Dok. TikTok Tokopedia

Saat ini kemunculan berbagai platform online di era digital ini, bukan hanya untuk hiburan saja. Platform online kini juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat promosi hingga transaksi untuk mendapat penghasilan. 

Kemudahan dalam memanfaatkan platform online juga mendukung perempuan untuk dapat berpenghasilan sendiri lewat bisnis online hingga content creator affiliate. Hal ini menjadi wujud bahwa di era digital ini perempuan juga dapat berdaya.

Dalam rangka merayakan Hari Kartini, para perempuan hebat berbagi kisah mereka untuk berdaya lewat platform online. Hal ini terungkap dalam Kita Hebat, Kita Bisa: Berdayakan Perempuan bersama TikTok, Tokopedia, dan TikTok Shop yang berlangsung daring pada Kamis (17/4/25).

Simak penjelasan lebih lanjut seputar hadirnya platform online kuatkan pemberdayaan perempuan di era digital yang telah Popmama.com rangkum berikut ini.

Bisnis Online Kuatkan Perempuan untuk Semakin Berdaya

Dok. Bolosego

Peluang berbisnis online di era digital ini juga ikut menguatkan tekad para perempuan untuk berdaya. Latar belakang yang bermacam-macam dari para perempuan Indonesia sukses melahirkan bisnis yang berkembang di platform online.

Bisnis Bolosego yang didirikan oleh Dyah Laily Fardisa menjadi contoh bahwa perempuan dapat terus berkarya dan melahirkan peluang baru lainnya. Dyah mendirikan bisnis ini pada tahun 2020 di Yogyakarta karena dirinya dan suami terkena badai PHK akibat pandemi Covid-19.

Dyah yang sebelumnya bekerja di dunia digital marketing akhirnya memutar otak bagaimana harus tetap mendapat penghasilan setelah terputusnya sumber keuangan di rumah. Dirinya kemudian mencoba memasarkan usaha kuliner oseng mercon iga sapi khas Yogyakarta yang masih jarang ditemui lewat platform online.

"Pada saat itu tidak hanya saya, tapi suami saya pun sama gitu mengalami dampak serupa, di lay off juga dari perusahaannya. Kondisi itu justru membuat saya semakin oke, perempuan tidak hanya harus nunggu dan berpasrah, tapi harus bergerak," ujar Dyah, pendiri bisnis kuliner online Bolosego, Kamis (17/4/25).

Ia mengatakan awal mula Bolosego ini lahir saat dirinya bertemu dengan ibu-ibu penjual gudeg mercon yang berhenti jualan akibat pandemi. Kondisi yang sama ini membuat Dyah mengajak bekerjasama untuk mendapatkan produk oseng mercon khas Yogyakarta yang dipasarkan olehnya lewat platform online.

Lewat Bolosego, kini Dyah berhasil mempekerjakan 150 pekerja dengan kurang lebih 80 ibu-ibu yang bekerja memasak produk oseng mercon. Ia mengatakan bahwa bisnis yang didirikannya ini menjadi wadah ibu-ibu untuk berkarya.

Berpeluang Lahirkan Bisnis dengan Pekerja Mayoritas Perempuan

Instagram.com/yunnamercier

Hal serupa juga terjadi pada Yunna Mercier yang mendirikan produk kecantikan Animate karena kulitnya yang sensitif dan tidak kunjung menemukan skincare yang cocok. Animate sendiri memiliki filosofi menghidupkan kepercayaan diri perempuan untuk mendukung berbagai aspek kehidupan, termasuk perekonomian yang baik.

Produk yang didirikan pada tahun 2021 ini juga berhasil memberdayakan perempuan dengan 70% dari total 800 karyawan merupakan pekerja perempuan. Terbagi di dua lokasi, sekitar 600 karyawan perempuan berada di pabrik dan 200 sisanya berada di kantor utama.

"Adanya brand ini juga selain membantu perekonomian di Indonesia dengan mempekerjakan dan memberdayakan wanita, juga bisa bermanfaat bagi para penggunanya sehingga mereka cocok, suka. Mereka juga bisa lebih percaya diri (dan) juga bisa jadi wanita yang sukses," ujar Yunna, pendiri produk skincare Animate.

Fenomena bisnis online yang kian berkembang saat dirinya mendirikan produk ini juga memicu Yunna untuk memasarkan produknya lewat platform online. Ia mematahkan stigma bahwa perempuan tidak boleh bekerja dan berkarier lewat suksesnya produk Animate di pasaran.

Ia membuktikan bahwa stigma perempuan tidak bisa bekerja dan berkarya sudah tidak berlaku lagi karena kini banyak platform yang mendukung. Selain berbisnis seperti dirinya, content affiliate yang memasarkan produknya juga menjadi bukti bahwa perempuan juga bisa berpenghasilan.

Platform Online Juga Dukung Berkarya Sekaligus Berbagi Inspirasi

Dok. TikTok Tokopedia

Berbekal latar belakangnya sebagai guru sejarah di MAN 1 Yogyakarta, Suci Ambar Wati berinovasi dengan mulai membuat konten edukatif di platform tersebut. Metode mengajar yang kreatif dengan memanfaatkan TikTok ini juga membuat Suci berhasil meraih penghargaan "Guru Terinovatif".

Latar belakang dirinya mulai menjadi content creator edukasi adalah pengalaman dirinya yang mengikuti lomba namun tidak berhasil juara. Suci kemudian eksplorasi cara mengajarnya hingga akhirnya memilih TikTok lewat akun bernama @suciambarwati25 sebagai media pembelajaran.

"Kayak kemarin terakhir aku mudik kan kak ke Lampung. Itu aku nyempet-nyempetin mampir ke Serang untuk mencari tempat-tempat bersejarah yang bakal nanti aku ceritain ke khalayak, termasuk salah satunya ke peserta didik aku," kata Suci, guru sejarah di MAN 1 Yogyakarta.

Kisahnya ini turut menginspirasi para perempuan untuk berkarya dan berbagi pengetahuan mereka di ruang digital. Ia menjadi contoh bahwa content creator bukan hanya membuat konten hiburan saja, tetapi juga bisa berupa edukasi.

Suci juga berhasil menggambarkan bahwa perempuan tidak hanya mengikuti arus saja, tetapi juga dapat menciptakan hal yang baru. Kesuksesannya di bidang kreator edukasi ini dapat membuka jalan bagi perempuan lain untuk berani berbagi dan menginspirasi.

Wujudkan Konten yang Menghasikan Uang untuk Ibu Rumah Tangga

Dok. Amelia Hasanah

Amelia Hasanah yang merupakan ibu rumah tangga juga membuktikan meski hanya di rumah, dirinya juga dapat berkarya dan menghasilkan uang. Ia termotivasi menjadi kreator affiliate untuk menyalurkan hobinya di bidang fashion.

Lewat akunnya @amel_queens, Amel yang berlatar belakang pendidikan ekonomi-bisnis mulai mencoba berjualan online dengan melakukan live streaming. Ia akhirnya mendapat kesempatan menjadi affiliator produk yang fokus membuat konten di dunia fashion. 

'Berawal dari pandemi itu, jadi saya sebagai seorang istri harus memutar otak karena suami saya kan putus kerjaan, gitu. Nah, sedangkan setelah kuliah itu, setelah lulus wisuda, saya sudah mempunyai seorang anak dan berstatus seorang istri juga. Itu benar-benar sangat sulit sih bagi saya untuk cari pekerjaan di perusahaan. Akhirnya memutuskan untuk kayak sambil (berjualan di) online shop," jelas Amelia, kreator konten affiliate.

Ia memantau fenomena berjualan online di mana banyak para kreator yang juga membuat konten spill produk yang digunakan. Amel kemudian mencoba merambah ke dunia content affiliate dan mulai memasarkan bermacam-macam produk sampai akhirnya berfokus di dunia fashion.

Itu dia berbagai kisah dari para perempuan hebat yang membuktikan hadirnya platform online kuatkan pemberdayaan perempuan di era digital. Perempuan juga bisa berdaya dengan berbisnis, menjadi content creator, hingga content affiliate lewat platform online.

Yuk teruskan pemberdayaan perempuan yang telah diperjuangkan oleh R.A Kartini dengan memanfaatkan platform online untuk terus berkarya.

Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan di Indonesia!

Editorial Team