Pertama, pikirkan matang-matang jenis bisnis bakery yang Mama inginkan. Pastikan Mama membuat rencana yang matang, baik dari segi potensi pasar maupun budget yang ada.
- Kedua, selalu mendata laporan keuangan yang ada. Bila perlu, Mama bisa mempelajari aneka software yang tersedia secara gratis, misalnya melalui Google Sheets.
- Ketiga, tentukan lokasi yang strategis dan pastikan Mama mendapatkan izin atau lisensi yang diperlukan. Ini sangat mempengaruhi target pasar toko ke depannya.
Keempat, sambil berjualan, selalu update strategi branding dan pemasaran yang menarik. Buatlah akun bisnis di segala media sosial, dan perkuat ‘identitas’ brand toko kamu agar pembeli selalu terpikat untuk mampir.
Tips untuk Memulai Bisnis Bakery ala Pemilik Baking Hub M Kitchen

Pernahkah Mama terpikat untuk menonton konten-konten baking atau cooking di media sosial? Setelah menonton itu, mungkin Mama tidak hanya ingin mencoba resepnya, tapi juga mulai terpikir untuk menjadikannya peluang usaha kecil-kecilan.
Atau mungkin, pernahkah di waktu luang Mama membuat kue kering, lalu dibagikan ke tetangga, dan mereka justru menyarankan untuk mulai menjualnya?
Ide dan mimpi itu mungkin sudah lama ada di benak Mama, tapi ada rasa ragu karena memulai usaha memang tidak mudah—perlu waktu, tenaga, dan tentu saja modal.
Tapi tenang, Ma, setiap proses pasti butuh perjuangan. Nah, kali ini yuk kita simak kisah inspiratif dari Ermila Tobing, pemilik M Kitchen, sebuah usaha baking hub di Jakarta yang terus berkembang dan membuka peluang bagi banyak orang untuk ikut merasakan manisnya dunia baking.
Di artikel ini, Popmama.com akan membagikan cerita Ermila Tobing dalam mendirikan usahanya, diakhiri dengan tips untuk memulai bisnis bakery untuk Mama. Simak ceritanya, yuk, Ma!
Awal Mula Merintis Usaha Bakery

Ermila Tobing, pemilik usaha M Kitchen, menjelaskan bahwa motivasi awalnya dalam membangun bisnis ini berawal dari pengamatannya terhadap lingkungan sekitarnya. Ia melihat bahwa kegiatan membuat kue dan roti bukan hanya sekadar rutinitas harian, melainkan juga menjadi aktivitas yang memberikan ketenangan.
“Meskipun sibuk, banyak orang melihat baking bukan hanya sebagai kegiatan, tetapi juga sebagai terapi yang menyenangkan,” ujarnya.
Ia juga menyadari bahwa saat ini makanan tidak lagi hanya dipandang sebagai kebutuhan pokok, melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup, terutama di kalangan anak muda. Usaha bakery, café, dan tempat berkumpul lainnya memiliki potensi besar untuk menarik minat pasar tersebut.
Dalam membangun usahanya, Ermila memiliki visi untuk menjadikannya sebagai pusat perlengkapan baking yang terpercaya, sekaligus menjadi pilihan utama bagi siapa pun yang ingin belajar membuat roti, kue, dan pastry.
“Kami percaya bahwa cinta dan kebahagiaan dapat dimulai dari cita rasa makanan yang enak, terutama yang dibuat sendiri di rumah. Kami hadir bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga menjadi bagian penting dalam setiap momen,” ungkap Ermila.
Meski anak muda menjadi salah satu target pasar, Ermila tidak membatasi usahanya hanya pada segmen tersebut.
Ia ingin membangun ekosistem baking yang inklusif, yang mencakup berbagai kalangan—mulai dari ibu rumah tangga, pemilik café dan restoran, hingga generasi muda yang ingin belajar dan mendalami dunia baking.
Perjalanan Dimulai dari Rumah Usaha di Daerah PIK

Usaha ini mulai berdiri pada tahun 2015 sebagai toko kecil perlengkapan baking yang hanya melayani daerah Pantai Indah Kapuk.
Seiring berjalannya waktu, pelanggan semakin banyak, dan pada tahun 2020 Ermila berhasil membuka toko kedua di Emporium Pluit Mall. Sayangnya, karena pandemi, toko kedua harus ditutup pada tahun 2022.
Di tahun 2023, toko utama pindah ke tempat yang lebih besar untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Lalu pada tahun 2024, usaha ini semakin melebarkan sayapnya dengan penyelenggaraan kelas baking rutin.
Perilisan Baking Studio

Pada Bulan Mei 2025 nanti, Ermila akan meresmikan baking studio yang berada di lantai 2 sebagai tempat khusus untuk peserta baking class, sehingga kegiatan ini bisa berjalan maksimal.
“Baking class yang kami adakan memberikan kesempatan bagi peserta dalam belajar teknik baru dalam baking sambil bersosialisasi. Kelas ini tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga menciptakan rasa bahagia dan kepuasan ketika melihat hasil karya sendiri,” tuturnya.
Tantangan yang dihadapi

Seperti kebanyakan orang yang baru memulai usaha kecil, terjun ke dunia bakery juga tidak lepas dari tantangan. Mulai dari proses awal memulai sampai melewati tahun pertama yang penuh perjuangan.
Mungkin Mama sering dengar soal banyaknya usaha kecil yang gagal di tahun pertama, tapi yang perlu diketahui juga, industri bakery justru terus berkembang—rata-rata naik sekitar 1,7% per tahun, dan bahkan lebih tinggi lagi di tahun 2021 menurut data IBIS World.
Untuk Ermila sendiri, tantangan terberat datang waktu pandemi. Saat itu, toko keduanya yang baru buka di tahun 2022 harus direlokasi karena kondisi yang kurang mendukung.
Tapi dari situ juga, ia belajar banyak untuk tetap bertahan dan terus berkembang.
Dampak kepada Konsumen

Selain menjadi pusat perlengkapan baking, usaha milik Ermila ini juga merambah ke bidang edukasi melalui kelas baking. Peserta kelasnya pun beragam—mulai dari anak sekolah yang baru mengenal alat-alat dapur, orang dewasa, hingga lansia yang ingin menyalurkan hobi.
Tentu saja, setiap kelas disesuaikan dengan usia dan kebutuhan masing-masing peserta, agar proses belajarnya tetap menyenangkan dan efektif.
"Peserta baking class kami hampir selalu memberikan feedback positif. Mereka merasa lebih percaya diri dalam memasak dan bahkan mulai tertarik untuk berwirausaha di bidang baking," tambahnya.
Tips Memulai Usaha Bakery

Jika Mama berminat untuk membuka usaha bakery, ada beberapa tips yang bisa diterapkan. Jangan ragu untuk memulai perjalanan bisnis, namun pastikan Mama sudah mempersiapkan dengan baik.
Manfaatkan Sosial Media

Di era digital ini, Mama bisa memanfaatkan media sosial sebaik mungkin, karena kehadiran di platform ini bisa meningkatkan kesadaran orang banyak terhadap brand toko Mama. Media sosial juga efektif dalam mendorong penjualan dan menarik calon pelanggan baru.
Selain itu, media sosial membantu membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan. Di tengah ramainya iklan, media sosial bisa menjadi cara yang lebih segar dan personal untuk menjangkau audiens.
Iklan akan muncul ketika mereka membutuhkannya. Jadi, audiens yang Mama capai bisa lebih tepat sasaran. Bagi small business seperti ini, media sosial sangat berguna untuk memberikan peluang agar dapat tampil menonjol di antara perusahaan-perusahaan besar.
Begitulah cerita Ermila Tobing dan usaha bakery hub-nya disertai tips untuk memulai bisnis bakery untuk Mama. Siapkah Mama untuk memulai usaha baru nan menjanjikan ini?



















