Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Hipertensi Sering Diabaikan karena Minim Gejala, Dokter Beritahu Cara Pengendaliannya!.png
Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Intinya sih...

  • Hipertensi sering diabaikan karena minim gejala, padahal penyakit ini disebut 'The Silent Killer' karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius.

  • Morning surge atau kenaikan darah di pagi hari menjadi ancaman serius bagi penderita hipertensi, biasanya terjadi pada pukul 6-10 pagi.

  • Dokter beritahu cara pengendalian tekanan darah agar tetap terjaga, mulai dari pola hidup sehat hingga penggunaan obat atau terapi sesuai anjuran.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hipertensi menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan masalah kesehatan serius, tetapi masih sering disepelekan karena minim gejala. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukan prevalensi hipertensi pada orang Indonesia mencapai 30,8% pada penduduk berusia 18 tahun, namun hanya 8,6% yang terdiagnosis oleh dokter.

Artinya, kesadaran masyarakat akan bahaya hipertensi masih sangat minim dan cenderung diabaikan. Padahal, hipertensi juga kerap disebut sebagai ‘The Silent Killer’ karena dapat menyebabkan kerusakan organ vital seperti jantung, ginjal, otak, dan pembuluh darah tanpa gejala. 

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional 2025, Bayer Indonesia menekankan pentingnya edukasi bahaya hipertensi lewat ‘The Science Behind: The Importance of 24-hour Hypertension Management’ yang diadakan di Jakarta, Kamis (20/11/25). 

Berikut informasi lebih lanjut yang telah Popmama.com rangkum seputar hipertensi sering diabaikan karena minim gejala dan begini cara pengendaliannya!

Satu dari Tiga Orang Dewasa di Indonesia Menderita Hipertensi

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Hipertensi masih menjadi salah satu tantangan kesehatan terbesar di Indonesia, sebab pengendaliannya dan edukasi masyarakat akan penyakit ini masih minim. Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia hidup dengan tekanan darah tinggi, namun hanya 18,9% yang mencapai tekanan darah terkontrol.

“Data menunjukkan paling sedikit satu dari tiga orang dewasa atau satu dari empat orang dewasa di Indonesia penyintas hipertensi,” kata dr. Tunggul D. Situmorang, Sp. PD-KGH, Dokter Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi, Kamis (21/11/25).

Penyakit ini juga kerap disebut sebagai silent killer karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, namun masih banyak diabaikan oleh masyarakat karena gejalanya tidak terasa. Sebagian besar pasien bahkan menyadari menderita penyakit ini setelah mengalami komplikasi serius, seperti stroke, kerusakan ginjal, dan serangan jantung.

”Keadaan ini merupakan suatu pembunuh diam-diam atau silent killer karena tidak bergejala sebelumnya. Jadi nanti kita lihat sebenarnya dia tidak bergejala, tetapi sudah bisa menyebabkan kerusakan organ yang mempunyai pembuluh darah, semua organ kita punya pembuluh darah kecuali rambut,” tambahnya. 

Morning Surge Jadi Ancaman Penderita Hipertensi di Pagi Hari

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Tekanan darah dapat berubah sewaktu-waktu karena dapat naik dan turun mengikuti jam biologis tubuh. Saat tidur, tekanan darah cenderung turun secara alami, namun akan lebih meningkat dan melonjak cepat di pagi hari, terutama pukul 6 - 10 pagi, ini disebut sebagai morning surge.

“Tekanan darah tinggi ini sehari-hari turun di malam hari, ini yang disebut dengan morning surge. Jadi serangan surge, serangan MCI, sering pada pagi hari ya karena ini. Jadi inilah yang disebut dengan reality of blood pressure, jadi turun naiknya tekanan darah, makin banyak ini, makin tinggi hectic nya, maka organ targetnya akan makin cepat rusak,” kata Dokter Tunggul. 

Tekanan darah memang cepat berubah, biasanya melonjak di pagi hari karena tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol, epinerin, dan norepinefrin saat bangun tidur. Hal ini yang menjadi alasan mengapa serangan jantung dan stroke lebih sering terjadi di pagi hari.  

Morning surge adalah momen paling berisiko. Lonjakan tekanan darah setelah bangu tidur dapat memicu stroke atau serangan jantung terutama pada pasien hipertensi derajat ke 2 dan 3. Inilah mengapa pasien perlu melakukan pengecekan tekanan darah secara mandiri dan teratur di pagi dan malam hari. Selain itu, penting untuk patuh pada pengobatan agar tekanan darah terkendali selama 24 jam untuk melindungi pasien dari komplikasi serius,” tambahnya. 

Hipertensi dapat Menyebabkan Berbagai Komplikasi Serius

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Hipertensi menjadi penyebab utama orang Indonesia mengalami gagal ginjal dan dialisis, biasanya tidak terkendali akibat faktor pasien yang kurang pengetahuan tentang hipertensi, perilaku dan motivasi yang rendah, dan merasa tidak sehat sehingga tidak minum obat. Padahal, hipertensi perlu dikendalikan agar tidak melonjak dengan drastis dan menyebabkan berbagai komplikasi penyakit, mengingat hipertensi tidak memiliki gejala. 

“Dia (hipertensi) akan mengenai semua orang yang mempunyai pembuluh darah, jadi mulai dari otak, mata, jantung, ginjal, dan itu bisa stroke, kebutaan, gagal jantung, dan gagal ginjal,” tuturnya.

Proporsi pasien hipertensi di Indonesia yang belum terkendali juga masih cukup besar, yakni mencapai 81,1%. Salah satunya disebabkan rendahnya kepatuhan pasien terhadap pengobatan hipertensi dan minimnya pemantauan secara mandiri. 

“Pengobatan hipertensi bukan sekadar menurunkan angka-angka itu, tetapi menjaga tekanan darah tetap stabil 24 jam sesuai dengan target, melindungi organ-organ yang tadi, meningkatkan kualitas hidup, dan menurunkan risiko-risiko kejadian yang akut,” tutur Dokter Tunggul.

Kendalikan Hipertensi dengan Gaya Hidup Sehat dan Manajemen Hipertensi

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Tekanan darah perlu dikendalikan karena penurunan sedikit saja dapat memberikan manfaat yang besar dalam mencegah komplikasi akibat hipertensi. Hanya dengan turun 5 mm/Hg saja, risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular akan turun hingga 5%, risiko akibat penyakit jantung koroner turun 8%, risiko kardiovaskular mayor turun 10%, risiko stroke turun 13%, dan risiko gagal jantung turun 13%. Nah, gaya hidup sehat sangat berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah dengan menerapkan beberapa hal berikut:

  • Pertahankan berat badan sehat (BMI 23 kg/m2) sebab penurunan 1 kg berat badan dapat menurunkan 1 mmHg tekanan darah sistolik

  • Pola makan seimbang dengan banyak konsumsi sayur dan buah segar, serta prioritaskan protein, makanan tinggi kalium, dan produk nabati

  • Rajin beraktivitas fisik dengan latihan aerobik (jalan, bersepeda, berenang) minimal 30 menit/hari selama 3-5 kali dalam seminggu

  • Menambah latihan ketahanan untuk membantu kontrol tekanan darah

  • Batasi asupan garam sebanyak 5-6 gram/hari atau 1 sdt garam per hari, idealnya 1,5 gram per hari.

  • Berhenti merokok dan konsumsi alkohol karena dapat meningkatan tekanan darah dan menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.

Untuk mencapai kontrol tekanan darah yang optimal, pengelolaan hipertensi perlu pendekatan holistik dengan menggabungkan gaya hidup sehat dengan penggunaan obat sesuai dengan anjuran dokter. Pasien juga harus melakukan pemantauan mandiri, patuh mengonsumsi obat, dan melakukan pencatatan tekanan darah agar dokter dapat menyesuaikan terapi dan menentukan obat yang diperlukan, intensifikasi terapi, atau perubahan gaya hidup tertentu.

Pengendalian tekanan darah selama 24 jam penting agar tetap dalam batas normal, yakni tekanan darah sistolik < 130 mmHg dan/atau diastolik < 85 mm/Hg. Pemanfaatan teknologi Osmotic-controlled Release Oral Delivery System (OROS) pada Nifedipine GITS dari Bayer Indonesia memungkinkan pelepasan obat secara stabil selama 24 jam, melindungi pasien dari morning surge, dan menjaga tekanan darah tetap stabil. 

Itu dia penjelasan seputar hipertensi sering diabaikan karena minim gejala dan begini cara pengendaliannya.

Penting untuk menjalani gaya hidup sehat dan melakukan manajemen hipertensi agar tekanan darah tetap terkendali! 

FAQ Seputar Hipertensi

Apa itu hipertensi?

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis dimana tekanan darah di arteri meningkat secara konstan, dengan angka di atas 140/90 mmHg.

Apa ciri hipertensi naik?

Sering kali, hipertensi tidak menunjukkan gejala, namun ketika parah bisa menimbulkan tanda-tanda seperti sakit kepala, pusing, penglihatan kabur, dan telinga berdenging.

Konsumsi apa agar tensi turun?

Penderita darah tinggi sebaiknya menghindari makanan tinggi garam, lemak jenuh dan lemak trans, gula berlebihan, makanan olahan, serta minuman beralkohol dan berkafein.

Editorial Team