Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Jangan Bersihkan Luka Pakai Alkohol, Air Liur, atau Pasta Gigi! Begini Perawatan yang Benar.png
Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Intinya sih...

  • Banyak mitos soal perawatan luka yang dipercaya masyarakat, alkohol, air liur, pasta gigi, minyak, bahkan oli masih dipercaya bisa sembuhkan luka.

  • Jangan disepelekan, luka harus ditangani dengan benar karena dapat menimbulkan infeksi dan bekas luka.

  • Luka harus tetap lembap sebelum diberi plester dan pastikan tidak ada kontaminasi agar cepat kering dan sembuh.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perawatan luka sering kali dilakukan dengan cara yang kurang tepat, ditambah berbagai mitos yang beredar di masyarakat soal penanganan luka tidak sesuai dengan standar medis. Padahal, cara penanganan luka sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhannya. 

Tidak sedikit masyarakat yang masih banyak yang percaya dengan mitos dengan memberikan alkohol, air liur, atau pasta gigi dapat membuat luka cepat membaik. Dalam kacamata medis, bahan-bahan tersebut sama sekali tidak membantu penyembuhan dan bisa memperparah infeksi, apalagi jika luka tidak dibersihkan dengan benar.

Penanganan luka yang tepat juga dijelaskan oleh para ahli farmasi dalam acara First Aid Conference 2025 diikuti dengan peluncuran buku panduan penanganan luka untuk apoteker di Kuningan, Jakarta, Kamis (16/10/25).

Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi soal jangan bersihkan luka pakai alkohol, air liur, atau pasta gigi dan bagaimana cara perawatan yang benar. 

Banyak Mitos soal Perawatan Luka yang Dipercaya Masyarakat

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Cara perawatan luka yang banyak beredar di masyarakat masih dibalut dengan berbagai mitos yang mayoritas tidak terbukti secara ilmiah. Berbagai bahan yang secara logika tidak mengandung manfaat untuk penyembuhan masih banyak dipercaya, padahal bisa berisiko untuk proses penyembuhan luka.

“Ada pasien datang, kemudian kecelakaan, kasih oli semuanya dengan mitos supaya dingin. Itu tidak hanya menyulitkan dalam melihat lukanya, tapi justru malah membuat lukanya menjadi semakin parah,” ungkap Dr. Apt. Lusy Noviani, M.M., Kamis yang menjelaskan pengalamannya menangani salah satu pasien, Kamis (16/10/25).

Beberapa mitos seperti menggunakan air liur, pasta gigi, minyak, bahkan oli untuk penanganan luka sebenarnya hanya mitos yang tidak terbukti secara ilmiah efektif menyembuhkan luka. Apoteker lulusan Universitas Gadjah Mada tersebut juga mengungkapkan tidak sedikit pasien yang memilih membiarkan luka kering dengan sendirinya, padahal cara yang tidak sesuai medis tersebut menimbulkan banyak risiko yang bisa memperlambat penyembuhan.

Jangan Disepelekan, Luka Harus Ditangani dengan Benar

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Menurut penuturan Apoteker Lusy, beberapa pasien yang pernah ia temui kerap keras kepala dan lebih percaya dengan mitos. Padahal, penanganan luka juga diikuti dengan pencegahan komplikasi yang bisa lebih buruk jika luka diobati dengan bahan dan cara yang tidak teruji klinis.

“Kadang kita di farmasi mungkin teman-teman vokasi dan apoteker sering ketemu ya, kalo lukanya ringan kecil diabaikan aja nanti sembuh sendiri. Padahal, kalau prinsip penatalaksanaannya bukan mengobati luka, tapi mengatasi juga komplikasinya,” tutur Apoteker Lusy.

Penulis buku panduan penatalaksanaan luka ini juga menghimbau untuk para apoteker dan tenaga medis agar mengedukasi pasien dan melakukan pemeriksaan secara rinci. Kemudian semau jenis luka, termasuk yang kecil harus ditangani dengan benar agar tidak menimbulkan bekas luka yang sulit diobati. 

Jangan Pakai Alkohol untuk Bersihkan Luka

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Alkohol menjadi salah satu produk yang kerap dicari paling pertama jika terdapat luka pada kulit. Padahal, alkohol sangat tidak dianjurkan karena dapat membuat kulit kering.

“Alkohol membuat kulit sangat kering. Kalau lukanya sudah bermasalah ditambah balance-nya tidak bagus, dengan alkohol yang membuat dia kering, (luka) lebih mudah infeksi,” ungkap Apoteker Kevin Ben Laurence, Apt, Rph, Ph, BCMTMS, MPharm, Kamis (16/10/25).

Apoteker satu-satunya di Asia Tenggara yang terakreditasi di Indonesia, Singapura, dan Malaysia tersebut menghimbau bahwa teknik penyembuhan luka harus menjaga kulit tetap lembap. Jika menggunakan alkohol untuk penanganan luka, dikhawatirkan kulit menjadi lebih kering dan bisa rusak kondisinya.

“Kalau menggunakan alkohol maka lebih kering, jadi pH-nya nggak balance. Jadi bukan sembuh, malah makin rusak kulitnya,” tambahnya.

Luka Harus Tetap Lembap, Begini Cara Penanganan yang Benar

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Penanganan luka kerap disepelekan oleh banyak orang karena dianggap bisa sembuh dengan sendirinya. Padahal, luka bisa infeksi jika tidak ditangani dengan benar.

“Luka itu harus lembab tapi jangan basah. Banyak yang masih beranggapan kalau luka itu tidak perlu dibersihkan,” kata dr. Kevin Mak, dokter umum sekaligus content creator kesehatan, Kamis (16/10/25).

Dokter yang aktif membuat konten kesehatan di media sosial ini juga menjelaskan beberapa langkah penanganan darurat yang bisa dilakukan saat mengalami luka. Berikut beberapa tahapannya:

  1. Bersihkan luka dengan air mengalir agar tidak ada debu atau kotoran yang menempel

  2. Setelah dibersihkan, gunakan spray antiseptik pada luka

  3. Tutup luka dengan plester hidrokoloid.

Setelah dibersihkan, penggunaan spray antiseptic menjaga kulit tetap lembap dibanding menggunakan alkohol, kemudian spray antiseptic mencegah rasa perih yang kerap muncul saat menggunakan obat merah, setelah itu luka bisa ditutup plester yang dapat menyerap cairan luka dan mempercepat proses penyembuhan.

Itu dia penjelasan soal jangan bersihkan luka pakai alkohol, air liur, atau pasta gigi dan bagaimana cara perawatan yang benar. 

Seiring dengan peningkatan inovasi dan kualitas perawatan luka, Hansaplast bersama Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) meluncurkan buku panduan “Penatalaksanaan Luka untuk Apoteker: Edukasi, Skrining, dan Pemilihan Produk yang Tepat” yang perdana diperkenalkan dalam ajang yang berlangsung Kamis (18/10/25).

Buku tersebut jadi panduan pertama di Indonesia yang secara khusus disusun sebagai standar penanganan luka yang tepat. 

Jangan percaya mitos, ya, Ma!

Editorial Team