9 Fakta Kejahatan Fredy Pratama, Kini Menjadi Buronan Polri

Sudah masuk daftar Red Notice Interpol, Fredy Pratama si gembong narkoba kini jadi buronan Polri

20 September 2023

9 Fakta Kejahatan Fredy Pratama, Kini Menjadi Buronan Polri
interpol.int

Pemberitaan yang beredar di kalangan publik akhir-akhir ini ramai membahas mengenai sosok Fredy Pratama. Hal itu jelas membuat publik yang belum tahu dengan sosoknya menjadi bertanya-tanya.

Sebagai informasi, Fredy Pratama dikenal sebagai gembong narkoba internasional. Terbaru, Fredy Pratama kini jadi target sasaran utama Polri. Dia bahkan sudah masuk ke dalam Red Notice Interpol.

Kasus Fredy Pratama kini memang sudah menjadi buah bibir di kalangan publik. Akan tetapi, masih banyak orang yang belum mengikuti kasus ini, sehingga tampak heran mengapa nama Fredy Pratama ramai dibicarakan.

Berikut Popmama.com telah merangkum deretan fakta kejahatan Fredy Pratama dari berbagai sumber secara lebih detail.

Keep scrolling untuk terus membaca!

1. Terungkapnya kasus Fredy Pratama bermula saat pihak aparat keamanan menerima ratusan laporan kasus narkoba

1. Terungkap kasus Fredy Pratama bermula saat pihak aparat keamanan menerima ratusan laporan kasus narkoba
IDN Times/Irfan Fathurohman

Terungkapnya sosok Fredy Pratama bermula pada saat pihak aparat keamanan menerima sebanyak 408 laporan kasus narkoba sepanjang tahun 2020 hingga 2023. Dari ratusan laporan yang diterima, seluruhnya ternyata berkaitan dengan jaringan Fredy Pratama.

Dalam praktik yang dijalankan, jaringan Fredy Pratama tidak hanya beroperasi di wilayah Indonesia saja, tetapi juga melebar hingga ke Malaysia bagian timur dan Thailand.

2. Tak punya pabrik, gembong narkoba Fredy Pratama disebut hanya pengendali

2. Tak pu pabrik, gembong narkoba Fredy Pratama disebut ha pengendali
Unsplash/Colin Davis

Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menerangkan bahwa Fredy Pratama alias FP tidak memiliki pabrik sabu. Fredy disebut hanya mengendalikan barang haram itu menuju jaringan yang berada di Indonesia.

Wakil Direktur Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Jayadi, menerangkan bahwa informasi tersebut didapatkan dari hasil investigasi terhadap sejumlah kaki tangan Fredy yang sudah ditangkap oleh pihak kepolisian.

"Hasil investigasi dari para tersangka yang sudah tertangkap, FP (Fredy Pratama) tidak punya pabrik, tetapi sebagai pengendali antara pemilik barang yang ada di luar negeri dengan jaringan yang ada di Indonesia," jelas Jayadi kepada awak media, Jumat (15/9/2023) lalu.

3. Fredy Pratama mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand

3. Fredy Pratama mengendalikan peredaran narkoba Indonesia dari Thailand
Pexels/Markus Winkler

Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, menjelaskan fakta lainnya mengenai kasus ini. Dia menerangkan bahwa jaringan Fredy Pratama adalah jaringan yang rapi. Jaringan ini disebut menggunakan alat komunikasi yang sama.

Saat didalami, peredaran narkoba di Indonesia bermuara kepada satu orang bernama Fredy Pratama. Mengejutkannya, dia menjelaskan bahwa Fredy mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand. Wilayah operasinya juga termasuk daerah Malaysia Timur.

"Kemudian ditelusuri bahwa sindikat narkoba yang mengedarkan narkoba di Indonesia ini mengedarkan narkoba dan bermuara pada satu orang yang sekarang masih DPO berada di Thailand atas nama Fredy Pratama," jelasnya.

"Yang bersangkutan (Fredy Pratama) ini mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya termasuk di Indonesia dan daerah Malaysia Timur," terangnya.

Editors' Pick

4. Sebanyak 10,2 ton sabu diamankan sebagai barang bukti

4. Sebanyak 10,2 ton sabu diamankan sebagai barang bukti
Dok. Humas Polri

Wahyu menerangkan bahwa pihaknya sudah berhasil mengamankan sebanyak 10,2 ton sabu sebagai barang bukti dari pengungkapan kasus sindikat Fredy Pratama sejak tahun 2020 hingga 2023.

"Karena hasil pengungkapan kasus tindak pidana narkoba oleh Bareskrim Polri dan jajaran dari tahun 2020-2023 ada 408 laporan dan total barang bukti yang disita sebanyak 10,2 ton sabu, yang terafiliasi dengan kelompok Fredy Pratama," katanya, Selasa (12/9/2023).

Dari jumlah sebanyak itu, sebagian besar sudah dimusnahkan. Hal itu dikarenakan kasus ini sudah dari tahun 2020-2023. Wahyu menerangkan, masih tersisa 120 kg yang belum dimusnahkan.

Selain sabu, barang bukti lain yang juga ikut diamankan kepolisian dalam kasus ini ialah ekstasi sebanyak 116.346 ribu butir, 13 unit kendaraan, 4 bangunan, dan sejumlah uang yang ada di ratusan rekening.

Dalam periode tahun 2020-2023, polisi kabarnya telah menyita total Rp 10,5 triliun aset dan barang bukti.

5. Punya berbagai nama samaran, Fredy Pratama sudah masuk DPO sejak 2014

5. Pu berbagai nama samaran, Fredy Pratama sudah masuk DPO sejak 2014
IDN Times/Irfan Fathurohman | interpol.int

Wahyu menjelaskan bahwa Fredy Pratama adalah sindikat narkoba terbesar di Indonesia. Fredy bahkan sudah masuk ke dalam status daftar pencarian orang (DPO) sejak tahun 2014 silam.

Mengejutkannya, Fredy disebut memiliki sejumlah nama samaran di perangkat komunikasi yang dimilikinya

"Sekarang (Fredy Pratama) masih DPO ada di Thailand, yaitu atas nama Fredy Pratama alias Miming dengan nama samaran di komunikasinya The Secret, Cassanova, Air bag, dan Mojopahit," kata Wahyu.

6. Fredy Pratama diduga telah melakukan operasi plastik

6. Fredy Pratama diduga telah melakukan operasi plastik
interpol.int

Pihak kepolisian hingga kini masih memburu Fredy Pratama. Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa, menduga lelaki yang berasal dari Kalimantan Selatan itu telah melakukan operasi plastik.

"Ada kemungkinan dia (Fredy Pratama) mengubah wajah, muka, ya. Ya, mau operasi plastik kita nggak tahu, dia mau mengubah identitas diri," kata Mukti, Selasa (12/9/2023).

7. Mertua Fredy Pratama diduga kartel narkoba di Thailand

7. Mertua Fredy Pratama diduga kartel narkoba Thailand
Freepik/rawpixel.com

Aksi kejahatan yang dilakukan Fredy Pratama memang sangat menghebohkan publik. Akan tetapi, hal yang satu ini tentu tidak kalah membuat publik semakin terkejut.

Bareskrim Polri kini menduga mertua Fredy Pratama merupakan gembong kartel narkotika terbesar di Thailand. Pihaknya bahkan menyebut narkoba yang diedarkan Fredy di Indonesia berasal dari mertuanya tersebut.

"Narkoba dibeli dari segitiga emas, dikemas di Thailand dalam kemasan teh China dan dikirim ke Malaysia dan Indonesia," kata Mukti, Jumat (15/9/2023).

Sebagai informasi, kawasan 'Segitiga Emas' atau disebut 'Golden Triangle' di Asia Tenggara yang dimaksud mencakup sebagian wilayah Burma, China, Laos, dan Thailand. Wilayah itu menjadi pusat peredaran sumber narkoba internasional sejak abad ke-16 dan ke-17.

Mukti bahkan meyakini Fredy masih berada di Thailand dan sedang bersembunyi. Keyakinan itu pun diperkuat dengan fakta bahwa istri Fredy adalah orang Thailand dan dugaan bahwa mertuanya merupakan gembong narkoba terbesar di Negeri Gajah Putih itu.

"Kita yakin bahwa yang bersangkutan (Fredy Pratama) masih ada di wilayah Thailand karena istri adalah orang Thailand, dan mertuanya diduga adalah kartel narkotika di daerah Thailand," jelasnya.

8. Selain mengedarkan narkoba, Fredy Pratama juga disebut melakukan aksi pencucian uang hasil kejahatan

8. Selain mengedarkan narkoba, Fredy Pratama juga disebut melakukan aksi pencucian uang hasil kejahatan
Unsplash/Mufid Majnun

Mengejutkannya, pihak kepolisian juga mengungkap Fredy Pratama melakukan pencucian uang hasil kejahatannya. Lebih mencengangkannya lagi, Fredy melakukan pencucian uang hasil kejahatannya dengan cara menyalurkan kepada papanya.

Uang tersebut kemudian digunakan untuk mendirikan tempat hiburan, seperti tempat karaoke, hotel, dan restoran.

Alhasil, selain operasi penangkapan, Polri juga ikut fokus pada penanganan aset Fredy Pratama dengan menerapkan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU). Sebagai informasi, aset senilai Rp 273 miliar kabarnya sudah disita dari keluarga Fredy.

9. Bareskrim pakai nama 'Sandi Operasi Escobar' untuk memburu Fredy Pratama

9. Bareskrim pakai nama 'Sandi Operasi Escobar' memburu Fredy Pratama
Pexels/Pixabay

Dalam memburu sang gembong narkoba itu, Bareskrim menggunakan nama 'Sandi Operasi Escobar'. Penggunaan nama itu bukan berarti Fredy dijuluki sebagai 'Escobar' dari Indonesia.

Sebagai informasi, operasi ini dilakukan sejak Mei 2023 lalu. Wilayah operasinya diketahui mencakup wilayah Sumatra dan Sulawesi.

Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, menerangkan bahwa untuk mengungkap sindikat narkoba terbesar di Indonesia Fredy Pratama, Bareskrim Polri bekerja sama dengan sejumlah pihak.

Pengungkapan kasus ini merupakan hasil operasi Polri bersama Royal Malaysia Police, Royal Thai Police, hingga Badan Narkotika Amerika Serikat, US-DEA.

Itulah deretan fakta kejahatan Fredy Pratama yang sudah dirangkum dari berbagai sumber secara detail. Melalui rangkuman ini, kamu jadi mengetahui deretan fakta kejahatan yang dilakukan oleh Fredy Pratama.

Baca juga:

The Latest