Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum
Ancaman AI akan menggantikan peran perempuan tentu akan semakin jauh jika dibarengi dengan peningkatan skill untuk menguasai AI itu sendiri. Rina Suryani yang merupakan Corporate Social Responsibility Leader IBM Indonesia menambahkan bahwa perempuan harus meningkatkan skill mereka karena perlahan semua teknologi akan bersimpul dengan AI.
“Workforce sekarang ini mungkin orang yang tidak memiliki skills AI yang akan tertinggal. Jadi untuk kita mengejar dengan perkembangan AI itu sendiri, mungkin skills yang perlu diperlukan adalah kemampuan kita untuk memahami AI itu sendiri dan menggunakannya,” ujar Rina, Rabu (10/12/25).
Bersamaan dengan kemajuan teknologi AI, perempuan juga harus berkembang dengan mulai menguasai skill untuk menguasai dan membuat pola untuk mengembangkan AI itu sendiri. Untuk itu, perempuan harus lebih banyak lagi mengisi di bidang STEM.
“Saya setuju bagaimana perempuan itu bukan dipergaya AI, tapi justru perempuan-perempuan itulah yang harus mempergayakan AI itu sendiri,” kata Laksmi menambahkan.
Diketahui jumlah perempuan Indonesia di bidang STEM masih cukup rendah, hanya 8% yang benar-benar bekerja di bidang tersebut. Ini menjadi PR untuk memajukan perempuan di bidang ini, salah satunya lewat program Perempuan Inovasi yang membuka ruang perempuan berkembang di dunia teknologi.
Itu dia penjelasan mengenai kehadiran AI dukung perempuan untuk maju, bukan gantikan perannya. Program Perempuan Inovasi juga memberikan masih-masing tiga penghargaan bagi karya terbaik di bidang Full Stack Web Development dan UI/UX Design di tahun 2025 ini.
Yuk tingkatkan skill agar perempuan jadi penggerak perkembangan teknologi di Indonesia!
Apakah AI bermanfaat untuk perempuan? | AI menghadirkan peluang unik dan menarik bagi perempuan untuk mengatasi hambatan gender; menciptakan kesempatan yang setara, meningkatkan keragaman, dan memberdayakan perempuan di industri yang saat ini didominasi oleh laki-laki, bahkan mungkin di industri AI itu sendiri. |
Apa peran AI dalam kesetaraan gender? | Kecerdasan buatan (AI) berpotensi memajukan kesetaraan gender dengan mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan dalam perlakuan serta memperkuat suara perempuan dalam pengambilan keputusan. |
Siapa pakar perempuan dalam AI? | Dr Fei-Fei Li di Stanford menjadi salah satu direktur Human-Centred AI Institute yang memastikan teknologi bermanfaat bagi umat manusia. Ia juga mendirikan AI4ALL yang memberdayakan kaum muda yang kurang terwakili untuk mempelajari AI. |