Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Kehadiran AI Dukung Perempuan untuk Maju, Bukan Gantikan Perannya.png
Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Intinya sih...

  • AI membantu guru dalam pembelajaran, tetapi tidak akan menggantikan perannya.

  • Peran AI mempercepat proses kreatif, namun jangan biarkan AI mengerjakan sepenuhnya.

  • Perempuan perlu meningkatkan skill untuk menguasai AI agar tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perkembangan AI (Artificial Intelligent) yang semakin masif membuatnya berdampingan dengan kehidupan manusia saat ini. Hal ini yang akhirnya juga ikut menyoroti apakah AI akan menggantikan manusia, khususnya peran perempuan kedepannya?

Program Perempuan Inovasi yang telah memasuki tahap Demo Day pada Rabu (10/12/25) menyoroti hal ini dengan tajuk ‘Kekuatan Perempuan dalam Transformasi Profesi di Era AI’. Program ini memperkuat komitmen pemberdayaan perempuan di bidang Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM) dengan kolaborasi strategis bersama pemerintah dan swasta. 

Sesi diskusi dibuka untuk membahas bagaimana perempuan berkembang di tengah kemajuan AI.  Diskusi yang berlangsung di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat tersebut diikuti oleh beberapa sosok perempuan inspiratif, salah satunya aktris Dian Sastrowardoyo.

Yuk simak penjelasan selengkapnya mengenai kehadiran AI dukung perempuan untuk maju, bukan gantikan perannya yang telah Popmama.com rangkum berikut ini!

AI Bantu Guru dalam Pembelajaran, Tapi Tidak Akan Menggantikan Perannya

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Saat ini, kecerdasan buatan (AI) memang jadi teknologi yang sangat membantu manusia. Pemerintah bahkan memprioritaskan program pemahaman AI dan coding untuk pelajar yang sedang dikembangkan lewat mata pelajaran pilihan.

Namun, perlu digaris bawahi bahwa secanggih dan secerdas apapun AI, peran guru sangatlah penting dan tidak bisa digantikan. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Dr. Laksmi Dewi, M.Pd. menegaskan bahwa AI dapat membantu guru dalam pelaksanaan dan pembelajaran, tapi tidak bisa menggantikan perannya.

“Bagaimanapun AI sampai saat ini belum bisa (menggantikan) sehingga kemungkinan ke depan belum bisa menggantikan peran guru, baik itu perempuan maupun laki-laki dalam pelaksanaan dan pelajarannya. Tetapi, AI itu memang dapat menjadi salah satu alat dapat membantu guru dalam pelaksanaan dan pelajarannya,” kata Laksmi, Rabu (10/12/25).

Perlu diingat, AI tidak bisa meniru rasa empati dan kasih sayang yang dimiliki guru sesungguhnya. Namun Laksmi setuju bahwa kehadiran AI saat ini bisa dimanfaatkan untuk membantu proses kerja guru.

“Intinya bahwa AI ini bukan menggantikan, tetapi bisa membantu peran-peran dalam sistem pendidikan yang sedang kita laksanakan sekarang ini. Jadi tidak menjadi tabu, tapi justru kita bisa berteman dengan AI sebagai salah satu cara yang bisa memudahkan guru khususnya dalam menyusun rencana pembelajaran,” jelasnya.

AI Percepat Proses Kreatif, Tapi Jangan Biarkan Kerjakan Sepenuhnya

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Peran AI juga membantu proses kreatif menjadi lebih cepat. Dian Sastrowardoyo yang berkecimpung di dunia kreatif juga semakin memahami bahwa AI bisa membantu proses penciptaan sebuah karya seperti grading, marketing, namun masih bisa dibedakan hasilnya.

“Kita tuh bisa membedakan gitu loh, bagaimana si AI ini bisa meng-enhance pekerjaan kita, jadi membuat beberapa proses bisa lebih cepat dari biasanya. Tapi jangan biarkan di AI itu yang ngerjain,” kata Dian Sastrowardoyo, Rabu (10/12/25).

Di balik peran AI yang sangat membantu, Dian menghimbau untuk tidak menggunakan AI untuk mencari atau bahkan membuat sebuah karya. Ia menjelaskan bahwa AI pada dasarnya mempelajari pola, sedangkan hasil karya manusia lahir dari rasa yang tidak bisa dibaca pola nya oleh AI.

“Sebenarnya AI itu belajar pola, suara dia belajar, ekspresi dia belajar, tapi kalau kasih sayang ke orang ibu itu kan bukan pola. Jadi kita punya memori dari tangan masing-masing dan apa saja yang beliau lakukan terhadap kita, itu tuh dia tidak bisa kebaca polanya gitu. Orang beda-beda, tapi menurutku itu semua instingtif keluar dari kasih sayang yang tidak bisa diimitasi oleh kecerdasan artificial manapun,” tambahnya.

Perempuan Perlu Tingkatkan Skill Agar Bisa Menguasai AI

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Ancaman AI akan menggantikan peran perempuan tentu akan semakin jauh jika dibarengi dengan peningkatan skill untuk menguasai AI itu sendiri. Rina Suryani yang merupakan Corporate Social Responsibility Leader IBM Indonesia menambahkan bahwa perempuan harus meningkatkan skill mereka karena perlahan semua teknologi akan bersimpul dengan AI.

Workforce sekarang ini mungkin orang yang tidak memiliki skills AI yang akan tertinggal. Jadi untuk kita mengejar dengan perkembangan AI itu sendiri, mungkin skills yang perlu diperlukan adalah kemampuan kita untuk memahami AI itu sendiri dan menggunakannya,” ujar Rina, Rabu (10/12/25).

Bersamaan dengan kemajuan teknologi AI, perempuan juga harus berkembang dengan mulai menguasai skill untuk menguasai dan membuat pola untuk mengembangkan AI itu sendiri. Untuk itu, perempuan harus lebih banyak lagi mengisi di bidang STEM.

“Saya setuju bagaimana perempuan itu bukan dipergaya AI, tapi justru perempuan-perempuan itulah yang harus mempergayakan AI itu sendiri,” kata Laksmi menambahkan.

Diketahui jumlah perempuan Indonesia di bidang STEM masih cukup rendah, hanya 8% yang benar-benar bekerja di bidang tersebut. Ini menjadi PR untuk memajukan perempuan di bidang ini, salah satunya lewat program Perempuan Inovasi yang membuka ruang perempuan berkembang di dunia teknologi. 

Itu dia penjelasan mengenai kehadiran AI dukung perempuan untuk maju, bukan gantikan perannya. Program Perempuan Inovasi juga memberikan masih-masing tiga penghargaan bagi karya terbaik di bidang Full Stack Web Development dan UI/UX Design di tahun 2025 ini. 

Yuk tingkatkan skill agar perempuan jadi penggerak perkembangan teknologi di Indonesia!

FAQ Seputar AI dan Perempuan

Apakah AI bermanfaat untuk perempuan?

AI menghadirkan peluang unik dan menarik bagi perempuan untuk mengatasi hambatan gender; menciptakan kesempatan yang setara, meningkatkan keragaman, dan memberdayakan perempuan di industri yang saat ini didominasi oleh laki-laki, bahkan mungkin di industri AI itu sendiri.

Apa peran AI dalam kesetaraan gender?

Kecerdasan buatan (AI) berpotensi memajukan kesetaraan gender dengan mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan dalam perlakuan serta memperkuat suara perempuan dalam pengambilan keputusan.

Siapa pakar perempuan dalam AI?

Dr Fei-Fei Li di Stanford menjadi salah satu direktur Human-Centred AI Institute yang memastikan teknologi bermanfaat bagi umat manusia. Ia juga mendirikan AI4ALL yang memberdayakan kaum muda yang kurang terwakili untuk mempelajari AI.

Editorial Team