Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Keren! Peneliti Perempuan Ini Sulap Limbah Sawit Jadi Sumber Daya di FWIS 2025

Keren! Peneliti Perempuan Ini Sulap Limbah Sawit di FWIS 2025.jpg
dok. FWIS 2025
Intinya sih...
  • Helen Julian, Ph.D., terpilih sebagai salah satu dari empat perempuan penerima penghargaan FWIS 2025
  • Helen fokus pada pengolahan limbah kelapa sawit menjadi sumber daya bernilai tinggi dengan teknologi Membrane Photobioreactor–Nanofiltration (MPBR–NF) dan spirulina mikroalga.
  • Penelitian Helen masih membutuhkan pengembangan untuk memastikan air limbah yang dihasilkan aman bagi lingkungan dan ekonomi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Selama lebih dari dua dekade, L’Oreal bersama UNESCO terus menghadirkan program For Women in Science (FWIS) sebagai bentuk nyata komitmen mendukung perempuan peneliti di Indonesia. Program ini menjadi ajang apresiasi sekaligus dorongan bagi para perempuan untuk terus berkontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada tahun 2025, FWIS kembali diselenggarakan dengan dukungan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Tahun ini terasa semakin istimewa karena jumlah pendaftar mencapai hampir 150 orang, menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Di antara para penerima penghargaan FWIS 2025, ada satu peneliti perempuan yang berhasil mencuri perhatian lewat inovasinya mengubah limbah kelapa sawit menjadi sumber daya bernilai tinggi.

Popmama.com sudah merangkum kisah inspiratif perempuan ubah limbah sawit jadi sumber daya. Yuk, simak lengkapnya!

1. Helen Julian jadi salah satu perempuan peneliti inspiratif di FWIS 2025

Keren! Peneliti Perempuan Ini Sulap Limbah Sawit di FWIS 2025 (1).jpg
dok. FWIS 2025

Helen Julian, Ph.D., menjadi salah satu dari empat peneliti perempuan yang terpilih sebagai penerima penghargaan FWIS 2025. Ia merupakan Dosen di Program Studi Teknik Kimia dan Teknik Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung.

Lewat penelitiannya, Helen fokus pada pengolahan limbah kelapa sawit menjadi sumber daya bernilai tinggi. Dukungan dari L’Oreal melalui program ini menjadi motivasi besar bagi Helen untuk mewujudkan mimpinya, sekaligus memberi kesempatan perempuan di bidang sains untuk bersinar. Menurut Helen, visi dan misi L’Oreal sangat menginspirasi karena memperkuat posisi perempuan dalam sains, yang masih relatif sedikit, bahkan di kancah internasional.

"Saya sudah sangat lama tertarik untuk menjadi penerima penghargaan dari L’Oreal karena visinya yang luar biasa. Perempuan di bidang sains masih tergolong sedikit, bahkan di luar negeri. Saat menjadi narasumber atau melakukan penelitian bersama 20 orang, saya seringkali satu-satunya perempuan. Visi L’Oreal benar-benar menginspirasi saya, dan menjadi bagian dari FWIS adalah momen yang luar biasa. Itulah sebabnya saya memutuskan untuk mendaftar," ujar Helen dalam sesi doorstop acara FWIS 2025, pada 11 November 2025 di Jakarta.

2. Mengubah limbah sawit menjadi sumber daya bernilai tinggi

Keren! Peneliti Perempuan Ini Sulap Limbah Sawit di FWIS 2025 (4).jpg
Popmama.com/Zefanya Aurell.N

Industri kelapa sawit di Indonesia memang terus berkembang, namun di balik itu, produksinya menimbulkan limbah cair yang besar. Untuk memproduksi 1 ton minyak sawit mentah, dibutuhkan 5–7 ton air, sehingga limbahnya pun banyak. Selama ini, pengolahan limbah dilakukan secara konvensional dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Helen mengembangkan teknologi Membrane Photobioreactor–Nanofiltration (MPBR–NF), dipadukan dengan spirulina mikroalga, untuk mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) menjadi sumber daya bernilai tinggi.

Spirulina akan memakan zat organik dalam limbah, tumbuh, dan bisa dipanen. Hasilnya bisa digunakan sebagai bahan pangan fungsional, bahan makan nabati, atau produk bernilai tinggi lainnya. Selain itu, kualitas air limbah juga meningkat karena zat-zat polutan dimakan oleh spirulina, sehingga proses ini memberi manfaat ganda bagi lingkungan dan ekonomi.

3. Tantangan dan harapan di balik penelitian Helen

Keren! Peneliti Perempuan Ini Sulap Limbah Sawit di FWIS 2025 (3).jpg
Popmama.com/Zefanya Aurell.N

Penelitian Helen yang dimulai sejak 2022 terus dikembangkan bersama BRIN dan universitas mitra internasional untuk memperkuat keahlian lintas disiplin. Meskipun kualitas air limbah sudah membaik, masih ada tantangan agar air limbah bisa langsung dibuang ke badan air dengan aman.

"Penelitian ini saya katakan masih berada ditengah-tengah. Meski air limbah sudah diolah dengan cukup baik, saat ini belum bisa dibuang langsung ke badan air, jadi kami terus mengembangkannya agar nantinya aman digunakan," Ujar Helen.

Helen berencana menggabungkan MPBR dengan teknologi nano filtrasi, sehingga pori-pori membran yang nggak kasat mata mampu menyaring zat-zat tidak diinginkan dan menghasilkan air limbah yang aman, sekaligus menyediakan nutrisi tambahan untuk meningkatkan produktivitas spirulina.

Helen menjelaskan bahwa spirulina dipilih karena dapat memakan bahan-bahan yang bagi manusia adalah polutan, tapi bagi mikroalga ini menjadi makanan. Hasil panennya bisa digunakan sebagai single protein untuk kesehatan, bahan makanan nabati (biofill), atau produk bernilai tinggi lainnya.

Dengan dukungan FWIS dan L’Oreal, Helen berharap inovasinya bisa terus dikembangkan sehingga limbah kelapa sawit tidak lagi menjadi masalah, tapi menjadi sumber daya yang bermanfaat secara lingkungan dan ekonomi.

Itu dia informasi seputar kisah inspiratif perempuan ubah limbah sawit jadi sumber daya. Semoga bermanfaat ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Denisa Permataningtias
EditorDenisa Permataningtias
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Foto Dekorasi Pohon Natal Marsha Aruan Tahun 2025, Tema Gingerbread Man

14 Des 2025, 19:48 WIBLife