'Terapi hormonal jangka panjang Dienogest menjadi rekomendasi kuat pengelolaan Endometriosis' yang diselenggarakan oleh Bayer pada Jumat (8/3/2024) di Novotel Cikini, Jakarta - Popmama.com/Argya D. Maheswara
Karena saat itu informasi mengenai Endometriosis sangat minim di Indonesia. Awalnya, Wenny memutuskan untuk bergabung dengan komunitas yang ada di luar negeri secara daring. Hal ini ia lakukan untuk mendapat dukungan dari orang yang bernasib sama.
""Beliau (dokter) menyarankan untuk bergabung komunitas, waktu itu adanya di luar negeri. Saya ikuti saran itu, Endo UK dan Endo Copenhagen," jelas Wenny.
Sejak itu ia merasa bahwa di Indonesia kehadiran komunitas Endometriosis dibutuhkan. Hal ini mendorongnya untuk membangun komunitas yang awalnya ia luncurkan di Facebook.
"Saya merasa di Indonesia harusnya ada komunitas semacam ini. Pasti di luar sana ada yang perlu dibantu. Akhirnya saya membangun di Facebook sampai sekarang ada 6.000 yang berpartisipasi," lanjutnya.
Ia menyadari bahwa keterbatasan informasi mengenai Endometriosis di masyarakat menyebabkan lambatnya proses diagnosis. Selain itu, keberadaan stigma bahwa nyeri saat haid adalah normal di masyarakat.
"Saya menyadari tantangannya dialami orang lain. Ada keterbatasan informasi di masyarakat. Saya sendiri 18 tahun baru bisa mendiagnosis. Tantangan lainnya ada misinformasi. Ada doktrin sakit haid adalah normal dan akan hilang setelah menikah.Rasa sakit dinormalisasi kan," ujar Wenny.
Saat ini, Komunitas Endometriosis Indonesia sudah menjadi tempat edukasi mengenai gejala dan penanganan Endometriosis.
"Awalnya cuma diskusi, semakin lama semakin kompleks kasus yang dibahas. Menjadikan komunitas bukan cuma hanya tempat berdiskusi dan sharing, akhirnya saya ubah haluan, kita ingin wadah edukasi, komunikasi dan berbagi semangat menghadapi Endometriosis," tambahnya.
Ia juga mengaku bahwa sudah banyak sekolah yang menghubungi komunitasnya. Tujuannya adalah mengundang komunitas untuk memberi edukasi mengenai Endometriosis.
"Banyak sekolah yang sudah menghubungi untuk mengedukasi soal Endometriosis. Edukasinya dari gejala, dengan adanya gejala mereka bisa mengerti," ungkapnya.