Bukan hanya anak kecil, orang dewasa juga banyak yang menyukai makanan manis. Gemar makan manis biasanya dikarenakan orang tersebut sudah membiasakannya dari kecil.
Misal, biasa minum teh manis dengan gula 2 sendok makan, maka ia akan terbiasa dengan tingkatan rasa manis yang seperti itu. Tidak menutup kemungkinan akan ditambahkan jumlah gulanya, jika merasa rasa manis di level tersebut sudah biasa.
Kadang tubuh butuh yang lebih dari itu, akhirnya ditambah lagi dan malah jadi semakin manis.
Nah, kebiasaan konsumsi manis-manis ini yang harus Mama batasi saat menyajikan makanan dan minuman untuk si Kecil.
Kenapa makan manis harus dibatasi?
Bukankah gula itu sumber energi? Ya, betul sekali gula itu sumber energi.
Jatah glukosa yang aman masuk ke dalam tubuh itu sekitar 3 sendok teh, jika asupan gula harian berlebih maka insulin akan sibuk mengolah glukosa yang masuk supaya gula darah tetap di bawah 100 saja.
Insulin yang bekerja sehingga kadar glukosa dalam darah tidak berlebihan dan glukosa diubah menjadi energi.
Namun, jika glukosa yang masuk ke dalam tubuh terus bertambah dan bertambah secara berlebihan maka insulin juga perlu bekerja berkali-kali lebih keras. Pankreas dipaksa terus menerus untuk dapat menghasilkan insulin.
Sangat berbahaya jika minuman dan makanan manis terus-menerus masuk ke mulut!
Insulin dipacu untuk kerja keras, energi meningkat secara berlebih kemudian orang yang kebanyakan makan manis bisa mengalami sugar rush. Hiperaktif dan hipersensitif adalah akibat yang mungkin terjadi jika seseorang terlalu banyak konsumsi gula.
Lebih bahaya lagi jika si Kecil sudah terlalu banyak makan manis lalu badannya tidak mau bergerak atau tidak melakukan aktivitas fisik yang sesuai.
Berikut ini Popmama.com sebutkan 3 penyakit yang mungkin terjadi jika anak terlalu banyak makan manis.
