Beberapa video yang viral di media sosial itu kemudian memunculkan perdebatan. Banyak warganet yang tidak suka dengan tindakan para kreator konten yang membuat video tersebut.
Selain itu, ada pula banyak aktivis yang turut menyoroti sikap perusahaan media sosial yang tidak adil dalam menyikapi penyebaran informasi dan tayangan mengenai konflik Israel dan Palestina.
Alih-alih dibiarkan, beberapa akun yang menayangkan fakta terkini tentang kondisi di Gaza justru terkena pembatasan hingga bahkan pemblokiran. Di sisi lain, tayangan yang berisi informasi yang tidak etis, bahkan palsu, tetap bisa muncul dan tersebar luas.
Misalnya saja, akun Instagram @eye.on.palestine yang memiliki jumlah followers atau pengikuti hingga enam juta akun secara tiba-tiba tidak dapat diakses pada Rabu (25/10/2023) lalu.
Menurut berbagai sumber, Meta mengonfirmasikan bahwa tindakan penutupan akun itu karena mendeteksi kemungkinan adanya pembajakan.
"Akun-akun ini awalnya dikunci karena alasan keamanan setelah ada tanda-tanda penyusupan, dan kami berupaya menghubungi pemilik akun untuk memastikan mereka memiliki akses," ujar pihak perusahaan Meta, yang dikutip dari laman The Guardian.
Setelah sempat tidak bisa diakses, terpantau kini akun Instagram @eye.on.palestine sudah bisa diakses oleh publik secara bebas. Akun tersebut bahkan sudah memiliki jumlah pengikut lebih dari tujuh juta akun.
Dilansir dari laman The Guardian, hal tersebut ternyata bukan kali pertama akun tersebut di-banned. Tahun lalu, akun tersebut ditangguhkan sementara karena disebut 'tidak mengikuti' pedoman komunitas, meski akun itu kemudian diaktifkan kembali.
Itulah beberapa fakta konten Israel yang mengejek Palestina yang sudah dirangkumkan secara detail dari berbagai sumber. Hal yang dilakukan oleh kreator konten Israel memang tidak patut untuk dilakukan apalagi ditiru siapa pun.
Semoga permasalahan yang kini terjadi antara Israel dan Palestina dapat segera berakhir.