Kronologi Pembakaran Al-Qur'an di Swedia, Terjadi Saat Iduladha

Pembakaran Al-Qur'an dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi

4 Juli 2023

Kronologi Pembakaran Al-Qur'an Swedia, Terjadi Saat Iduladha
Pexels/Rodnaeproduction

Peristiwa pembakaran Al-Qur'an di Swedia masih saja berlangsung hingga saat ini. Kejadian tersebut tentu membuat seluruh negara muslim murka dan mengutuk aksi tak terpuji itu.

Baru-baru ini, pembakaran Al-Qur'an kembali terjadi di depan masjid di Stockholm, Swedia. Aksi yang dilakukan bertepatan pada Iduladha, 28 Juni 2023 kemarin, dilakukan oleh seorang imigran asal Irak bernama Salwan Momika.

Momen ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Swedia. Sebelumnya, politisi sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, menggelar demonstrasi dengan membakar salinan Al-Qur'an di dekat kedutaan besar Turki pada 21 Januari 2023 lalu.

Terkait dengan peristiwa yang sangat mencederai umat Muslim itu, kali ini Popmama.com akan merangkum kronologi pembakaran Al-Qur'an yang marak terjadi di Swedia beberapa waktu lalu.

1. Diawali saat Rasmus Paludan gelar demonstrasi di dekat Kedutaan Besar Turki

1. Diawali saat Rasmus Paludan gelar demonstrasi dekat Kedutaan Besar Turki
Freepik/kroshka__nastya

Peristiwa pembakaran Al-Qur'an bermula saat politisi sayap kanan Denmark-Swedia, Rasmus Paludan, menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, pada 21 Januari 2023 lalu.

Rasmus Paludan menyampaikan kritik dan protesnya kepada NATO, Turki dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengenai kebebasan berekspresi di Swedia.

Sambil melakukan demonstrasi bersama aktivis lainnya di Kedutaan Besar Turki, Rasmus membakar sebuah Al-Qur'an dengan korek api. Rasmus juga disebut mendapat izin untuk membakar salinan kitab suci umat Islam itu.

2. Rasmus Paludan bakar salinan Al-Qur'an sebagai bentuk ekspresi

2. Rasmus Paludan bakar salinan Al-Qur'an sebagai bentuk ekspresi
Pexels/RODNAE Productions

Adapun dalam aksinya, Rasmus Paludan menyampaikan gagasannya dengan meremehkan Islam dan para imigram Muslim di Swedia. Dia juga mengklaim tindakan membakar salinan Al-Qur'an sebagai bentuk kebebasan berekspresi.

Selain pembakaran Al-Qur'an, Rasmus Paludan pernah dipenjara karena membuat konten anti Islam di media sosial. Dirinya dituntut dengan sejumlah pelanggaran, termasuk rasis dan pencemaran nama baik.

Editors' Pick

3. Ketegangan dipicu dengan memanasnya hubungan Turki dan Swedia

3. Ketegangan dipicu memanas hubungan Turki Swedia
Unsplash/Markus Winkler

Seperti diketahui, pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan terjadi di tengah memanasnya hubungan Swedia dan Turki terkait pengajuan Swedia untuk masuk NATO.

Pada 2022 lalu, Swedia bersama Finlandia berupaya untuk bergabung dalam anggota NATO usai serangan Rusia ke Ukraina. Permohonan mereka terlebih dahulu harus disetujui oleh semua 30 negara anggota NATO.

Namun, Turki yang telah menjadi anggota NATO selama lebih dari 70 tahun berkeberatan dengan permintaan kedua negara Nordik itu. Pihak Turki menganggap Swedia dan Finlandia telah mendukung kelompok teroris.

Kemudian, Turki dan kedua negara itu mengadakan memorandum agar Swedia dan Finlandia terlebih dahulu mengatasi permasalahan militan Kurdi yang ada di negara tersebut. Tujuh bulan setelah penandatanganan memorandum, Swedia diketahui belum melaksanakan rekomendasi yang telah disepakati.

4. Aksi Rasmus Paludan buat Turki semakin murka

4. Aksi Rasmus Paludan buat Turki semakin murka
Twitter.com/RTErdogan

Kementerian Luar Negeri Turki disebut sangat murka atas tindakan yang dilakukan Rasmus Paludan. Pihak Turki meminta Swedia untuk menindak pelaku pembakaran dan menyuarakan untuk melawan Islamofobia.

"Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami. Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai suci kami dengan kedok kebebasan berekspresi, sama sama sekali tidak dapat diterima," tulis pernyataan Kemenlu Turki.

5. Pembakaran Al-Qur'an kembali terjadi pada momen Iduladha

5. Pembakaran Al-Qur'an kembali terjadi momen Iduladha
Unsplash/Cullan Smith

Peristiwa penghinaan terhadap Islam itu kembali terjadi di Swedia beberapa waktu lalu. Seorang imigran asal Irak, Salwan Momika, membakar dan melempar salinan Al-Qur'an di depan sebuah masjid di Stotckholm.

Insiden itu terjadi bertepatan saat perayaan Iduladha pada 28 Juni 2023 lalu. Momen pembakaran Al-Qur'an yang terulang kembali di Swedia menjadi sorotan di seluruh dunia dan tak sedikit yang mengecam aksi tersebut.

Pembakaran yang dilakukan Momika diduga telah mendapat izin oleh kepolisian Swedia. Sebelum membakar, Momika melempar Al-Qur'an ke tanah dan menginjak-injaknya.

6. Negara-negara muslim kecam tindakan pembakaran Al-Qur'an

6. Negara-negara muslim kecam tindakan pembakaran Al-Qur'an
Pexels/Meruyert Gonullu

Tindakan yang dilakukan Momika disinyalir merupakan rangkaian dari pembakaran yang terjadi pada Desember 2022 hingga Januari 2023 oleh Rasmus Paludan di depan Kedutaan Besar Turki.

Atas kejadian tersebut, Indonesia turut mengecam aksi yang melukai umat Islam itu. Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan tindakan itu tak dapat dibenarkan.

“Tindakan ini sangat mencederai perasaan umat muslim dan tidak bisa dibenarkan. Kebebasan berekspresi harus pula menghormati nilai dan kepercayaan agama lain,” tulis pernyataan Kemenlu RI di akun Twitter @kemlu_RI.

Tak hanya Indonesia, pemerintah Malaysia turut mengecam pembakaran yang dilakukan Momika. Menurutnya, aksi tersebut merupakan penghinaan bagi umat Islam di dunia.

“Malaysia mengecam keras tindakan otorias Swedia yang mengizinkan demo provokatif semacam itu. Ini penghinaan terhadap umat Islam dan melanggar prinsip universal penghormatan semua agama dan kitab sucinya,” kata Kementerian Luar Negeri Malaysia.

7. Swedia berdalih tak ada pelarangan hukum dalam pembakaran Al-Qur'an

7. Swedia berdalih tak ada pelarangan hukum dalam pembakaran Al-Qur'an
Unsplash/Linus Mimietz

Sebelumnya, kepolisian Swedia pernah menolak memberikan izin untuk demonstrasi dan aksi pembakaran Al-Qur'an oleh sekelompok pengunjuk rasa.

Sayangnya, Pengadilan Tinggi Swedia memutuskan membatalkan larangan pembakaran Al-Qur'an. Pengadilan menyebut polisi tak memiliki hukum untuk mencegah protes sekelompok demonstran.

Terlebih pengadilan mengatakan protes tersebut sebagai bentuk kebebasan berekspresi untuk menyuarakan pendapat.

Nah, itu tadi sejumlah kronologi pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di Swedia selama tahun 2023 ini. Aksi tak terpuji itu tentu sangat melukai umat Islam di seluruh dunia dan jauh dari bentuk kebebasan berekspresi.

Baca juga:

The Latest