Puasa akhir tahun dalam Islam sebenarnya tidak disebutkan dalam sebuah hadits khusus yang shahih. Namun, memperbanyak amal ibadah seperti puasa, shalat sunnah, dan sedekah sangat dianjurkan, terlebih menjelang pergantian tahun menjadi amal saleh yang baik untuk dilakukan.
Melansir NU Online, hukum melaksanakan puasa akhir tahun telah mendapat legalitas dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imran bin Al-Husain RA. Rasulullah bersabda terkait puasa sunnah di akhir tahun hijriah dalam hadits berikut:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رضى الله عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: أَنَّهُ سَأَلَهُ أَوْسَأَلَ رَجُلًا وَعِمْرَانَ يَسْمَعُ فَقَالَ: يَاأَبَا فُلَان، أَمَا صُمْتَ سَرَرَ هَذَا الشَّهْرِ؟—قَالَ: أَظُنُّهُ. قَالَ: يَعْنِي رَمَضَانَ.—قَالَ الرَّجُلُ: لَا يَارَسُولَ اللهِ. قَالَ: فَإِذَا أَفْطَرْتَ فَصُمْ يَوْمَيْنِ. لَمْ يَقُلِ الصَّلْتُ أَظُنُّهَ يَعْنِي رَمَضَانَ. رواه البخاري.
Artinya: “Diriwayatkan dari Imran bin Al-Husain RA, dari Nabi SAW bahwa ada orang bertanya kepada beliau, atau beliau bertanya kepada seseorang, sementara Imran mendengarnya. Lalu Rasulullah bersabda: Wahai abu fulan, apakah kamu puasa akhir bulan (Sya’ban) ini?’ Abu An-Nu’man berkata, ‘Saya duga maksudnya adalah bulan itu.’ As-Shalt bin Muhammad berkata: Maksud dugaan An-Nu’man adalah bulan Ramadan. Orang yang ditanya oleh Nabi SAW menjawab: Tidak wahai Rasulullah. Nabi SAW menyambungnya: Apabila kamu tidak puasa, maka puasalah dua hari (sebagai gantinya). As-Shalt tidak mengatakan redaksi: Saya menduganya itu adalah bulan Ramadan.” (HR Bukhari).
Hafits tersebut secara sekilas memang menunjukkan sunnah untuk menjalani puasa akhir bulan. Az-Zain bin Al Munir berpendapat bahwa kesunnahan membiasakan puasa akhir bulan tidak hanya berlaku di bulan Sya’ban melainkan juga di bulan-bulan lainnya, termasuk di akhir tahun.