R21/Matrix-M, Vaksin Malaria Kedua Diresmikan WHO

WHO merekomendasikan vaksin kedua untuk mencegah infeksi malaria pada anak

5 Oktober 2023

R21/Matrix-M, Vaksin Malaria Kedua Diresmikan WHO
Pexels/Chokniti

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menyarankan pemberian vaksin kedua untuk mencegah infeksi malaria pada anak, yaitu vaksin R21/Matrix-M. Rekomendasi ini didasarkan pada masukan dari Kelompok Ahli Penasihat Strategis untuk Imunisasi atau SAGE dan Kelompok Penasihat Kebijakan Malaria.

Langkah berikutnya setelah rekomendasi, yakni adanya proses prakualifikasi WHO agar vaksin R21/Matrix-M dapat diakses oleh siapa pun. Pada pertemuan dua tahunan WHO di Geneva, tanggal 25-29 September 2023, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menjelaskan tentang vaksin baru untuk malaria.

Tak hanya vaksin malaria, WHO juga memberikan rekomendasi terkait vaksin dengue dan meningitis baru, bersama dengan jadwal imunisasi dan sejumlah produk terkait Covid-19. Organisasi ini juga mengeluarkan rekomendasi penting untuk program polio dan program pemulihan imunisasi.

Nah, kali ini Popmama.com sudah merangkum beberapa informasi terkait R21/Matrix-M, vaksin malaria kedua diresmikan WHO. Selain itu, ada panduan terkait vaksin lain dan program imunisasi dalam pertemuan dua tahunannya di Geneva pada September 2023.

Yuk, simak informasi lengkapnya!

1. Dikembangkan oleh Universitas Oxford di Inggris

1. Dikembangkan oleh Universitas Oxford Inggris
Pexels/Edward

Pada Senin (2/10/2023), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan pemanfaatan vaksin kedua untuk membatasi penyakit mematikan yang disebarkan oleh berbagai jenis nyamuk kepada manusia.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan bahwa WHO merekomendasikan vaksin R21/Matrix-M untuk pencegahan malaria pada anak-anak yang berisiko terjangkit penyakit ini.

Vaksin ini yang dikembangkan oleh Universitas Oxford di Inggris, dijadwalkan diluncurkan di beberapa negara di Afrika pada awal tahun 2024 dan akan tersedia di negara-negara lain pada pertengahan tahun 2024. Pernyataan ini esuai dengan penjelasan dari ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pengarahannya di Jenewa.

Editors' Pick

2. Berdasarkan hasil uji coba dan saran kelompok ahli

2. Berdasarkan hasil uji coba saran kelompok ahli
Pexels/Karolina

Rekomendasi ini berasal dari masukan dua kelompok ahli, yaitu Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi (SAGE) dan Kelompok Penasihat Kebijakan Malaria. Mereka mencatat bahwa R21/Matrix-M telah menunjukkan hasil positif dalam uji coba, yaitu dalam daerah dengan penularan musiman.

Vaksin ini mampu mengurangi kasus malaria simptomatik hingga 75 persen dalam 12 bulan setelah menerima serangkaian tiga dosis vaksin. Selain itu, mereka menyatakan bahwa pemberian dosis keempat setahun setelah dosis ketiga akan membantu menjaga tingkat perlindungan.

Ini sebanding dengan efikasi vaksin RTS,S yang diberikan secara musiman.

3. Harapan untuk melindungi anak-anak dari malaria di Afrika

3. Harapan melindungi anak-anak dari malaria Afrika
Pexels/Git

Malaria merupakan masalah global yang tersebar luas di wilayah Afrika. Negara-negara di sana telah mengalami dampak yang signifikan akibat penyakit ini, dan WHO telah berusaha keras untuk menemukan solusinya dengan mengembangkan vaksin.

"Persetujuan baru untuk R21 ini memiliki potensi besar karena vaksinasi dapat dilaksanakan di seluruh wilayah sub-Sahara Afrika dan dapat melindungi lebih banyak anak yang berisiko," kata Azra Ghani, seorang ahli epidemiologi penyakit menular dari Imperial College London, 

Ghani juga menjelaskan bahwa jika program vaksinasi diterapkan di seluruh benua Afrika, hal ini dapat mencegah sekitar sepertiga dari kematian anak balita yang disebabkan oleh malaria.

4. Efektivitas vaksin malaria dalam menghentikan penularan

4. Efektivitas vaksin malaria dalam menghentikan penularan
Pexels/Andrea

Beberapa pakar medis masih memiliki keraguan terhadap efektivitas vaksin malaria, menganggapnya tidak mampu menghentikan penularan penyakit ini. Kampanye imunisasi dianggap tidak akan cukup untuk mengatasi epidemi yang umum terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis.

Dilansir oleh Al Jazeera, upaya untuk mengendalikan penyakit malaria menjadi semakin rumit. Apalagi seiring dengan meningkatnya laporan tentang resistensi terhadap obat utama yang digunakan untuk mengobati penyakit ini, serta penyebaran nyamuk yang semakin invasif.

5. Langkah maju dalam perang melawan malaria

5. Langkah maju dalam perang melawan malaria
Pexels/SHVETS

"Dalam kapasitas saya sebagai seorang peneliti malaria, saya selalu bermimpi bahwa suatu hari kita akan memiliki vaksin yang aman dan efektif melawan malaria. Sekarang, kita memiliki dua," ujar Tedros yang dikutip dari Associated Press.

Hasil penelitian terhadap uji coba vaksin R21 menunjukkan tingkat efektivitas lebih dari 75 persen. Perlindungan ini dapat dipertahankan selama satu tahun tambahan dengan pemberian suntikan booster.

Harga vaksin ini berkisar antara 2-4 dolar AS (sekitar Rp31 ribu - Rp62 ribu). Vaksin ini dianggap lebih terjangkau dan lebih mudah diakses. Selain itu, diharapkan vaksin ini akan tersedia di beberapa negara pada tahun depan, asalkan pihak donor setuju untuk membelinya.

Nah, itulah rangkuman informasi terkait rekomendasi WHO untuk vaksin malaria kedua, WHO membuka jalan menuju perlindungan lebih luas terhadap penyakit malaria, sehingga memberikan harapan bagi ribuan anak yang berisiko terpapar penyakit.

Baca juga:

The Latest