Tragis, Anak yang Dibakar oleh Ibu Kandungnya Sendiri Akhirnya Tewas

Sudah tidak bisa tertolong lagi, ia akhirnya pergi setelah berjuang berminggu-minggu

24 Oktober 2018

Tragis, Anak Dibakar oleh Ibu Kandung Sendiri Akhir Tewas
Facebook.com/Jull Takaliuang

Jessica Mananohas, siswa kelas 4 SD di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, tergolek menahan perih di Rumah Sakit Liun Kendage, Tahuna, karena luka bakar.

Anak perempuan berusia 10 tahun ini adalah korban kesadisan ibu kandungnya sendiri.

Secara sadar anak ini disiram minyak tanah kemudian disulutkan api sampai Jessica mengalami luka bakar parah hingga 85 persen di sekujur tubuh termasuk wajahnya.

1. Dirawat cukup lama di rumah sakit

1. Dirawat cukup lama rumah sakit
mediad.publicbroadcasting.net
rumah sakit bersalin

Kejadian pembakaran sebenarnya telah terjadi sejak 12 September 2018 lalu. Selama perawatan di rumah sakit, Eci (begitu panggilan akrabnya) juga ditunggu oleh sang ibu.

Pada akun facebook Jull Takaliuang dijelaskan bahwa Eci sempat menjalani 2 kali operasi. Sejak operasi pertama Eci diisolasi di ruang PICU dan tidak diperkenankan dijenguk oleh siapapun kecuali tantenya yang ia panggil 'Mama Lala' dan 'Tua' yang secara bergantian mendampinginya.

Eci tetap kuat melewati masa-masa kritisnya. Jull juga menceritakan, setiap 2 hari sekali, luka bakar Eci dirawat.

Selama berminggu-minggu kondisi Eci masih belum stabil. Luka di bagian belakang tubuhnya masih sangat parah. Aromanya sesekali tercium hingga keluar ruangan menurut cerita Jull.

Jull adalah orang yang selalu mencari penggalangan dana untuk pengobatan Eci selama luka bakarnya dirawat di rumah sakit. Tapi ia tidak menceritakan, apa yang menjadi penyebab hingga ibu kandung Eci tega melakukan hal tersbeut kepada darah dagingnya sendiri.

2. Jessica Mananohas, anak malang yang dibakar ibunya ini akhirnya meninggal dunia

2. Jessica Mananohas, anak malang dibakar ibu ini akhir meninggal dunia
Dok. Istimewa
Ilustrasi

Tidak kuat menahan sakit di seluruh tubuhnya bahkan juga di wajahnya, Jessica akhirnya meninggal dunia.

Sungguh mengagetkan penyebab Olga Semet, ibu kandung Eci sampai hati melakukan hal itu karena ia merasa kesal.

Menurut Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, "tersangka saat itu sedang mencari pisau tapi kedua anaknya diam tidak ada yang jawab saat ia tidak menemukan pisau yang dicari tersebut."

Emosi Olga semakin menjadi. Ia mengambil pelepah kelapa dan sempat memukul kaki kedua anaknya. Kemudian Olga menarik rambut Jessica dan membenturkan ke pintu. Setelah itu barulah Olga menyiram minyak tanah dan membakar anaknya.

"Tersangka mengambil galon yang berisi minyak tanah dan menyiram ke tubuh korban," kata Dedi.

Saat ini ibu korban sudah diamankan, "Tersangka ditahan di Mapolres Sangir Talaud untuk diamankan," kata Dedi.

3. KPAI mendukung tindakan hukum bagi pelaku meski itu ibu kandung korban

3. KPAI mendukung tindakan hukum bagi pelaku meski itu ibu kandung korban
Popmama.com/Novy Agrina

Tanggapan KPAI atas kejadian, Rita Pranawati, Wakil Ketua KPAI, Komisioner Bidang Pengasuhan, memberikan tanggapannya, "Kejadian ananda J yang mengalami kekerasan oleh orang tuanya sendiri  bukanlah yang pertama.

KPAI menyesalkan masih ada kejadian kasus kekerasan yang dilakukan oleh orangtuanya sendiri sebagai penanggung jawab utama pengasuhan."

Apapun yang melatarbelakangi keadaan sang ibu kandung, tetap tidak dibenarkan jika ia membakar anaknya sendiri.

"Tapi alasan apapun tidak dibenarkan, orangtua penting cari alternatif kondisi anak," ujar Rita kepada Popmama.com ketika diwawancarai.

"Anak bukanlah hak milik yang dapat diperlakukan sebagaimana barang. Anak punya harkat martabat kemanusiaan yang wajib dilindungi dan dihormati. KPAI mendorong proses hukum bagi pelaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar menjadi pelajaran bagi semua pihak," ungkap Rita.

Keterlibatan orang sekitar sangat penting dan berarti sebagai pencegahan agar tidak membuat suatu kejadian kekerasan pada anak semakin parah.

"Saat sebuah keluarga mengalami kesulitan dan sudah mulai melampiaskan kepada anak, maka tetangga perlu hadir membantu mengatasi kesulitan dan menjaga anak-anak. Jika tetangga merasa bahwa hal tersebut masuk ranah privasi, tetangga dapat melaporkan ke perangkat desa/kelurahan  terdekat sehingga anak dapat terselamatkan.

The Latest