Viral! Anak SD menghamili Siswi SMP, Ini Tanggapan KPAI

"Perbaikan secara keseluruhan terkait pengasuhan anak menjadi sangat penting dalam hal ini."

24 Mei 2018

Viral Anak SD menghamili Siswi SMP, Ini Tanggapan KPAI
buzzsouthafrica.com

Tersebar kabar seorang siswa SD menghamili siswi SMP. Belakangan, berita ini tersebar melalui group chat WhatsApp dan menggemparkan para orangtua.

Di dalam berita yang tengan viral tersebut, siswi SMP sebagai korban saat ini sudah hamil 6 bulan.

1. Pertama kali diketahui siswi SMP telah hamil

1. Pertama kali diketahui siswi SMP telah hamil
whqr.org

Kehamilan siswi SMP baru ketahuan setelah pihak sekolah memeriksakan anak tersebut ke Puskesmas setempat pada hari Sabtu, 19 Mei 2018 lalu. Siswi SMP saat itu terlihat lemas dan nampak kurang sehat. Hasilnya malah membuat orang-orang terkejut, siswi tersebut dinyatakan positif hamil.

Pihak sekolah kemudian mengabarkan ke pihak keluarga, dan siswi tersebut mengakui siapa ayah bayi yang sedang dikandungnya.

Ayah bayi tersebut adalah seorang siswa kelas V SD.

Sontak keluarga korban makin terkejut.

2. Pelaku masih duduk di bangku SD tapi sudah berusia 13 tahun

2. Pelaku masih duduk bangku SD tapi sudah berusia 13 tahun
Unsplash/Annie Spratt

Winny Isnaeni, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Tulungagung menjelaskan, "Meski masih SD, usianya sudah 13 tahun karena beberapa kali tidak naik kelas. Sebetulnya di Jawa Timur banyak sekali kasus serupa dan di Tulungagung ini menjadi perhatian karena lelakinya masih SD."

Berhubung keduanya masih di bawah umur, rasanya menikahkan mereka juga bukanlah solusi dari permasalahan ini.

“Dengan menikahkan keduanya belum tentu sebagai jalan keluar. Bisa menjadi lebih baik, bisa jadi justru situasi tambah keruh. Pernikahan ada syarat khusus yang harus dipenuhi. Keduanya ini masih anak-anak yang belum memahami arti sebuah pernikahan,” lanjut Winny.

Pernikahan di bawah umur malah akan menimbulkan masalah baru. Sementara umur sekecil itu tentu masih membutuhkan dukungan, baik materil dan moril. Setelah mengalami masalah ini pun mereka butuh pemulihan secara psikologis yang harus ditangani psikolog.

Baca Juga: KPPPA: Kasus Pernikahan Anak di Indonesia Tertinggi Nomor 7 di Dunia

Editors' Pick

3. KPAI: Ada yang terlewat dari tumbuh kembang ananda (Siswa SD) ini ketika pubertas

3. KPAI Ada terlewat dari tumbuh kembang ananda (Siswa SD) ini ketika pubertas
Popmama.com/Novy Agrina

Seperti ini tanggapan KPAI ketika diwawancarai Popmama.com mengenai kasus siswi SMP yang hamil oleh pelajar SD.

Rita Pranawati, MA, Komisioner Bidang Keluarga dan Pengasuhan KPAI pusat mengatakan, "Dalam UU perlindungan anak orang tua wajib mencegah terjadinya perkawinan usia anak. Orang tua wajib mengasuh anak dan memenuhi kebutuhan fisik, dan psikologis. sebagian orang tua masih hanya memenuhi kebutuhan fisik anak semata. sehingga kebutuhan kasih sayang, informasi yang tepat, dan perhatian pada tumbuh kembangnya masih kurang."

Pada kasus ini, ada hal yang terlewat untuk disimak oleh anak dari orangtuanya.

"Nah, ada yang terlewat pada tumbuhh kembang ananda ini, karena ketika fase pubertas, orang tua tidak memberikan penjelasan yang tepat tentang perubahan tubuhnya dan organ reproduksinya," ujar Rita.

4. Hal preventif yang perlu dilakukan orangtua dalam memantau pergaulan anak

4. Hal preventif perlu dilakukan orangtua dalam memantau pergaulan anak
Freepik

Apa saja kira-kira yang penting untuk dijelaskan pada anak-anak sebagai bentuk preventif yang bisa orangtua lakukan?

Menjelaskan beberapa poin penting kepada anak-anak menjadi kewajiban bagi setiap orangtua.

Rita menjelaskan, "Anak-anak perlu tahu dari orantua tentang hal penting yang sangat pribadi. Misalnya organ reproduksinya sudah mulai berfungsi, bagaimana bersahabat dengan teman, bagaimana misalnya ekspresi suka dengan lawan jenis."

Budaya kaku atau gap antara orangtua dan anak kadang membuat orangtua lupa.

"Hal-hal pendekatan seperti ini sering terabaikan karena orangtua merasa tabu ngobrol tentang hal ini dan anak tidak nyaman juga dg orang tua mengobrolkan hal ini," ujar Rita.

5. Apa yang perlu dilakukan jika kita memiliki anak yang pernah gagal?

5. Apa perlu dilakukan jika kita memiliki anak pernah gagal
Unsplash/Anton Darius

Bentuk kegagalan yang dialami pada anak ada banyak bentuknya. Salah satunya adalah tinggal kelas, atau sulit bergaul sehingga tidak punya teman.

Dalam kasus ini, Anak SD tersebut pernah tinggal kelas.

Apakah ada kecenderungan anak yang pernah gagal bisa melakukan penyimpangan dalam pergaulan? Mungkin ini menjadi keresahan bagi orangtua.

Rita menjelaskan, "tidak selalu seperti itu, memang butuh perhatian ekstra untuk anak-anak seperti ini. Tapi yang paling penting perlu mencari tahu yang menjadi penyebab kegagalannya."

Misal anak mengalami kegagalan seperti tidak naik kelas, orangtua perlu mengetahui penyebabnya kemudian menyelesaikan masalahnya.

"Tinggal kelas karena apa? Apakah karena kekurangannya, misalkan seperti intelegensi yang lemah atau sikap. Perhatian orangtua dalam mendampingi tumbuh kembang anak sangat penting," tandas Rita.

6. Bagaimana pendampingan yang efektif untuk anak-anak yang memerlukan perhatian ekstra seperti ini?

6. Bagaimana pendampingan efektif anak-anak memerlukan perhatian ekstra seperti ini
Unsplash/Alex Ronsdorf

Kedua orangtua harus bekerja sama dengan baik. Anak bukan tanggung jawab mama saja atau papa saja, tapi keduanya.

Rita mengatakan, "Baik ayah dan ibu punya kewajiban yang sama untuk mengasuh anak bersama-sama. Selain itu, komunikasi guru dengan orangtua juga perlu diperbaiki termasuk sama-sama mengevaluasi bagaimana pergaulan anaknya."

"Intinya perbaikan secara keseluruhan terkait pengasuhan menjadi sangat penting dalam hal ini." tutup Rita.

Hal ini tentu menjadi tambahan catatan bagi orangtua untuk semakin ingat kepada perkembangan dan pergaulan anak-anak. Mereka tidak hanya cukup diberikan makan saja, karena mereka juga memerlukan pendampingan dan pengarahan dari orangtuanya.

The Latest