Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Penyakit Gusi Masuk 5 Besar di Cek Kesehatan Gratis, Termasuk Silent Killer (5).png
Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Intinya sih...

  • Kesehatan gigi dan gusi sering diremehkan, hal ini membuat WHO memprediksi 1.5 miliar orang di tahun 2050 akan mengalami masalah periodontitis.

  • Satu dari dua orang Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan gusi, tetapi hanya 6% yang paham cara menyikat gigi yang benar.

  • Peradangan gusi dapat memicu berbagai risiko kesehatan tubuh, termasuk diabetes, sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kesehatan gigi dan mulut termasuk bagian gusi sering kali diremehkan dan dianggap tidak penting. Padahal, penyakit ini bisa memengaruhi produktivitas hingga meningkatkan risiko sejumlah penyakit tidak menular.

WHO memprediksi sekitar 1.5 miliar orang di tahun 2050 akan mengalami masalah periodontitis (infeksi gusi) dan 660 juta kehilangan gigi mereka. Prediksi juga mencatat Asia Tenggara khususnya Indonesia menjadi wilayah dengan prevalensi periodontitis tertinggi secara global, dengan 6,6 juta kasus per tahun.

Data semakin diperkuat dengan hasil pemeriksaan gigi nasional gratis yang menjangkau 63,5 juta penduduk RI membuktikan 48-50% mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Para dokter bersama Kemenkes menggelar Indonesia Hygiene Forum 2025 yang berlangsung di Jakarta, Rabu (16/12/25) untuk membahas hal ini lebih lanjut. 

Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi mengapa penyakit gusi masuk 5 besar di cek kesehatan gratis dan termasuk silent killer.

Satu dari Dua Orang Indonesia Derita Penyakit Gigi dan Gusi

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia sendiri masih jadi PR bersama agar masyarakat mendapat literasi dan edukasi mengenai bahaya penyakit ini. Menurut data dari Program Cek Kesehatan Gratis Kemenkes RI, masyarakat Indonesia masih banyak yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, mulai dari gigi berlubang, gigi hilang ketika goyang, hingga gusi melorot.

“Kita sudah melakukan cek kesehatan gratis yang didalamnya juga ada pemeriksaan gigi. Itu mulai dari usia balita sampai dengan lansia yang kita lakukan sudah 63,5 juta yang sudah diperiksa, dan dari hasilnya memang ternyata masalah gigi ini termasuk dalam lima besar di dalam hasil cek kesehatan gratis tersebut,” ungkap dr. Elvieda Sariwati, M.Epid selaku direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kemenkes RI, Rabu (16/12/25).

Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada tersebut juga menambahkan bahwa berdasarkan data, satu dari dua orang peserta cek kesehatan gratis tersebut mengalami masalah kesehatan gigi dan gusi. Untuk itu, perlu ada berbagai langkah untuk menjawab karena kondisi gigi dan mulut yang sehat akan memengaruhi kualitas hidup seseorang.

Penyakit Gusi Jarang Disadari Padahal Silent Killer, Begini Tandanya

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Melihat kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut khususnya kesehatan gusi tentu mengkhawatirkan. Meski terdengar sepele, ternyata masalah ini bisa memicu  berbagai penyakit lain karena bakteri dan peradangan dari mulut bisa masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

“Penyakit gusi ini jarang kita sadari, padahal merupakan suatu penyakit yang bisa dikatakan silent killer atau pembunuh yang tidak diketahui. Karena kalau gusi sudah meradang itu tidak ada rasanya. Beda dengan kalau gigi sudah meradang, sakit,” ungkap Prof. Dr. Amaliya, drg,. M.Sc., PhD., yang merupakan Guru Besar Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Rabu (16/12/25). 

Untuk mengetahui penanda adanya penyakit gusi, ia juga menjelaskan tanda-tanda yang bisa disadari. Sakit gigi berdarah merupakan salah satu tanda yang paling bisa dideteksi adanya penyakit gusi.

“Pada saat membuang (pasta gigi), habis sikat gigi kan kita buang ya ludah atau pasta giginya, itu kelihatan ada darah. Pada saat sikat gigi berdarah itu salah satu tanda bahwa gusi mengalami peradangan atau pendarahan,” jelasnya. 

Dokter Amaliya juga menambahkan bahwa peradangan gusi dibiarkan dan tidak diatasi, masalah bisa berlanjut hingga ke daerah yang lebih dalam dari gusi, yakni tulang. Ini yang akhirnya menyebabkan gigi bisa goyang atau rusak.

Banyak Masyarakat Indonesia yang Belum Paham Cara Sikat Gigi yang Benar

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Sikat gigi jadi hal mendasar yang rupanya masih banyak orang melakukannya dengan cara yang salah. Menurut data, hanya 6% dari 250 juta orang Indonesia yang paham bagaimana dan kapan menyikat gigi yang benar.

“Hanya 6,2% masyarakat Indonesia dari sekian banyak, kita berapa sih? 250 juta, 6% nya yang memahami kapan menyikat gigi yang benar,” ungkap Dokter Amaliya.

Ia menjelaskan kebanyakan orang sikat gigi saat mandi saja, padahal banyak sisa kotoran yang menempel setelah makan. Kemudian, sikat gigi juga penting dilakukan sebelum tidur karena produksi air liur berkurang saat tidur, membuat mulut lebih kering dan rentan terhadap bakteri penyebab plak, bau mulut, gigi berlubang, dan penyakit gusi.

“Boleh lah sambil mandi kita sikat gigi, tapi nanti habis makan, habis sarapan sikat gigi lagi, dan yang penting adalah ternyata sebelum tidur. Sebelum tidur adalah waktu yang sangat krusial,” tambahnya.

Guru Besar yang juga lulusan Universitas Padjadjaran tersebut juga menambahkan kebiasaan merokok orang Indonesia menjadi salah satu penyebab utama masalah kesehatan gigi dan mulut. Merokok dapat menyebabkan rongga gusi menyempit dan membuat gusi hitam dan pucat, yang akhirnya nutrisi ke jaringan gigi menjadi berkurang.

Waspada, Peradangan Gusi Bisa Memicu Diabetes

Popmama.com/Salsyabila Sukmaningrum

Kesehatan gigi dan mulut tidak boleh disepelekan karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dokter menjelaskan bahwa bakteri yang muncul saat peradangan gusi dapat memicu berbagai risiko kesehatan.

“Kalau ada peradangan di gusi, itu bisa menimbulkan juga peradangan yang sifatnya sistemik di dalam pembuluh darah. Bakteri nya bisa masuk juga, kan banyak bakteri dalam rongga mulut. Nah itu ternyata dari penelitian terkait juga dengan berbagai risiko kesehatan,” kata dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD selaku Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi, Metabolik, dan Diabetes dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rabu (16/12/25).

Menurut penelitian, peradangan gusi juga dapat memicu penyakit diabetes dan pasien dengan periodontitis biasanya kadar gula darahnya sulit dikontrol.

“Jadi 9 dari 10 pasien diabetes (di RSCM) itu ternyata ada periodontitisnya dan memang dari banyak penelitian menunjukkan kalau dia ada diabetes, memang risiko periodontitisnya bisa sampai 3-4 kali lipat lebih tinggi. Semakin nggak terkontrol gula darahnya, semakin tinggi risiko periodontitis nya,” tambah dokter yang berpraktik di Eka Hospital tersebut.

Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Kesehatan RI juga mencanangkan Rencana Aksi Nasional dengan 4 pilar utama, di antaranya:

  1. Tata Kelola Kesehatan Gigi dan Mulut

  2. Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

  3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

  4. Sistem Informasi dan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.

Itu dia penjelasan mengenai mengapa penyakit gusi masuk 5 besar masalah kesehatan RI dan termasuk silent killer. 

Penting untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi ya, Ma, untuk menghindari berbagai dampak dan masalah kesehatan baru yang dapat muncul.

FAQ Seputar Penyakit Gusi

Apa saja penyakit gusi?

Penyakit gusi utamanya terbagi dua, Gingivitis (radang gusi ringan) yang ditandai gusi bengkak, merah, mudah berdarah, dan bau mulut, serta Periodontitis (infeksi gusi parah) yang merupakan lanjutan gingivitis, merusak jaringan pendukung gigi hingga tulang, menyebabkan saku gusi, hingga gigi tanggal.

Penyakit gusi apa obatnya?

Untuk mengatasi sakit gusi, gunakan pereda nyeri seperti Paracetamol atau Ibuprofen, obat kumur antiseptik seperti Chlorhexidine (dengan resep dokter) atau Betadine Gargle, dan obat kumur herbal seperti teh celup atau tea tree oil yang diencerkan.

Bahayakah infeksi gusi?

Infeksi gusi sangat berbahaya karena bisa berkembang menjadi periodontitis, merusak tulang penyangga gigi, menyebabkan gigi goyang dan tanggal, serta bakteri dapat masuk ke aliran darah dan memicu masalah kesehatan serius lain seperti penyakit jantung, paru-paru, diabetes, stroke, dan komplikasi kehamilan (bayi prematur/BBLR).

Editorial Team