7 Fakta Susanto Dokter Gadungan Lulusan SMA, Praktik Selama 2 Tahun

Motif Susanto nekat menjadi dokter gadungan karena ingin memenuhi biaya hidup sehari-hari

14 September 2023

7 Fakta Susanto Dokter Gadungan Lulusan SMA, Praktik Selama 2 Tahun
Dok. Istimewa

Profesi dokter selalu mendapat penghargaan tinggi di masyarakat karena mereka merupakan garda terdepan dalam menjaga kesehatan dan nyawa orang lain.

Ketika kamu membayangkan seorang dokter, biasanya kamu akan memikirkan seseorang yang telah melewati pendidikan tinggi, pelatihan yang ketat, dan ujian yang sulit untuk mendapatkan izin praktik medis yang sangat dihormati.

Tetapi, ada cerita menghebohkan tentang seorang dokter gadungan yang membuat banyak orang terkejut. Hal yang lebih mengejutkan, dokter gadungan ini hanya memiliki ijazah SMA.

Cerita ini berawal di Surabaya, Jawa Timur, dan melibatkan seorang laki-laki bernama Susanto. Selama dua tahun lamanya, dia berhasil menipu banyak orang.

Berikut ini Popmama.com akan mengulas beberapa fakta Susanto dokter gadungan lulusan SMA yang sudah melakukan praktek selama 2 tahun. Kejadian ini menjadi sorotan utama dan memicu perdebatan luas di jagat maya. 

Penasaran? Yuk, mari disimak!

1. Kisah awal mula perjalanan karier Susanto

1. Kisah awal mula perjalanan karier Susanto
Instagram.com/snowing

Aksi mencengangkan Susanto dimulai pada April 2020, ketika PT Pelindo Husada Citra (PHC) Surabaya membuka lowongan pekerjaan untuk posisi Dokter First Aid.

Meskipun tak memiliki pendidikan formal dalam bidang kedokteran, Susanto memutuskan untuk mencoba peruntungannya. Apa yang membuatnya berbeda lolos, yakni cara yang ia gunakan untuk melamar.

Tanpa ragu, ia mencari identitas dokter secara acak di internet dan menemukan milik dr. Anggi Yurikno.

2. Susanto juga menggunakan lamaran kerja palsu

2. Susanto juga menggunakan lamaran kerja palsu
Unsplash/Marten Bjork

Aksi penipuan Susanto tak berhenti di situ. Lamaran kerja palsu ini berhasil meyakinkan PHC dalam wawancara daring pada Mei 2020.

Untuk membenarkan dirinya sebagai seorang dokter yang berkualifikasi, Susanto memalsukan berkas seperti Surat Izin Praktik (SIP) Dokter, Ijazah Kedokteran, Kartu Tanda Penduduk, dan Sertifikat Hiperkes.

Hal yang lebih mencengangkan lagi, ia mendapatkan dokumen-dokumen tersebut juga dari akun Facebook dr. Anggi Yurikno.

Editors' Pick

3. Dari aksinya tersebut, Susanto menerima gaji bulanan sekitar Rp 7,5 juta

3. Dari aksi tersebut, Susanto menerima gaji bulanan sekitar Rp 7,5 juta
Pixabay/EmAji

Selama dua tahun berpura-pura sebagai seorang dokter, Susanto menerima gaji bulanan sekitar Rp 7,5 juta beserta tunjangan lainnya dari PHC Surabaya.

Ia berhasil mempertahankan posisinya hingga hampir sepertiga dari kontrak aslinya, yang seharusnya berlangsung selama 7,5 tahun.

Motif Susanto nekat menjadi dokter gadungan karena ingin memenuhi biaya hidup sehari-hari.

4. Kelicikan Susanto terbongkar saat akan memperpanjang lamaran

4. Kelicikan Susanto terbongkar saat akan memperpanjang lamaran
Unsplash/Headway

Kelicikan Susanto mulai tercium ketika PHC Surabaya meminta berkas persyaratan lamaran pekerjaannya untuk diperpanjang.

Susanto mengirimkan dokumen palsu melalui WhatsApp, namun ada ketidaksesuaian dengan data dr. Anggi Yurikno.

Foto yang berbeda dalam Sertifikat Tanda Registrasi menjadi bukti utama. Itulah saat PHC mulai mencurigai keaslian identitas Susanto.

5. Pegawai PHC melakukan koordinasi dengan pemilik identitas asli

5. Pegawai PHC melakukan koordinasi pemilik identitas asli
Unsplash/Freshh Connection

Pegawai PHC, Ika Wati, melaporkan temuan ini kepada rekan kerjanya, Dadik Dwirianto.

Mereka kemudian menghubungi dr. Anggi Yurikno untuk klarifikasi. Dr. Anggi Yurikno mengonfirmasi bahwa dokumen-dokumen tersebut adalah miliknya, namun ia tidak pernah melamar atau memberikan izin kepada Susanto.

Ini menjadi pukulan telak terhadap kebohongan Susanto.

6. Kasus ini juga mendapatkan respons dari IDI Jatim

6. Kasus ini juga mendapatkan respons dari IDI Jatim
Freepik/ijeab

Ketua IDI Jawa Timur, dr. Sutrisno, menegaskan bahwa tindakan Susanto termasuk perbuatan pidana.

IDI Jatim tidak berhubungan dengan pihak rumah sakit dalam kasus ini, tetapi memberikan imbauan kepada penyelenggara institusi kesehatan agar lebih berhati-hati dalam merekrut tenaga medis dan memastikan keaslian kualifikasi mereka.

7. Pemilik identitas, Yurikno mengaku kesal dan emosi

7. Pemilik identitas, Yurikno mengaku kesal emosi
Freepik/drobotdean

Dalam persidangan, dr. Anggi Yurikno menyatakan bahwa ia tidak pernah memberikan izin atau melamar pekerjaan di PHC Surabaya.

Ia merasa dirugikan karena namanya digunakan tanpa izin, bahkan tanda tangannya juga dipalsukan. Meski tidak menjelaskan secara detail, ia menyatakan perasaan kesal dan emosi atas penggunaan identitasnya yang salah.

Nah, itu tadi 7 fakta Susanto dokter gadungan lulusan SMA yang sudah melakukan praktek selama 2 tahun. 

Kasus Susanto menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kehati-hatian dalam merekrut tenaga medis dan perlunya pengawasan yang ketat dalam dunia kesehatan.

Kasus ini juga mengingatkan semua orang untuk selalu memverifikasi kualifikasi dan pengalaman tenaga medis sebelum memercayakan kesehatan kita pada mereka.

Baca juga: 

The Latest