Apa Itu Mindful Spending dan Cara Menerapkan dalam Keuangan Harian?

Mindful spending adalah kondisi di mana kita memiliki kesadaran penuh akan keuangan kita. Prinsip ini juga membuat kita sadar tentang tujuan keuangan, sehingga dapat secara bijaksana untuk mengeluarkan uang. 

"Mindfulness spending adalah di mana kita memiliki kesadaran penuh akan posisi keuangan kita. Kemudian, kita juga punya kesadaran penuh juga tujuan keuangan mau ke mana dan punya kesadaran secara bijaksana uang ini dikeluarkan," kata Rista Zwestika, CFP, WMI selaku Perencana Keuangan secara eksklusif dalam sesi Popmama Talk edisi Februari 2025. 

Prinsip mindful spending penting diterapkan dalam kegiatan sehari-hari demi tujuan keuangan yang telah dibuat dapat terwujud. 

"Kenapa penting? Kalau tidak memiliki anggaran keuangan, tidak punya kesadaran keuangan, tidak bijaksana dalam mengeluarkan keuangan, bisa jadi tujuan keuangan yang setiap tahun dibuat bisa jadi nggak terwujud," ujar Rista Zwestika, CFP, WMI.

Mindful spending artinya memprioritaskan keuangan dengan lebih sadar dan bijak dalam penggunaannya. Dengan menerapkan prinsip ini, kita dapat membangun kesadaran finansial yang lebih baik, sehingga setiap pengeluaran memiliki nilai dan tujuan. 

Bahkan, mindful spending dapat membantu kita mencapai berbagai target keuangan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

"Mindfulness spending artinya kita lebih mengutamakan keuangan kita. Kemudian, menggunakannya secara bijak. Mindfulness ini memberikan kesadaran finansial kepada kita, bahkan bisa membantu mencapai tujuan keuangan kita baik jangka pendek maupun jangka panjang," jelas Rista Zwestika, CFP, WMI.

Terdapat hubungan erat antara tren No Buy Challenge, prinsip You Only Need Once (YONO), dan mindfulness dalam keuangan. Ketiga konsep ini berfokus pada kesadaran dalam mengelola keuangan serta membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Mindfulness dalam keuangan berarti memiliki kesadaran penuh terhadap bagaimana, kapan, dan mengapa kita mengeluarkan uang. Ini mencakup refleksi sebelum membeli, memahami dampak finansial dari setiap pengeluaran, serta memastikan bahwa uang digunakan sesuai dengan nilai dan tujuan pribadi.

Sedangkan, no boy challenge adalah tren yang mendorong seseorang untuk tidak membeli barang dalam periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Ini membantu meningkatkan kesadaran terhadap kebiasaan belanja dan melatih disiplin dalam mengelola keuangan.

"Kalau kita mau menerapkan mindfulness spending,otomatis kita punya kesadaran penuh secara bijaksana untuk mengeluarkan uang. Konsep no buy challenge ini artinya kita tidak membeli barang dalam waktu tertentu, tidak membeli barang hanya karena FOMO, membeli karena kebutuhan bukan karena keinginan. No buy challenge mengerem kita dari sisi emosional untuk tidak asal belanja," ungkap Rista Zwestika, CFP, WMI.

Lalu, ada prinsip YONO (You Only Need Once) yang mengajarkan bahwa kita hanya perlu membeli sesuatu jika benar-benar dibutuhkan dalam satu waktu tertentu, bukan karena keinginan sesaat atau godaan tren. Ini memperkuat mindfulness dalam belanja dan mencegah pengeluaran impulsif.

"Mindfulness spending, YONO, no buy challenge adalah sesuatu yang berkaitan, kalau dilakukan bersamaan maka dapat membantu tujuan keuangan kita baik jangka pendek maupun jangka panjang," lanjutnya. 

Untuk mulai menerapkan mindful spending, kesadaran adalah langkah pertama yang harus dimiliki. Setelah itu, dibutuhkan konsistensi, tekad, tujuan jelas, serta disiplin tinggi agar tujuan keuangan dapat terwujud. 

Tanpa kesadaran, sulit untuk mengelola keuangan dengan baik. Itu sebabnya, penting memiliki keinginan kuat dan motivasi pendorong untuk kondisi finansial yang lebih sehat.

"Kalau nggak punya kesadaran agak sulit sih, jadi kita harus punya keinginan yang kuat. Ada motivasi tertentu yang membuat kita punya tekad kuat untuk punya keuangan yang lebih sehat, kalau bisa bebas utang dan lebih banyak nabung atau investasi," jelas Rista Zwestika, CFP, WMI.

"Contoh kecilnya begini, yang biasa ngopi seminggu empat kali, coba kurangin. Bisa nggak kalau ngopinya seminggu tiga kali aja? Yang biasanya ngopi sekali 100 ribu, coba cari brand kopinya yang rasanya sama gak menikmati kenikmatannya tapi harganya lebih murah," lanjutnya. 

Dalam mengelola keuangan lebih bijak, setiap orang perlu memahami perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan adalah sesuatu yang bersifat tambahan.

Jika tidak dipenuhi, tidak akan berdampak signifikan pada kehidupan kita. Contohnya, membeli pakaian baru hanya karena mengikuti tren atau mengganti ponsel padahal yang lama masih berfungsi dengan baik.

"Kita juga harus membedakan keinginan dan kebutuhan. Di mana keinginan adalah segala sesuatu yang kalau nggak dipenuhi tidak ada efek sampingnya," kata Rista Zwestika, CFP, WMI.

Sebaliknya, kebutuhan adalah hal yang harus dipenuhi karena berpengaruh langsung pada kesejahteraan dan kualitas hidup. Jika diabaikan, bisa menimbulkan dampak negatif. 

Misalnya, biaya makan, tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan. Memahami perbedaan ini membantu kita memprioritaskan pengeluaran dan menghindari keputusan finansial yang kurang bijak.

"Kalau kebutuhan adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi, karena kalau nggak dipenuhi maka akan ada efek sampingnya dari kehidupan," tambahnya. 

Demikian ulasan mengenai mindful spending dan cara menerapkan dalam keuangan harian. Semoga bisa menjadi ilmu baru bagi kita semua dalam mencapai target keuangan yang sehat, ya!

POPMAMA TALK Februari 2025 - Rista Zwestika, CFP, WMIPerencana Keuangan

Editor in Chief - Sandra Ratnasari  
Senior Editor - Novy Agrina  
Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias 
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana  
Contributor - Salsyabila Sukmaningrum 
Script - Sania Chandra Nurfitriana  
Social Media - Irma Erdiyanti
Photographer - Raka Tito 
Videographer - Hari Firmanto 
Property by INFORMA