Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
vino g bastian
Popmama.com/Hari Firmanto

Intinya sih...

  • Vino G astian sampai ikut seminar khusus untuk dalami peran caregiver ALS.

  • Hubungan pasien dan caregiver saling beriringan dan membutuhkan, Vino belajar banyak.

  • Edukasi untuk caregiver sama pentingnya dengan merawat pasien. Vino tersentuh dengan perjuangan para caregiver ALS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

ALS atau Amiotrofik Lateral Sklerosis adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang menyerang sel-sel saraf (neuron motorik) di otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan kelemahan otot yang semakin parah, hingga kelumpuhan, dan masalah pernapasan. Penyakit ini diangkat menjadi salah satu ide tema di film Hanya Namamu dalam Doaku.

Ketika harus memerankan Arga, seorang kepala keluarga dan pejuang ALS, Vino G. Bastian tak menerima begitu saja naskahnya. Untuk benar-benar memahami peran yang berkaitan dengan trauma dan emosi ini, Vino melakukan riset pribadi selama hampir dua tahun. 

Ia tidak hanya mendalami mengenai ALS, tetapi juga belajar tentang perjuangan psikologis caregiving.

Dalam proses riset, ia menghadiri seminar, bertemu dengan dokter, dan belajar dari pejuang ALS serta keluarga mereka. Pendekatan ini membuat Vino bisa menghadirkan karakter dengan kedalaman emosi dan rasa empati tulus.

Seperti apa prosesnya? Berikut Popmama.com rangkum informasi riset Vino G. Bastian dalami ALS untuk film Hanya Namamu dalam Doaku.

1. Vino sampai ikut seminar khusus untuk dalami peran

Instagram.com/vinogbastian__

Kepada Popmama.com, Vino menceritakan bahwa menjadi caregiver untuk pejuang ALS bukan hanya soal merawat kebutuhan fisik, melainkan juga memahami kondisi psikologis yang dialami pasien maupun keluarganya. 

Karena itu, ia sengaja mendatangi seminar yang berfokus pada caregiver untuk ALS ini. Bagi Vino, materi yang didapatkan di seminar ini membuka mata tentang kompleksitas merawat pasien dengan penyakit langka seperti ALS.

"Ketika seseorang divonis ALS, pasti up and down, nggak terima. Emosinya tidak stabil. Seperti Arga di filmm ini. Pasien ALS penting, tapi kadang banyak orang lupa sama keluarganya. Ternyata mereka juga perlu pemahaman yang nggak kalah penting untuk bisa menangani pasien ALS,” jelas Vino.

Tak hanya berbicara soal kesabaran, seminar ini juga membahas pentingnya pemahaman menyeluruh tentang kondisi pasien, agar proses merawat tidak memperburuk keadaan. Vino mengaku, pengalaman tersebut membuatnya semakin menghargai peran keluarga yang berada di samping pejuang ALS.

2. Pasien dan caregiver saling beriringan dan membutuhkan

Instagram.com/vinogbastian__

Menurut Vino, hubungan antara pasien dan caregiver ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Pasien sangat bergantung pada caregiver, sementara caregiver menghadapi tekanan berat karena harus membagi waktu, tenaga, hingga emosi. 

Ia menggambarkan kondisi ini sebagai simbiosis emosional yang kerap terabaikan. Vino juga menyoroti realita sulit yang dialami caregiver ketika harus tetap bekerja, mencari nafkah, sambil mengurus orang tersayang. 

Jika salah satu sisi tidak seimbang, maka akan berdampak besar pada kondisi pasien itu sendiri. Inilah yang membuat peran caregiver begitu kompleks, karena mereka juga manusia yang bisa merasa lelah, sedih, atau kewalahan.

"Pasiennya bergantung, tapi caregiver-nya juga sulit. Dia harus merawat orang tersayang, tapi kalau dia bekerja gimana? Kalau nggak masuk kantor, nggak dapet gaji gimana? Itu juga berpengaruh ke perawatan ALS-nya," ungkapnya.

3. Edukasi untuk caregiver sama pentingnya dengan merawat pasien

Popmama.com/Hari Firmanto

Dalam proses risetnya, Vino juga belajar bahwa edukasi untuk caregiver sama pentingnya dengan perawatan pasien. Caregiver sering kali menanggung beban emosional yang sangat besar, bahkan tidak jarang ikut jatuh sakit secara fisik maupun mental karena kelelahan. 

Vino menekankan bahwa pengetahuan dan dukungan psikologis menjadi faktor penting agar caregiver tetap kuat mendampingi pasien.

“Dokternya sampai bilang: kalau nggak kuat merawat orang sakit, jangan dipaksakan. Kalau butuh me time, ambil itu,” terangnya. 

Ini menegaskan bahwa merawat tanpa menjaga kesejahteraan mental sendiri bisa berbahaya bagi keduanya.

Vino mendengar beberapa di mana pasangan ikut meninggal setelah merawat pasangannya menunjukkan betapa rapuhnya kondisi mental mereka sebagai caregiver. Melalui peran ini, Vino ingin membuka mata banyak orang bahwa caregiver juga butuh diperhatikan.

4. Kendala riset karena privasi keluarga pejuang ALS

Instagram.com/vinogbastian__

Dalam proses risetnya, Vino G. Bastian juga menghadapi tantangan besar: tidak semua pejuang ALS bisa ditemui secara langsung. Banyak keluarga memilih untuk menjaga privasi.

Menurutnya, tanpa bertemu dan berbincang langsung, emosi yang ingin ia hadirkan di layar terasa tidak lengkap. Ia ingin menyamakan rasa dengan para caregiver, merasakan pergulatan batin mereka, hingga bisa merefleksikan sosok Arga dengan otentik. 

"Kalau saya tidak melihat langsung, rasanya nggak sampai. Saya harus ketemu langsung, ngobrol, menyamakan rasanya. Sehingga ketika Arga sampai di titik itu bisa relate. Itu kendalanya, tapi semuanya bisa menemukan jalan," ungkapnya.

Itulah tadi informasi mengenai riset Vino G. Bastian jadi caregiver ALS di film Hanya Namamu dalam Doaku. Keren banget!

POPMAMA TALK September 2025 - Vino G. Bastian

Aktor

Senior Editor - Novy Agrina   

Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias  

Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana   

Script - Sania Chandra Nurfitriana   

Social Media - Irma Erdiyanti 

Photographer - Hari Firmanto 

Videographer - Hari Firmanto 

Editorial Team