Popmama.com/Hari Firmanto
Menurut Kimberly Rider, korban tidak mudah keluar dari hubungan toxic. Dari pandangan artis kelahiran 6 Agustus 1993 itu, hubungan seperti ini biasanya 'tarik-ulur'.
Satu waktu korban merasa sangat dicintai, tetapi beberapa waktu kemudian korban menerima kekerasan. Hal itu terus berulang dilakukan sehingga korban berada dalam posisi bimbang bahkan sampai mempertanyakan dirinya sendiri.
"Lama-lama berpikir apa kita yang salah? Apa kita yang gila? Am I deserve to be loved? Itu yang bikin korban susah keluar. Kita dimanipulasi untuk berpikir kalau dirinya itu tidak layak," pungkasnya.
Lebih gamblang lagi, hubungan ini membuat korban bisa mengalami trauma bonding kepada pelaku. Trauma bonding ini merujuk pada hubungan emosional yang terbentuk antara korban dan pelaku dalam situasi yang melibatkan kekerasan, manipulasi, atau pengabaian.
"Jadi ada trauma bonding, saya belajar hal-hal ini di tahun ini. Kita masih butuh kasih sayang dari dia tapi mempertanyakan kok dia melakukan ini (jahat)," tuturnya.
Trauma bonding biasanya terjadi dalam dinamika yang tidak sehat, di mana pelaku menciptakan pola interaksi yang mengombinasikan kekerasan atau perlakuan buruk dengan momen-momen kasih sayang, perhatian, atau janji perubahan.
Pola ini membuat korban merasa terikat secara emosional kepada pelaku, meskipun hubungan tersebut merugikan dan menyakitkan.
Itulah tadi soal Kimberly Ryder bicara isu KDRT yang kerap dialami perempuan. Wah, menginspirasi banget ya opini Mama Kimberly.
POPMAMA TALK Desember 2024 - Kimberly Ryder
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Contributor - Salsyabila Sukmaningrum
Script - Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Erdiyanti & Hashifah Dzati
Photographer - Hari Firmanto
Videographer - Hari Firmanto
Property by INFORMA