Jakarta Tempati Urutan Pertama Kualitas Udara Terburuk

Mengalahkan posisi Dubai sebagai kota dengan kualitas udara paling berpolusi

17 Juni 2022

Jakarta Tempati Urutan Pertama Kualitas Udara Terburuk
pexels/tomfisk

Lembaga pendata kualitas udara, IQ Air menempatkan Jakarta pada posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Rabu (15/6/2022). 

Melalui laman resminya, IQ Air mencatat indeks kualitas udara Jakarta mencapai 188 dan masuk kategori tidak sehat. 

Berikut Popmama.com telah merangkum informasi terkait jakarta dengan kualitas terburuk di dunia yang dilansir dari berbagai sumber. 

1. Peringkat Indonesia ini mengalahkan Dubai

1. Peringkat Indonesia ini mengalahkan Dubai
Pexels/Fitri Lailaturrahmi

Dalam hal kualitas udara terburuk, Jakarta menempati urutan pertama yang disusul oleh Dubai di Uni Emirat Arab dengan indeks mencapai 160. Setelah itu, di posisi ketiga diisi Kota Santiago di Chile mencapai indeks 158.

Sebagai lembaga pendata kualitas udara, IQ Air menetapkan kategori tidak sehat dengan rentang indeks 151-200.

Di Jakarta, konsentrasi polutan Partikulat Matter (PM) 2,5 tercatat mencapai 25,4 kali di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Editors' Pick

2. Kualitas udara tidak sehat di Jakarta bukan yang pertama kali

2. Kualitas udara tidak sehat Jakarta bukan pertama kali
Pexels/Tom Fisk

IQ Air mencatat data kualitas udara Jakarta pada 2017 mengalami peningkatan dengan rata-rata mencapai 29,7 mikrogram per meter kubik (m3).

Kemudian pada 2018 berlipat ganda menjadi rata-rata 45,3 mikrogram per meter kubik dan pada 2019 kembali naik menjadi 49,4 mikrogram per meter kubik.

Kualitas udara di Jakarta rata-rata pada 2020 menurun menjadi 39,6 mikrogram per meter kubik. Seiring pembatasan kegiatan masyarakat karena pandemi Covid-19.

3. Diakibatkan karena suhu udara rendah

3. Diakibatkan karena suhu udara rendah
Dok. IDN Times
Antara Photo/Muhammad Adimaja

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan suhu udara yang rendah dan tingkat kelembapan tinggi menyebabkan akumulasi polutan, sehingga memicu polusi.

"Akibatnya polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer," kata Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan di Jakarta.

Kondisi itu menyebabkan kualitas udara di Jakarta dari pagi hingga siang hari membentuk kabut. Apalagi cuaca Jakarta sedang mendung.

Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, rata-rata suhu udara Jakarta di rentang minimum 23-32 derajat Celcius. Sementara itu, tingkat kelembaban udara Jakarta di kisaran 65-95 persen.

4. Naiknya volume kendaraan menjadi salah satu faktor kualitas udara buruk

4. Naik volume kendaraan menjadi salah satu faktor kualitas udara buruk
Instagram.com/arizapatria

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menduga kualitas udara di ibu kota kembali memburuk akibat naiknya volume kendaraan di Ibu Kota.

"Memang Jakarta ini cukup padat. Kendaraan kembali normal, ada peningkatan polusi," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Ia menjelaskan berbagai upaya terus digenjot untuk mendukung pengurangan polusi udara. Salah satunya mengarahkan masyarakat agar menggunakan transportasi publik.

5. TransJakarta akan menggunakan bahan bakar listrik

5. TransJakarta akan menggunakan bahan bakar listrik
Pixabay/Free-Photos

Menurut Riza Patria, secara bertahap pihaknya mengganti armada TransJakarta menjadi menggunakan bahan bakar berbasis listrik.

Pemprov DKI menargetkan hingga akhir tahun 2022 ada 100 bus TransJakarta menggunakan listrik. Hingga saat ini, armada TransJakarta sudah ada 30 unit yang berbahan listrik.

Upaya tersebut sebagai salah satu cara mengurangi polusi yang diakibatkan dari kendaraan bermotor. Semoga kualitas udara di ibukota kian membaik ya, Ma. 

Baca juga:

The Latest