WHO Rekomendasikan Vaksin Mosquirix, Vaksin Malaria Pertama di Dunia

Ampuh hingga 30 persen untuk menangkal penyakit malaria bergejala parah

9 Oktober 2021

WHO Rekomendasikan Vaksin Mosquirix, Vaksin Malaria Pertama Dunia
Freepik/jcomp

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) akhirnya merekomendasikan penggunaan vaksin malaria untuk pertama kalinya di dunia. Untuk saat ini penggunaan vaksin tersebut diperuntukkan bagi anak-anak di Afrika serta wilayah lain dengan penularan penyakit malaria yang tinggi.

"Ini momen bersejarah. Vaksin malaria untuk anak-anak telah lama ditunggu. Kehadiran vaksin ini merupakan terobosan ilmu pengetahuan, kesehatan anak dan pengendalian malaria," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari laman resmi WHO, Rabu (6/10/2021).

"Kehadiran vaksin ini mampu mencegah malaria serta menyelamatkan puluhan ribu jiwa anak muda setiap tahunnya," lanjut Tedros.

Rekomendasi pemberian vaksin malaria ini berdasarkan program percontohan yang dilakukan di Ghana, Kenya dan Malawi yang telah menjangkau lebih dari 800 ribu anak sejak 2019.

Informasi selengkapnya, berikut ini Popmama.com telah rangkum dari berbagai sumber.

1. WHO rekomendasikan vaksin Mosquirix untuk penyakit malaria

1. WHO rekomendasikan vaksin Mosquirix penyakit malaria
respectfulinsolence.com

Sejak zaman prasejarah, malaria adalah salah satu penyakit mematikan yang disebarkan oleh nyamuk di daerah tropis dan subtropis. Disebarkan oleh nyamuk Anopheles, malaria umumnya disebabkan oleh protozoa parasit Plasmodium falciparum.

Jika tak ditangani dengan segera dan tepat, malaria dapat berakibat fatal. Menurut data WHO pada 2020, tercatat sebanyak 229 juta kasus malaria dan 409.000 kematian yang diakibatkannya pada 2019.

Untuk meminimalkan risikonya, WHO baru saja mengesahkan rekomendasi untuk vaksin malaria RTS,S/AS01 (RTS,S) atau vaksin Mosquirix pada 6 September 2021.

Rencananya vaksin malaria ini bakal diberikan kepada anak-anak yang berada di Afrika sub-Sahara serta wilayah lain yang memiliki kasus transmisi malaria P.falciparum tinggi hingga sedang.

P.falciparum adalah protozoa parasit yang menyebabkan malaria pada tubuh manusia melalui nyamuk Anopheles betina. Nyamuk dengan parasit ini amat mematikan. Di Afrika setiap tahun ada 260 ribu anak di bawah 5 tahun yang meninggal karena malaria.

Editors' Pick

2. Sekilas vaksin Mosquirix

2. Sekilas vaksin Mosquirix
Freepik/jcomp
ilustrasi vaksin malaria

Sejarah vaksin RTS,S/AS01 (RTS,S) atau dikenal juga dengan vaksin Mosquirix, dimulai lebih dari 30 tahun lalu. Saat itu, vaksin ini diformulasi oleh kerja sama antara GlaxoSmithKline (GSK) di Inggris dan Walter Reed Army Institute of Research di Amerika Serikat. Penelitian vaksin tersebut didanai oleh PATH Malaria Vaccine Initiative dan Bill and Melinda Gates Foundation.

Juga dikenal sebagai Mosquirix, vaksin ini dibuat dengan kombinasi gen dari protein P. falciparum dan antigen permukaan virus hepatitis B (HBsAg). Protein ini kemudian ditambahkan HBsAg untuk dimurnikan lagi. Senyawa ajuvan AS01 ditambahkan untuk meningkatkan respons imun.

3. Percobaan di tiga negara Afrika

3. Percobaan tiga negara Afrika
Pixabay/David Mark

Pada 2015, Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) dan Malaria Policy Advisory Committee (MPAC) merekomendasikan percobaan pemberian vaksin Mosquirix di benua Afrika. Kemudian pada 2019, percobaan ini dilakukan pada lebih dari 800.000 anak di Kenya, Ghana, dan Malawi.

WHO mencatat bahwa penyakit malaria menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di benua tersebut dengan persentase hingga 95 persen. Tercatat sekitar 260.000 anak meninggal dunia setiap tahunnya karena malaria.

Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti mengatakan, turut berbahagia atas kehadiran vaksin Mosquirix. Mengingat selama berabad-abad ke belakang, malaria menjadi penyakit yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian tinggi di Afrika.

"Selama berabad-abad, malaria telah mengintai Afrika sub-Sahara dan menyebabkan penderitaan yang luar biasa," kata Matshidiso Moeti.

“Rekomendasi ini memberikan secercah harapan untuk benua yang menanggung beban paling berat atas penyakit dan kami berharap semakin banyak anak Afrika yang terlindungi dari malaria dan tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat,” tambahnya.

Percobaan vaksinasi Mosquirix di tiga negara Afrika didanai oleh Aliansi vaksin global, Gavi; Global Fund to Fight AIDS; Tuberculosis and Malaria; dan Unitaid. Hingga saat ini, lebih dari 2,3 juta dosis vaksin Mosquirix telah diberikan melalui kerja sama dengan Kementerian Kesehatan di tiga negara Afrika tersebut.

4. Vaksin Mosquirix aman digunakan

4. Vaksin Mosquirix aman digunakan
Pexels/Thirdman

Vaksin Mosquirix terbukti aman digunakan dan ampuh hingga 30 persen untuk menangkal penyakit malaria bergejala parah. Meski terkesan tidak terlalu efektif, ditambah dengan usaha lain seperti penggunaan kelambu dengan insektisida, WHO menjanjikan bahwa 90 persen anak-anak bisa terselamatkan dari malaria.

Menurut WHO, dari percontohan di tiga negara Afrika (Kenya, Ghana, dan Malawi), dua pertiga anak-anak yang tidur tanpa kelambu mendapat manfaat dari vaksin dan ada pengurangan 30 persen kasus malaria parah. Hasil ini juga menunjukkan vaksin aman untuk digunakan dan penggunaannya hemat biaya.

Dikutip dari BBC, uji coba yang juga pernah dilakukan pada 2015 menunjukkan bahwa vaksin ini dapat mencegah sekitar empat dari 10 kasus malaria serta mencegah tiga dari 10 kasus parah. Dampak positif lainnya adalah jumlah anak yang membutuhkan transfusi darah turun hingga sepertiga. 

Catatan yang harus diperhatikan adalah vaksin harus disuntikkan sebanyak empat dosis supaya efektif melawan Plasmodium falciparum, parasit malaria paling mematikan dan paling umum di Afrika. Tiga dosis pertama diberikan satu bulan terpisah yang dimulai pada usia lima bulan dan suntikan penguat diperlukan sekitar usia 18 bulan.

5. 15 juta dosis vaksin malaria siap disediakan setiap tahun

5. 15 juta dosis vaksin malaria siap disediakan setiap tahun
Freepik

Menurut para ahli, peluncuran vaksinasi malaria di Afrika memiliki tantangan dalam memobilisasi pembiayaan untuk produksi dan distribusi. Perusahaan farmasi asal Inggris, GlaxoSmithKline (GSK), berkomitmen untuk memproduksi 15 juta dosis vaksin malaria setiap tahunnya, selain 10 juta dosis yang disumbangkan untuk program percontohan WHO yang berlangsung hingga 2028.

Menurut studi yang dipimpin WHO, diperkirakan permintaan untuk vaksin malaria akan menjadi 50 hingga 110 juta dosis per tahun pada 2030 dengan catatan, vaksin digunakan untuk wilayah dengan penularan penyakit sedang hingga tinggi.

Aliansi vaksin global, Gavi, pada Desember mendatang akan mempertimbangkan bagaimana pendanaan program vaksinasi malaria di Afrika. Saat ini dilaporkan harga untuk per dosis vaksin belum ditentukan tetapi akan dikonfirmasi setelah ada keputusan pendanaan Gavi dan permintaan yang lebih pasti untuk jumlah vaksin.

Itulah informasi mengenai vaksin RTS,S/AS01 (RTS,S) atau vaksin Mosquirix, vaksin yang telah direkomendasikan WHO untuk penyakit malaria. Semoga ke depannya penggunaan vaksin ini bisa lebih meluas jangkauannya, bahkan bisa sampai ke Indonesia.

Baca Juga:

The Latest