Kasus Covid-19 di Indonesia Naik, Apa Penyebabnya?

Sudah ada 8 kasus di Indonesia yang dilaporkan terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5

15 Juni 2022

Kasus Covid-19 Indonesia Naik, Apa Penyebabnya
Unsplash/Onderortel

Kasus Covid-19 di Indonesia mulai naik dalam dua pekan terakhir. Pada Selasa (14/6/2022), kasus baru Covid-19 di Indonesia menyentuh angka 900 dengan positive rate mencapai 1,36 persen. 

Catatan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia masih berada di batas aman karena WHO menetapkan batas aman positive rate berada di bawah 5 persen. Namun, kenaikan kasus tersebut tetap perlu diwaspadai. 

“Jadi, kalau kasus kita sekitar 574 harian, kalau lihat Australia bisa 16.000-an, Singapura 3.100, Thailand 2.400, dan Malaysia 1.700,” ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi. 

Kali ini Popmama.commerangkum fakta-fakta seputar kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia dalam dua pekan terakhir.

1. Penyebab kenaikan kasus

1. Penyebab kenaikan kasus
Pexels/Cdc-library

Beberapa pihak meyakini bahwa kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia disebabkan oleh varian baru Covid-19, yakni Omicron BA.4 dan BA.5. Dua varian itu disebut bisa menembus sistem kekebalan tubuh yang biasa disebut escape immunity. 

Budi mengatakan, sudah ada 8 kasus di Indonesia yang dilaporkan terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5. Tiga kasus berasal dari kedatangan luar negeri. 

“Sisanya kasus transmisi lokal, 4 Jakarta, 1 di Bali,” ujar Budi. 

Editors' Pick

2. Protokol kesehatan masyarakat menurun

2. Protokol kesehatan masyarakat menurun
Pexels/Cottonbro

Dugaan lainnya yang menyebabkan kenaikan kasus Covid-19 ialah kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan yang mulai menurun. Pemerintah memang telah melonggarkan kewajiban memakai masker. 

Kini, masyarakat sudah bisa melepas masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Namun, hal itu justru terbawa saat mereka beraktivitas di ruangan tertutup. 

3. Vaksinasi booster masih rendah

3. Vaksinasi booster masih rendah
Pexels/Thirdman

Dugaan penyebab lainnya adalah kesadaran masyarakat untuk mendapatkan vaksin booster masih rendah. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan vaksin booster. 

Apabila target vaksinasi booster tercapai, maka tingkat kekebalan tubuh masyarakat diharapkan juga baik. 

“Kalau masyarakat siap dengan vaksin booster, kemungkinan puncaknya (kasus Omicron BA.4 dan BA.5) tidak tinggi,” ungkap Budi. 

4. Pasien Omicron BA.4 dan BA.5 tidak bergejala

4. Pasien Omicron BA.4 BA.5 tidak bergejala
Unsplash/Jxk

Kementerian Kesehatan juga mengumumkan bahwa pasien yang terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5 tidak bergejala dan hanya merasakan gejala ringan. Para pasien diketahui sudah menerima vaksin Covid-19 dosis lengkap, bahkan sudah ada yang mendapatkan empat dosis vaksin. 

Pemerintah pun terus mengajak masyarakat untuk waspada terhadap penularan Omicron BA.4 dan BA.5. Protokol kesehatan diminta terus diterapkan baik ketika berada di luar maupun dalam ruang tertutup. 

Tetap jaga kesehatan diri sendiri dan keluarga, ya. 

Baca juga:

The Latest