Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Self-Sampling, Solusi Skrining Kanker Serviks Tanpa Canggung.jpg
Popmama.com/Shalsabhilla Putri

Intinya sih...

  • Ancaman Nyata yang Perlu Diwaspadai
    Kanker serviks adalah penyebab kematian tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia.

  • Rasa Malu Masih Jadi Penghalang Utama Skrining
    Rasa canggung saat pemeriksaan dan literasi kesehatan yang masih terbatas menjadi alasan utama

  • Kanker serviks bisa dieliminasi jika dicegah dan dideteksi sejak dini.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak perempuan sebenarnya ingin menjaga kesehatan reproduksinya, tetapi rasa malu sering kali menjadi penghalang terbesar. Prosedur skrining kanker serviks yang mengharuskan Mama membuka pakaian bawah di depan tenaga kesehatan membuat sebagian besar merasa canggung dan tidak nyaman.

“Mungkin teman-teman yang sudah menikah pasti pernah merasakan, saat MCU bagian pemeriksaan itu rasanya paling malas. Biasanya yang pertama ditanya adalah, ‘Dokternya perempuan atau laki-laki, Dok?’ Meski sekarang tenaga kesehatan perempuan sudah banyak, tetap saja rasa malu itu ada,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam acara White Paper “From Pilot to National Scale: Strengthening Cervical Cancer Screening in Indonesia” yang diselenggarakan di Jakarta Selatan, pada Kamis (4/12/2025). 

Sebagai sosok yang menjadi “tiang keluarga”, kesehatan Mama adalah fondasi utama bagi masa depan anak-anak. Karena itu, deteksi dini adalah langkah kecil yang berdampak besar bagi keluarga.

Yuk, simak penjelasan lengkapnya dari Popmama.com agar Mama makin percaya diri merawat diri!

Ancaman Nyata yang Perlu Diwaspadai Mama

Freepik

Masih banyak yang belum sadar betapa pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Kanker serviks sendiri menempati posisi kedua penyebab kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia.

Beberapa fakta penting yang perlu Mama tahu:

  • Ancaman kesehatan yang paling nyata adalah kanker. Kanker leher rahim (serviks) adalah penyebab kematian kanker tertinggi kedua dengan sekitar 56 kematian orang setiap harinya. 

  • Kanker serviks di Indonesia dikaitkan dengan angka kematian yang sangat tinggi, terutama disebabkan oleh tingkat skrining yang tidak memadai (sekitar 70% kasus biasanya terdeteksi pada stadium lanjut. 

  • Pada tahun 2025, diprediksi terdapat sebesar sekitar 38,8 ribu kasus baru dengan sekitar 22,3 ribu kematian. 

  • Pemerintah melalui Rencana Aksi Nasional 2023–2030 menargetkan skrining pada 69 juta perempuan, tetapi hingga kini baru sekitar 27% perempuan yang sudah terskrining.

Angka ini menunjukkan masih banyak perempuan yang belum melakukan pemeriksaan, dan salah satu alasan utamanya adalah rasa malu serta akses layanan yang belum merata.

Rasa Malu Masih Jadi Penghalang Utama Skrining

Freepik

Banyak Mama yang menunda pemeriksaan penting ini bukan karena tidak peduli, melainkan karena hambatan yang sering kali tidak terlihat. Beberapa alasan paling umum adalah:

  • Rasa canggung saat pemeriksaan

Skrining konvensional biasanya mengharuskan Mama berbaring dengan posisi yang membuat tidak nyaman, atau harus “buka celana” di depan tenaga kesehatan. Tidak sedikit perempuan merasa malu atau segan pada situasi seperti ini.

  • Literasi kesehatan yang masih terbatas

Pengalaman di lapangan, saat menanyakan ke masyarakat, 

“Ibu mau nggak cek, siapa tahu kanker? pasti jawabannya gini kan, daripada ketahuan kanker, mending nggak tahu,” ungkap dr. Siti Nadia. 

  • Norma sosial dalam keluarga

Beberapa Mama merasa harus meminta izin suami atau mertua terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan, sehingga prosesnya makin tertunda.

Padahal, skrining rutin bisa menyelamatkan nyawa. Karena itu diperlukan cara yang lebih mudah, nyaman, dan bisa dilakukan mandiri.

Self-Sampling HPV DNA, Lebih Nyaman dan Anti Canggung

Freepik

Inilah kabar baiknya, Ma! Metode Pengambilan Sampel Mandiri (Self-Sampling) untuk tes HPV DNA hadir sebagai solusi modern yang membantu Mama tetap nyaman saat melakukan skrining.

Mama bisa mengambil sampel sendiri dari rumah, tanpa harus melepas pakaian di ruang klinik. Privasi lebih terjaga, rasa malu pun hilang.

Hasil yang diterbitkan oleh Pilot Study Hub-and-Spoke di Surabaya - Sidoarjo, hasil tahap awal proyek ini menunjukkan bahwa metode self-sampling disambut dengan sangat positif oleh perempuan atau populasi target di proyek tersebut.

Kesembuhan Tinggi, Masa Depan Lebih Cerah

Freepik

Kanker serviks punya keunggulan yang jarang dimiliki penyakit lainnya: bisa dieliminasi jika dicegah dan dideteksi sejak dini.

Tetapi satu keunggulan dari kanker leher rahim adalah ia bisa dihilangkan atau dieliminasi. Penyakit tidak menular hampir tidak ada yang bisa dieliminasi. Biasanya yang bisa dieliminasi itu penyakit menular seperti TBC, sifilis, cacing, atau kusta. Nah, satu-satunya penyakit tidak menular yang bisa dieliminasi justru kanker leher rahim,” jelas  dr. Siti Nadia. 

Ia juga menambahkan bahwa angka kesembuhan kanker serviks stadium 1–2 mencapai 80–90% melalui operasi atau kemoterapi. Perempuan yang berhasil pulih dapat kembali menjalani aktivitas seperti biasa.

Nah, itulah penjelasan mengenai pentingnya deteksi dini. Jadi, Mama jangan sampai menunda lagi ya. Semakin cepat diperiksa, semakin besar peluang kita mencegah penyakit berkembang. Semoga bermanfaat, ya, Ma! 

Editorial Team