Tragedi Penularan Covid-19 dari 1 Orang ke 27 Orang di Kafe Korea

Kasus penularan melalui udara ini terjadi di kedai kopi di daerah Paju, Korea Selatan

3 September 2020

Tragedi Penularan Covid-19 dari 1 Orang ke 27 Orang Kafe Korea
Pexel/Kaboompics.com

Beberapa hari terakhir ini, jumlah penularan Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat tajam. Bahkan, sejak tanggal 28 Agustus jumlah kasus positif mencapai rekor di angka 3.000 lebih.

Abainya masyarakat untuk menjaga diri dan menerapkan protokol kesehatan menjadi penyebab salah satu peningkatan angka kasus positif.

Sesederhana penggunaan masker, masyarakat Indonesia masih terbilang tidak terlalu banyak yang sadar pentingnya menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa penyebaran Covid-19 bisa terjadi melalui udara, terutama di ruang tertutup.

Beberapa waktu lalu, klaster kasus penyebaran Covid-19 melalui udara terjadi cukup besar terjadi di sebuah kafe di Korea Selatan. Seorang wanita menularkan virus corona pada 27 orang pengunjung kafe.

Lebih jelasnya akan Popmama.com jelaskan dalam ulasan berikut.

1. Kronologi kejadian munculnya klaster Covid-19 di kafe

1. Kronologi kejadian muncul klaster Covid-19 kafe
Pexel/Tim Gouw

Seorang perempuan berusia 30-an tahun menjadi super spreader setelah mengunjungi sebuah kedai kopi di daerah Paju, Korea Selatan.

Super spreader sendiri adalah individu yang mampu menyebarkan virus kepada orang lain dalam jumlah yang banyak. Bisa berjumlah belasan, puluhan, bahkan ratusan dalam waktu yang singkat.

Perempuan tersebut berada di kafe tersebut selama 2 hingga 2,5 jam. Selama itu, ia makan, minum, menggunakan toilet, dan berbincang santai tanpa menggunakan masker.

Menurut penelusuran CCTV, perempuan tersebut duduk di bawah AC di lantai dua. Setelah ditelusuri, selama berada di kafe tersebut ia telah menularkan virus ke 55 orang.

Seluruh pegawai kafe yang berjumlah 4 orang tidak tertular karena selalu menggunakan masker selama jam kerja.

2. Kondisi Ventilasi Durasi Jarak (VDJ) yang buruk

2. Kondisi Ventilasi Durasi Jarak (VDJ) buruk
Pexels/Lawrence Suzara

Kejadian tersebut memberikan gambaran nyata bahwa penularan Covid-19 bisa melalui udara.

Hal tersebut diperparah dengan protokol Ventilasi Durasi Jarak (VDJ) yang buruk.

VDJ sendiri adalah istilah konsep protokol yang harus diterapkan oleh diri dan lingkungan.

Ventilasi, yaitu hindari ruang publik atau transportasi dengan ventilasi atau sirkulasi tertutup.

Durasi, yaitu batasi pertemuan atau percakapan hanya 5 sampai 15 menit saja.

Jarak, jaga jarak dengan lawan bicara atau orang lain di ruang publik sejauh 2 meter. Atur juga jumlah orang yang berada di dalam ruangan.

Pada kasus klaster kafe di Paju itu, terdapat 6 AC central yang menyala dan tampaknya tidak ada ventilasi udara yang baik.

Hanya terdapat dua jendela kecil yang dibuka selama 10 menit dalam dua kali sehari. Hal tersebut tidaklah cukup.

Apalagi, saat kejadian tersebut, dengan kapasitas ruangan yang menampung 80 pengunjung lainnya di kafe tersebut.

Perempuan yang menjadi super spreader berada di kafe selama 2 hingga 2,5 jam. Lalu, ia makan, minum, menggunakan toilet, dan berbincang-bincang tanpa menggunakan masker.

Di samping itu, kapasitas ruangan kafe tersebut dianggap terlalu ramai untuk menampung dengan kapasitas 80 orang. Walaupun jarak 1 meter antar meja dilakukan, tetapi transmisi tetap dapat terjadi.

3. Cara menghindari terjadinya super spreader event

3. Cara menghindari terjadi super spreader event
Pexel/One Shot

Jika kegiatan atau aktivitas dalam sebuah acara tidak dapat dihindari maka harus diperhatikan betul protokol kesehatan yang sudah disosialisasikan.

Protokol VDJ menjadi aspek yang harus diperhatikan secara seksama.

Jika protokol VDJ semakin dijaga maka penularan Covid-19 akan semakin rendah. Namun sebaliknya, dika protokol kesehatan diabaikan maka jumlah kasus penambahan Covid-19 akan terus meningkat.

Gunakan selalu masker dimanapun dan kapanpun saat berada di luar rumah, baik itu di ruang tertutup maupun terbuka. Terutama di tempat-tempat dengan protokol VDJ yang buruk.

Melihat situasi yang belum kondusif untuk beraktivitas normal memang dibutuhkan perhatian lebih untuk bisa menjaga protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

Mematuhi anjuran protokol bukan hanya untuk menekan angka pertumbuhan tapi juga untuk menjaga diri sendiri dan orang terdekat kita.

Baca juga:

The Latest