Dalam Islam, kemampuan dalam menjalani ibadah haji disebut dengan istitha’ah. Istilah ini bermakna seseorang memiliki kecukupan dari segi fisik, finansial, dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji.
Seorang muslim yang memiliki kemampuan di berbagai aspek tersebut wajib hukumnya untuk melaksanakan ibadah haji. Kemampuan seorang muslim dalam berhaji juga diejlaskan dalam Surah Ali Imran ayat 97 yang berbunyi sebagai berikut:
فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًاۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٩٧
fîhi âyâtum bayyinâtum maqâmu ibrâhîm, wa man dakhalahû kâna âminâ, wa lillâhi ‘alan-nâsi ḫijjul-baiti manistathâ‘a ilaihi sabîlâ, wa mang kafara fa innallâha ghaniyyun ‘anil-‘âlamîn
Artinya: “Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.”
Itu dia penjelasan mengenai 7 syarat wajib haji yang penting diketahui umat Islam. Seorang muslim yang memenuhi seluruh kriteria dari syarat ini wajib hukumnya untuk melaksanakan ibadah haji.
Semoga bermanfaat!