Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Pixabay/mariolh
Pixabay/mariolh

Masih banyak orang yang belum mengenal mengenai osteoarthritis atau peradangan sendi kronis. Dikutip dari Mayo Clinic, bentuk arthritis (peradangan) paling umum yang bisa menyerang jutaan orang di seluruh dunia. 

Ini terjadi ketika tulang rawan pelindung menjadi bantalan ujung tulang aus seiring waktu. Osteoarthritis dapat merusak bagian sendi mana pun di tubuh, tetapi kebanyakan menyerang sendi di tangan, lutut, pinggul, dan tulang belakang.

Popmama.com merangkum cerita pengalaman seseorang yang memiliki osteoartritis saat masih muda. Biasanya gejala penyakit ini bisa diatasi, meskipun kerusakan pada persendian tidak dapat dipulihkan. 

Berikut cerita selengkapnya.

1. Pengalaman Osteoarthritis di usia muda, gejalanya berawal dari hal kecil

Freepik/javi_indy

Kepada Popmama.com, Titha menceritakan pengalamannya pada Kamis (28/4/2022) lalu. Ia mengaku kalau gejala awal dari penyakitnya itu adalah mengiranya salah bantal.

Pasalnya, Titha sendiri di awal gejala hanya merasakan sakit dibagian leher saja. Namun, lama-lama makin menjalar hingga bagian lengan kananya yang memeranguhi kesehariannya bekerja dan beraktviitas.

"Leher kaku sebelah kanan, sakit menjalar sampai lengan kanan. Akhirnya di fisio pertama sudah beres, tetapi jeda 2 minggu mendadak sakit lagi lehernya kirain salah posisi tidur waktu itu," terangnya.

Sakit yang dirasakan Titha seolah makin bertambah parah. Gejala 'salah bantal' yang dikiranya pertama seharunya tidak sesakit itu. Titha menjelaskan kalau ia merasakan nyeri yang tak tertahankan hingga harus dilarikan ke UGD rumah sakit setempat.

"Aku ingat tidurku nggak salah, karena makin parah barulah ke UGD awalnya karena nyeri ampun-ampunan. Kalau misalnya terlentang tuh butuh waktu fokus untuk rileks karena nggak bisa rileks dan nyut-nyutan, pada saat itu weekend, hari miggu ke UGD rontgen terlihat bahwa kata dokter ini Osteoarthritis. Dengan posisi leherku sudah bengkoknya nunduk," pungkasnya.

Dari kejadian ini, Titha pun menyadari beberapa hal hingga akhirnya ia bisa didiagnosis Osteoarthritis. Berawal dari tanda-tanda kecil hingga akhirnya ada satu kejadian yang membuat kondisinya bisa separah dan sesakit itu.

"Dulu mungkin tanda-tandanya nggak sadar dan belum ada triggernya. Pas terakhir itu karena ada cidera, (Osteoarthritis) selain karena pola hidup ditambah ada cideranya karena sempat jatuh dengan posisi duduk dan membuat saraf yang kejepit. Karena itu jadilah makin meradang kondisi tulangnya," tuturnya.

2. Perawatan yang dijalani setelah diagnosis Osteoarthritis

Pexels/Kristina Paukshtite

Ada sejumlah pengobatan yang sudah dijalani Titha untuk sembuh dari Osteoarthritis. Mulai dari pemberian obat-obatan dan hingga fisioterapi.

"Obat-obatan, seperti pain killer untuk melemaskan ototnya, tapi sisanya disuruh fisioterapi rutin. Setelah melihat keadaan rontgen lehernya harus setiap hari. Ini diharuskan setiap hari," tuturnya.

Selain itu Titha juga disarankan untuk rajin berenang dengan gaya katak untuk melatih lehernya. Ia pun tentunya mengikuti saran dokter dan mulai terjadi perubahan.

"Aku merasanya sekarang hanya pegal dan linu, nyeri di tangan masih bisa digerakkan, leher juga masih digerakkan. Seiring berjalannya waktu sudah fisioterapi juga. Tetapi belum ada perubahan yang besar, lehernya belum benar jadi aliran energinya juga berpengaruh. Kayak nggak ada tenaganya, lemes nggak sekuat biasanya dibandingkan tangan kiri. Ngetik pastinya pegal sekali," pungkas Titha.

Namun bagian yang paling menyiksa bagi Titha adalah waktu tidurnya yang amat terganggu. Karena saat tidur posisi tubuh cenderung statis, di mana rasa sakitnya sangat terasa sekali.

"Kalau lagi aktivitas jutsru nggak terlaku sakit, misalnya lagi berdiri otot juga gerak terus jadi paling menyiksa adalah kualitas tidur," ucapnya.

3. Penyebab Osteoarthritis, dari usia hingga gender tertentu

Freepik/sompong_tom

Osteoarthritis terjadi ketika tulang rawan yang menjadi bantalan ujung tulang di persendian bertahap memburuk atau aus. Tulang rawan adalah jaringan yang kuat dan licin yang memungkinkan gerakan sendi hampir tanpa gesekan.

Akhirnya, jika tulang rawan habis sepenuhnya, tulang akan bergesekan dengan tulang.

Osteoarthritis selain kerusakan tulang rawan juga mempengaruhi seluruh sendi. Ini menyebabkan perubahan pada tulang dan kerusakan jaringan ikat yang menyatukan sendi dan menempelkan otot ke tulang. Penyakit ini bisa menyebabkan peradangan pada lapisan sendi.

Ada beberapa penyebab dan faktor risiko:

  • Usia
  • Gender, di mana perempuan lebih mungkin untuk terkena osteoarthritis.
  • Kegemukan
  • Pernah cedera sendi
  • Tekanan berulang pada sendi (gaya hidup dan olahraga berat)
  • Genetika
  • Deformitas tulang (dilahirkan dengan sendi yang cacat atau tulang rawan yang rusak)
  • Penyakit metabolik tertentu (diabetes dan hemokromatosis)

4. Gejala Osteoarthritis, waspada karena bisa bisa memburuk sewaktu-waktu

Unsplash/Emma Simpson

Gejala osteoartritis bisa berkembang perlahan dan memburuk seiring waktu. Tanda dan gejala osteoartritis meliputi:

  • Rasa sakit pada sendi yang terkena saat atau setelah gerakan.
  • Kekakuan saat bangun tidur atau setelah tubuh statis.
  • Hilangnya fleksibilitas, tidak dapat menggerakkan sendi ke berbagai gerakannya.
  • Sensasi kisi, mungkin mendengar bunyi letupan atau derak.
  • Taji tulang
  • Tenderness
  • Pembengkakan

Penting sekali menyadari dari awal tanda-tanda ringan, seperti nyeri sendi atau kekakuan yang tidak hilang untuk segera menemui dokter. Semakin dini Osteoarthritis, maka penanganannya akan semakin mudah.

Editorial Team