7 Potret Rumah Dwi Sasono yang Disulap Jadi Tempat Pameran

Ruang ini menjadi awal mula 'Lebur' lahir dan di tempat inilah pameran yang berlangsung satu hari itu dilaksanakan. Menurut Dwi Sasono, rumah tersebut menjadi saksi bisu bagaimana semesta telah menggembleng dan membesarkannya.

"Sebagaimana aku dimulai dari rumah ini bersama orang-orang tersayang, demikian pula LEBUR," tulis Dwi Sasono. 

Di ruang keluarga yang terdapat sofa ini menjadi salah satu area berlangsungnya acara. Di tengah-tengahnya ada sebuah patung yang diletakkan di atas balok kayu. 

Acara pameran berlangsung dengan singkat diisi oleh tarian kesenian, perbincangan, jamuan, dan pertemuan buah pikir. Selanjutnya, acara tersebut berjalan dengan hangat nan intim di tengah gerimisnya hujan. 

Area kolam renang di rumah Dwi Sasono turut andil dalam berjalannya acara pameran yang menjadi wadah untuk menampilkan kesenian patung.

Patung tersebut berbaring menghadap samping dan menopang kepala dengan salah satu tangannya. Selain itu, ditambah dengan keindahan cahaya lilin di area sekitarnya. Keindahan juga terlihat pada ornamen tumbuhan yang menjadi hiasan ikut mengapung di kolam tersebut. 

Di bagian wastafel dirancang dengan sangat minimalis. Hanya terdapat sebuah cangkir juga teko berwarna putih. 

Tepat di samping keran wastafel diperindah dengan kerangka bunga. Tak lupa juga pencahayaan kuning dari lilin menjadi suasana semakin intim. 

Pameran ini menjadi wadah pertemuan para teman terdekat Dwi Sasono untuk saling berbincang dan bertukar pikiran. Hal tersebut tampaknya dilakukan di sebuah meja makan yang melingkar di rumah Dwi Sasono ini. 

Dalam unggahan fotonya, Dwi Sasono mengungkapkan apa itu 'Lebur' secara lebih detail. Menurutnya 'Lebur' merupakan proses penempaan jiwa, identitas lama yang telah hilang terkikis waktu dan pilihan, kemudian dileburkan menjadi kepribadian baru yang utuh.

Rumah Dwi Sasongko dipenuhi dengan 13 patung yang tersebar di segala sisi. Salah satunya patung Shishi betina di foto sebelah kiri yang menjadi penjaga pintu gerbang. 

Dwi Sasono juga menuliskan dalam unggahannya bahwa setiap patung Lebur memiliki kisah masa lalunya masing-masing. Sering kali ditemukan sebagai patung hancur dan dilebur bersama logam, menjadi baru. 

Patung Shishi terikat antara batu dan logamnya. Kedua elemennya saling melengkapi dan telah menjadi utuh. "Memperindah apa yang sudah indah. Memperkuat apa yang sudah kuat," ungkap Dwi. 

Dwi Sasono terlihat sedang menunjukkan salah satu patung kepada temannya. Dia tampil menggunakan pakaian hitam dengan bawahan kain batik. 

Di area ini menjadi kesenian yang menampilkan ruang penuh lukisan yang bertuliskan sebuah kalimat dan ada lukisan wajah dengan cat putih. 

Itulah tampilan rumah Dwi Sasono yang disulap menjadi pameran 'Lebur'. Semoga karya-karya dari Dwi Sasono dapat menginspirasi ya, Ma!