Popmama.com/Niko Abdullah Dahuri
Menariknya, proses syuting film Malam 3 Yasinan justru membuka perspektif baru bagi keduanya. Wulan melihat sisi kedewasaan Shaloom yang jarang muncul di rumah, sementara Shaloom belajar memahami bagaimana mamanya bekerja secara profesional di genre horor.
“Aku jadi lihat mama bukan cuma sebagai orangtua, tetapi sebagai aktor yang sangat detail,” ungkap Shaloom.
Pengalaman ini membuat hubungan mereka semakin saling menghargai, baik di depan kamera maupun di kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, keterlibatan Wulan Guritno dan Shaloom Razade di Malam 3 Yasinan bukan soal hubungan darah, melainkan soal profesionalitas dan kepercayaan pada kemampuan masing-masing.
Bagaimana menurut Mama, justru makin menarik ya melihat dinamika Mama dan anak saat batas personal dan profesional diuji di layar lebar?
Mengapa Wulan Guritno tidak memprioritaskan Shaloom sejak awal casting? | Wulan Guritno ingin menjaga objektivitas dan profesionalitas, sehingga tidak langsung memilih anaknya sebelum melihat kecocokan karakter. |
Bagaimana Wulan Guritno dan Shaloom menjaga profesionalitas saat syuting bersama? | Di lokasi syuting, mereka memosisikan diri sebagai sesama aktor, bukan sebagai Mama dan anak, termasuk dalam cara berkomunikasi. |
Apa pelajaran yang didapat Wulan Guritno dan Shaloom dari proyek ini? | Keduanya melihat sisi baru satu sama lain, baik sebagai aktor profesional maupun sebagai pribadi di luar hubungan keluarga. |