Begini Dampaknya, jika Nikah Muda Namun Belum Siap Mental

Keinginan menikah muda jika tidak dibarengi kesiapan mental, siap-siap mengalami hal ini

20 Maret 2020

Begini Dampaknya, jika Nikah Muda Namun Belum Siap Mental
Unsplash/shardayyy

Pernikahan merupakan sebuah penantian yang paling ditunggu-tunggu bagi setiap orang. Bagaimana tidak?

Pasalnya, dengan menjalankan sebuah pernikahan kamu dapat memiliki teman hidup yang selalu menemanimu dalam keadaan suka maupun duka.

Namun, belakangam muncul tren terbaru yang kekinian dan begitu pupuler di media social, yakni menikah muda pada umur di bawah 20 tahun.

Pemicunya tidak lain karena hadirnya beberapa influencer di Instagram yang masih berusia muda, kerap mengunggah momen indah kehidupan rumah tangga bersama pasangan yang sedang mereka jalani.

Seperti yang kamu ketahui, usia muda merupakan waktu dimana kamu masih mencari jati diri dan merasakan begitu cepatnya perubahan suasana hati yang belum stabil. Dengan kondisi seperti itu, apakah kamu yakin bahwa kehidupan nikah muda itu menyenangkan dan layak dijadikan sebagai tujuan hidup?

Terlebih, keputusan untuk menikah muda dari kacamata sosial sebenarnya tidak disarankan, karena dapat berdampak buruk bagi kondisi Si Istri.

Dilansir dari laman Parents menyebutkan perempuan yang menikah di usia muda akan lebih rentan mengalami depresi bahkan hingga bunuh diri, dikarenakan meningkatnya beban ekonomi yang dipikirkan.

Sebelum kamu dan pasangan yang masih dalam usia belia melangkah lebih jauh ke jenjang pernikahan, alangkah baiknya kamu dan pasangan menyimak fakta yang akan Popmama.combagikan.

Benarkah nikah muda akan membuat hidup terasa lebih bahagia?

Inilah fakta menikah muda dari kacamata medis untuk kesehatan Mama

1. Meningkatkan resiko terkena kanker rahim

1. Meningkatkan resiko terkena kanker rahim
Unsplash/benwhitephotography

Bagi kita kaum perempuan, risiko pertama yang harus kamu waspadai ketika memutuskan untuk menikah muda adalah meningkatnya kemungkinan terkena kanker rahim.

Menurut Abrori M. Kes, seorang dosen Ilmu Kesehatan Reproduksi, belum matangnya sel-sel leher rahim pada perempuan muda, menyebabkan kamu menjadi lebih rawan terkena infeksi ketika melakukan hubungan intim.

Organ reproduksi perempuan yang berusia 12-20 tahun juga sedang aktif-aktifnya berkembang. Idealnya, sel-sel leher rahim yang sedang aktif berkembang ini tidak boleh mengalami kontak atau rangsangan apapun dari luar selama aktif membelah diri.

Namun, jika kondisi tersebut malah dilakukan penetrasi sperma dan masuknya sperma, hal itu bisa mengakibatkan sel akan tumbuh secara abnormal dan menjadi awal mula munculnya penyakit kanker rahim.

2. Mental yang belum matang

2. Mental belum matang
Pexels/pixabay

Pasangan di usia muda umumnya belum memiliki pengalaman dalam menghadapi hal-hal besar seperti menikah. Kadar kedewasan juga menjadi hal yang patut dipertanyakan kepada mereka yang berusia muda sebelum melaju ke jenjang pernikahan.

Pembagian waktu me time juga menjadi salah satu permasalahan bagi pasangan muda. Karena di usia muda kamu cenderung masih senang melakukan hal-hal favorit, seperti pergi ke mal, nonton film atau sekadar berkumpul bersama teman-teman.

Yang harus kamu tanamkan saat sudah menikah nanti, terutama saat memiliki anak, kegiatan-kegiatan semacam itu tentu nggak akan mudah kamu lakukan.

Ditambah kondisi keluarga kecil kalian yang belum stabil. Kondisi ekonomi yang belum mapan juga dikhawatirkan bisa menjadi salah satu pemicu keributan kelak.

Tidak jarang, kondisi tersebut bisa berujung pada perceraian dan menurunnya kesehatan mental satu atau kedua belah pihak, bahkan memicu timbulnya depresi hingga keinginan untuk bunuh diri.

3. Mempertaruhkan kesehatan ibu dan anak

3. Mempertaruhkan kesehatan ibu anak
Pexels/pixabay

Seperti yang kamu ketahui, panggul merupakan jalur keluarnya janin dari rahim. Pada perempuan muda, panggul cenderung berukuran kecil karena belum berkembang secara optimal.

Kondisi ini mempersulit keluarnya bayi hingga memicu pecah ketuban sebelum waktu persalinan.

Nikah muda ternyata juga meningkatkan risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan atau persalinan baik bagi Mama maupun Anak Mama.

Karena kurangnya pemahaman mengenai janin dan kehamilan, jadi nggak jarang para Mama yang masih berusia muda tidak mengetahui cara memenuhi kebutuhan gizi janin hingga bahan pangan apa saja yang harus dihindari selama hamil.

Kondisi inilah yang kerap menjadi alasan mengapa janin tidak dapat tumbuh secara optimal, sehingga berisiko lahir dalam keadaan prematur.

The Latest