Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Perilaku Perselingkuhan dalam Hubungan Bisa Menular
Freepik/jcomp

Intinya sih...

  • Perselingkuhan bisa menular, studi menunjukkan kesadaran akan tingginya angka perselingkuhan dapat menurunkan minat dan komitmen terhadap hubungan dengan pasangannya.

  • Bentuk-bentuk perselingkuhan meliputi seksual, emosional, gabungan, dan melalui internet, dengan peluang berselingkuh meningkat karena adanya internet.

  • Alasan seseorang melakukan perselingkuhan termasuk putus cinta, mencari variasi, merasa diabaikan oleh pasangan, faktor situasional, upaya meningkatkan harga diri, dan kemarahan terhadap pasangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Maraknya kasus perselingkuhan akhir-akhir ini, seperti kisah dari para tokoh publik, kerap kali diperbincangkan warganet. Fenomena perilaku menyimpang ini telah menjadi isu rumit yang menghancurkan hubungan seseorang.

Membahas soal perselingkuhan, ada studi yang menjelaskan bahwa bahwa perilaku perselingkuhan dapat menular. Kesadaran akan tingginya angka perselingkuhan di lingkungan sekitar dapat membuat seseorang berpotensi menormalisasi perilaku tersebut dan akhirnya ada keinginan untuk ikut melakukan hal yang serupa.

Seperti apa penjelasannya? Berikut Popmama.com akan membagikan informasi seputar perilaku perselingkuhan dalam hubungan bisa menular menurut penelitian.

Simak informasinya, ya!

Perselingkuhan Bisa Menular

Freepik

Menurut laporan dari seorang profesor Psikologi Sosial Eastern Connecticut State University, Madeleine A. Fugère, yang diambil dari jurnal Archives of Sexual Behavior, para peneliti meneliti apakah individu yang mengetahui tentang perselingkuhan orang lain lebih mungkin untuk tidak setia pada hubungan mereka sendiri.

Mereka berhipotesis bahwa mengetahui tingginya tingkat perselingkuhan (yang diperkirakan dapat mencapai 70 persen) dapat berdampak ganda, yakni menurunkan minat dan komitmen terhadap pasangannya yang sekarang sekaligus meningkatkan hasrat pada orang lain. 

Singkatnya, mereka berpendapat bahwa kesadaran akan perselingkuhan extradyadic (segala aktivitas yang melanggar batasan dan kesepakatan kesetiaan dalam suatu hubungan yang monogami atau eksklusif) yang dilakukan orang lain dapat membuat individu merasa lebih nyaman untuk melakukan perselingkuhan serupa.

Penelitian awal melibatkan mahasiswa yang berpacaran, di mana mereka ditayangkan dua versi video berbeda mengenai tingkat perselingkuhan, yaitu 86 persen dan 11 persen. Setelah menonton, mereka diminta menuliskan fantasi mengenai orang lain. Menariknya, persentase perselingkuhan yang disajikan dalam video tersebut hampir tidak memengaruhi keinginan mereka untuk selingkuh.

Kemudian, studi kedua memberikan hasil yang berbeda. Peserta yang membaca cerita pengakuan dari orang lain tentang perselingkuhan menunjukkan kecenderungan yang lebih tinggi untuk tertarik pada orang lain yang dianggapnya menarik. Dibandingkan dengan kelompok yang membaca tentang kecurangan akademik, mereka terlihat lebih terbuka terhadap gagasan untuk menjalin hubungan baru.

Hal ini mengindikasikan bahwa mendengar atau membaca mengenai perselingkuhan dalam hubungan romantis dapat membangkitkan rasa ingin tahu atau dorongan untuk mencari opsi pasangan lain. Temuan ini diperkuat oleh studi terakhir.

Pada studi ketiga, peserta yang menerima informasi mengenai perselingkuhan dalam konteks romantis cenderung memiliki tingkat komitmen yang lebih rendah terhadap hubungan mereka saat ini, jika dibandingkan dengan kelompok yang menerima informasi tentang perselingkuhan dalam konteks akademis.

Bahkan, terlihat adanya perbedaan gender, di mana laki-laki menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk kehilangan komitmen dibandingkan dengan perempuan usai mengetahui data tingginya angka perselingkuhan.

Kesimpulan dari studi di atas bahwa seseorang yang terpapar perselingkuhan dari orang sekitarnya, bisa membuat seseorang menormalisasikan perilaku tersebut itu sebagai hal yang wajar. Akibatnya, hubungan dengan pasangannya itu bisa berisiko untuk mengalami perselingkuhan.

Para peneliti berpendapat bahwa ketika perselingkuhan dianggap sebagai hal yang normal, motivasi seseorang untuk menjaga dan melindungi hubungannya akan menurun, sehingga membuka peluang untuk terjadinya perselingkuhan di masa depan.

Bentuk-Bentuk Perselingkuhan

Freepik/drazenzigic

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan PubMed Central, perselingkuhan dapat diartikan sebagai segala jenis perilaku emosional, seksual atau romantis yang bersifat rahasia dan melanggar eksklusivitas yang secara definisi dimiliki oleh hubungan romantis.

Meskipun demikian, definisi perselingkuhan itu sendiri beragam dan terbagi menjadi beberapa bentuk, yakni perselingkuhan seksual, perselingkuhan emosional, perselingkuhan gabungan (seksual dan emosional), serta perselingkuhan melalui internet.

Menurut Leeker dan Carlozzi, perselingkuhan seksual diartikan sebagai terjadinya keterlibatan seksual dengan pihak ketiga yang melanggar aturan dasar yang ditetapkan oleh pasangan (berciuman, bercumbu, seks oral, seks vaginal, seks anal).

Adapun perselingkuhan emosional diartikan terjadi ketika seseorang menjalin keterikatan emosional mendalam dengan pihak ketiga, sehingga melanggar norma dan janji yang telah ditetapkan bersama pasangan.

Pelanggaran ini diwujudkan melalui curhat mendalam, berbagi pemikiran pribadi, menaruh kepercayaan, menjadi rentan, menumbuhkan rasa cinta, atau bahkan memberikan prioritas dan sumber daya finansial yang lebih besar kepada orang tersebut.

Kemudian, perselingkuhan internet berarti dilakukan pelaku secara virtual. Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa selama dua dekade terakhir, peluang untuk berselingkuh meningkat karena adanya internet. 

Diperkirakan bahwa 30 persen dari semua pengguna daring mengakses internet untuk tujuan seksual, dan sebanyak dua per tiga dari mereka itu akhirnya menjalin hubungan seksual secara langsung dengan seseorang yang mereka temui secara daring.

Alasan Seseorang Melakukan Perselingkuhan

Freepik/stefamerpik

Tentunya, alasan seseorang melakukan perselingkuhan itu sudah menjadi pertanyaan umum bagi semua pihak yang terlibat. Ketika komitmen yang telah diikrarkan itu dilanggar, pertanyaan mengapa seseorang memilih untuk berpaling dari pasangannya itu muncul dalam benak.

Dalam survei yang disebutkan Psychology Today, alasan utama seseorang berpaling dari pasangannya dikarenakan putus cinta, mencari variasi, dan merasa diabaikan oleh pasangannya sendiri. Selain itu, faktor situasional, upaya meningkatkan harga diri, dan kemarahan terhadap pasangan juga disebutkan sebagai faktor pendorong seseorang berselingkuh.

Jika melihat dari alasan tersebut, hubungannya itu mungkin bisa dibilang bermasalah dan berakhir pada perselingkuhan. Tapi, bukan berarti hubungan yang bahagia bisa terhindar dari perilaku menyimpang tersebut. 

Seseorang yang berada dalam hubungan bahagia, perselingkuhan tetap bisa terjadi dikarenakan adanya godaan yang tak terkendali, kurangnya harga diri, merasa bosan dengan hubungannya, hingga kurangnya hubungan secara emosional atau seksual.

Seperti pada seseorang yang merasa hubungan seksual dengan pasangannya kurang terpenuhi, yang berujung dirinya menjadi pelaku dari perselingkuhan seksual. Sementara itu, perselingkuhan emosional terjadi ketika seseorang merasa kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi dalam hubungan utamanya. 

Kekurangan yang didapatkan dari selingkuhannya, seperti empati, kasih sayang, dan rasa hormat itu menjadi sumber baginya untuk mendapatkan koneksi batin serta ketenangan yang tidak didapatkan dari pasangannya.

Itulah informasi seputar perilaku perselingkuhan dalam hubungan bisa menular. Walau begitu, hubungan tetap bisa terjaga jika keduanya sadar akan situasi dan dampak yang timbul dari perilaku tersebut.

FAQ Seputar Perilaku Perselingkuhan dalam Hubungan

Apa saja faktor yang membuat seseorang rentan terhadap perselingkuhan?

Kerentanan seseorang untuk terlibat dalam perselingkuhan dikarenakan adanya masalah pada hubungan, sifat narsistik, kecanduan zat (alkohol atau obat-obatan), atau kepercayaan diri yang berlebihan yang didasarkan pada penampilan.

Apa tanda-tanda pasangan mulai berselingkuh?

Tanda-tandanya meliputi peningkatan privasi dan kerahasiaan (terutama terkait barang pribadi seperti ponsel), sikapnya semakin dingin dan menolak keintiman, seringnya melontarkan tuduhan tak berdasar, dan mudahnya mengutarakan keinginan untuk mengakhiri hubungan.

Apakah ada cara untuk membentengi hubungan dari perselingkuhan?

Untuk membentengi hubungan dari pengaruh permisif yang menormalisasikan perselingkuhan, seseorang harus membentuk tiga pilar dalam dirinya, yakni komitmen yang teguh, komunikasi yang transparan, dan saling menghargai terhadap pasangan.

Editorial Team