9 Fakta Keluarga Chef Karen Carlotta, Juri Baru MasterChef Indonesia

Karen Carlotta yang merupakan anak dari pasangan Aaron Suryajaya Setijono dan Charlotte Sari Dewi ini telah mempunyai bakat memasak sedari kecil. Lewat bakat yang dimilikinya, ia mempunyai minat di bidang tersebut.

Minat dan keahliannya di bidang kuliner bukanlah sesuatu yang instan, melainkan hasil dari rasa ingin tahu yang kuat sejak ia masih kecil. Mengetahui hal tersebut, keluarga Karen termasuk kakaknya, Judith Carlotta, ikut support dengan minatnya.

Ketertarikan Karen pada aktivitas dapur sudah terlihat sejak ia berumur tiga tahun, di mana ia sering memperhatikan mamanya memasak. Ketika berusia lima tahun, ia bahkan mengklaim alat dapur sendirinya, yakni sebuah cobek yang digunakannya untuk bereksperimen membuat “ramuan” dari bahan-bahan seperti daun dan bunga.

Dapur rumahnya berfungsi sebagai tempatnya belajar pertama kali. Tidak seperti kebanyakan koki yang memulai karier dari hidangan utama, Karen justru menunjukkan ketertarikan yang mendalam pada dunia baking yang dikenal membutuhkan tingkat presisi dan ketelitian yang tinggi.

Meskipun passion Chef Karen sangat jelas, jalannya menuju karier koki profesional tidaklah mulus karena ada pandangan kultural di masa tersebut. Di penghujung tahun 90-an, profesi koki belum sepopuler dan begitu terpandang seperti sekarang. 

Awalnya, orangtua Karen yang berasal dari latar belakang ekonomi mapan pada masanya berharap ia mengambil jalur pendidikan formal, seperti jurusan Ekonomi atau Manajemen Bisnis, yang dianggap dapat memberikan masa depan finansial yang lebih terjamin.

Meskipun demikian, Karen menunjukkan tekad yang kuat, yang akhirnya mengubah keraguan orang tuanya. Ia berhasil membuktikan bahwa memasak adalah sebuah komitmen profesional dan panggilan sejati, jauh melampaui anggapan sekadar hobi.

Sejalan dengan latar belakang pekerjaannya sebagai chef, kisah asmara Karen Carlotta dengan suaminya, Adhika Maxi, berawal di lingkungan dapur profesional. Bahkan nyatanya Adhika Maxi juga berprofesi sebagai chef.

Karen menjelaskan bahwa momen perkenalan dirinya serta sang suami terjadi saat ia baru kembali ke Indonesia dan tengah mencari arah karier. 

Karen mengungkapkan bahwa setelah kembali ke Indonesia, ia sempat merasa bingung harus memulai karier dari mana. Akhirnya, ia diperkenalkan kepada Adhika Maxi yang merupakan rekan bisnis papanya.

Sebelum bertemu dengan Adhika Maxi, Chef Karen menghabiskan waktu lima tahun dahulu di Singapura untuk menempuh pendidikan dan memperdalam pengetahuannya di bidang kuliner. 

Sekembalinya ke Jakarta, Karen langsung terjun dan memulai kariernya dalam industri F&B lokal yang sedang bertumbuh pesat. Di sinilah ia bertemu dengan Adhika Maxi, seorang chef yang berlatar belakang pendidikan dari Curtin University Australia dan French Culinary Institute New York. 

Perkenalan mereka berdua tidak hanya menghasilkan hubungan asmara, tetapi juga membentuk kemitraan profesional yang sangat berpengaruh di dunia kuliner modern Indonesia.

Tepatnya di November 2009, kepulangan Karen ke Indonesia itu menjadi momen yang sangat berkesan baginya. Di hari perayaan Halloween, hubungan pribadinya dengan Adhika mulai terjalin, berawal dari sebuah proyek kolaborasi masak-memasak di dapur.

Karen menceritakan bahwa kolaborasi awal mereka adalah demo masak di Plaza Senayan, yang kemudian berlanjut dengan klien lain pada Desember di Kav Bukit Golf Pondok Indah, di mana semuanya berjalan natural. 

Sebelum kolaborasi besar tersebut, mereka telah memulai kemitraan dengan menawarkan layanan seperti private dining dan menerima berbagai pesanan kue dari rumah, kantor, dan perusahaan. Karen sendiri mendeskripsikan hubungannya dengan Adhika sebagai “as professional partner”.

Karen merasa kalau ia dan Adhika sangat menikmati pekerjaan tersebut dan menjadi jalan hidup mereka. Pada akhirnya, kemitraan kerja ini terus berlanjut hingga sekarang.

Setelah bertemu sebagai mitra kerja, hubungan Chef Karen dan Adhika Maxi berlanjut ke jenjang pernikahan yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 7 Agustus 2011. Rumah tangga mereka dikenal harmonis dan luput dari pemberitaan negatif.

Karen mengungkapkan bahwa salah satu kunci kebahagiaan dalam pernikahannya adalah memiliki pasangan yang memiliki minat yang sama, yaitu di dunia kuliner. Kesamaan minat ini memungkinkan mereka untuk saling berbagi ide dan bertukar pikiran mengenai masak-memasak.

Selain itu, keduanya juga saling melengkapi dalam keahlian kuliner, di mana sang suami mahir mengolah masakan Amerika Serikat, sementara Karen lebih menguasai masakan Indonesia. 

Mereka tak pernah kehabisan bahan obrolan mengenai masakan dan makanan. Hal ini karena dunia kuliner tidak pernah berhenti untuk dieksplorasi dan tentunya kegiatan itu merupakan kegemaran mereka berdua.

Di masa-masa baru menikah, ada kabar bahwa mereka berencana melakukan perjalanan ke beberapa negara di Eropa dalam waktu dekat. Perjalanan mereka bukan hanya untuk berbulan madu, tetapi juga untuk mengumpulkan pengetahuan dan inspirasi kuliner yang nantinya akan mereka bawa dan perkenalkan di Indonesia.

Usai menikah, mereka dikenal secara luas sebagai “Power Couple” di ranah kuliner nasional. Keberhasilan mereka terutama didorong oleh kolaborasi yang kuat, baik dalam bisnis maupun kreativitas, yang telah menghasilkan pengembangan berbagai merek kuliner yang sukses.

Dalam kemitraan profesional, Adhika mengarahkan perhatiannya pada hidangan utama dan keseluruhan konsep restoran, sementara Karen berfokus pada kreasi dessert dan pastry andalan.

Pasangan ini mengelola banyak usaha bersama dan selalu memberikan dukungan timbal balik pada proyek kuliner masing-masing.

Kepopuleran Chef Karen meroket setelah dirinya berperan sebagai salah satu pendiri sekaligus pastry chef utama UNION Group. Peran suaminya dalam membantu mengembangkan sebuah konsep restoran dan bakery itu kini diakui sebagai ikon kuliner di kawasan metropolitan. 

Restoran ini menyajikan suasana brasserie modern, unggul dalam pastry premium yang mengaplikasikan teknik kelas dunia, dan menawarkan hidangan pencuci mulut yang mewah dengan cita rasa yang benar-benar seimbang.

Kesuksesan besar Karen bersama UNION itu mendorong dirinya dan sang suami untuk meluncurkan dua bisnis kuliner, dimulai dengan AMKC Atelier.

Patisserie atau toko pastry premium ini berdedikasi pada kreasi hidangan penutup yang artistik, dicirikan oleh tingkat detail yang cermat, pengaplikasian teknik modern yang kompleks, serta eksperimen rasa dan bahan-bahan musiman. 

Alhasil, setiap produk AMKC diakui bukan hanya karena kelezatannya, tetapi juga karena visualnya yang menyerupai karya seni, menciptakan ciri artistik yang unik.

Kemudian, ada AMKC Private Dining, sebuah layanan private dining yang hanya dapat diakses melalui reservasi. Konsep ini menawarkan menu hidangan utama dari Chef Adhika Maxi dan dessert fine dining racikan Karen. 

Pengalaman bersantap premium ini tersaji dalam skala yang kecil dan intim, menunjukkan sinergi kuat antara kedua pendirinya.

Selain dikenal sebagai figur di balik gemerlap dapur profesional, Chef Karen juga menjadi seorang mama sekaligus istri yang sangat berkomitmen.  

Di tengah tanggung jawab mengurus gerai bisnis, Karen mampu melahirkan dan membesarkan empat orang anak. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat terlibat langsung dalam pengasuhan, bahkan dirinya sering membagikan momen-momen memasak bersama anak-anaknya di platform media sosial.

Ketika akhir pekan dan libur sekolah telah tiba, Karen selalu prioritaskan waktu secara penuh untuk keempat anaknya, Kai Caleb Oey, Kane Ciro Oey, Kyo Carlo Oey dan Kaia Carlotta Oey.

Bersama suaminya, keduanya berkolaborasi secara harmonis dalam mengembangkan baik bisnis maupun rumah tangga mereka. Kunci kesuksesan Karen terletak pada manajemen waktu yang efektif, di mana ia secara disiplin menetapkan batasan yang jelas antara tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi. 

Itulah rangkuman terkait fakta keluarga Chef Karen Carlotta. Berkat dukungan keluarganya, kini reputasi Chef Karen kian membesar ya, Ma.