Pasangan Playing Victim? Ini Cara Menghadapinya Menurut Psikolog

Pasangan yang sering playing victim bisa memicu konflik dalam rumah tangga, lho

17 Juli 2023

Pasangan Playing Victim Ini Cara Menghadapi Menurut Psikolog
Freepik/Stefamerpik

Dalam dinamika hubungan rumah tangga, terkadang kamu menemukan pasangan yang cenderung hobi berperan sebagai korban dalam berbagai situasi atau masalah. Pasangan yang memainkan peran tersebut biasanya mendapat sebutan playing victim

Yuli Handayani Siregar, M.Psi, Psikolog Klinis dari Rumah Sakit Permata Bekasi mengatakan bawah playing victim adalah sikap seseorang yang seolah-olah berlagak sebagai seorang korban untuk berbagai alasan, seperti manipulasi orang lain.

Ciri khas pelaku playing victim seperti sering membuat berbagai alasan agar menghindar dari tanggung jawabnya, menyalahkan orang lain, dan tidak berani mengakui kesalahan yang diperbuatnya. Sikap Playing victim ini dapat terjadi pada suatu hubungan, termasuk saat sudah menikah.

Sikap playing victim dalam suatu hubungan tentu dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam hubungan, mengorbankan kejujuran, bahkan membuat runtuh fondasi hubungan yang telah dibangun. Tentunya sangat membahayakan ya, Ma.  

Nah, kali ini Popmama.com merangkum informasi tentang cara menghadapi pasangan playing victim secara lebih detail.

1. Lakukan komunikasi secara sehat

1. Lakukan komunikasi secara sehat
Freepik/Racool Studio

Kebanyakan pasangan yang suka berperan sebagai korban dengan taktik playing victim kerap dilakukan guna mendapat simpati atau mengalihkan tanggung jawab. Selain itu, mereka berusaha untuk lari dari masalah. 

Cara pertama untuk menghadapi pasangan yang playing victim ialah dengan membangun komunikasi secara sehat. Dengan adanya komunikasi yang sehat, maka pasangan dapat mengatasi permasalahan tersebut.  

Hal ini dikarenakan penting bagi pasangan untuk saling mendengarkan dengan penuh empati dan mencoba memahami perspektif satu sama lain tanpa menyalahkan atau mengkritik. Dengan menyampaikan kebutuhan, harapan, dan batasan dengan jelas, maka pasangan dapat mencari solusi bersama yang saling menguntungkan. 

Selain itu, melalui komunikasi yang sehat, pasangan juga dapat mengubah pola perilaku playing victim menjadi pola yang lebih membangun dan saling mendukung. Selain itu, dapat memperkuat kepercayaan serta ikatan dalam hubungan rumah tangga.

Editors' Pick

2. Buat kesepakatan bersama pasangan mengenai rencana apa yang akan dilakukan selanjutnya

2. Buat kesepakatan bersama pasangan mengenai rencana apa akan dilakukan selanjutnya
Freepik/Jcomp

Untuk menghadapi masalah playing victim dalam hubungan, Mama dan pasangan dapat membuat kesepakatan tertentu untuk membantu mengatasi masalah tersebut.

Sebenarnya ada banyak kesepakatan yang bisa kamu buat dengan pasangan, terutama mengenai rencana-rencana ke depannya dan apa yang harus dilakukan. 

Misalnya, kesepatan tentang transparansi dan kejujuran, di mana kedua belah pihak harus sepakat untuk transparan dan jujur ​​satu sama lain. Pasangan perlu berkomitmen untuk berbagi perasaan, kebutuhan, dan kekhawatiran dengan jujur, tanpa memainkan peran dengan merasa menjadi korban saat ada masalah.

Pasangan juga harus membuat kesepakatan untuk berkomunikasi secara terbuka tentang masalah yang dihadapi dalam hubungan. Hal ini termasuk berbicara dengan jelas, tanpa menggunakan manipulasi atau berpura-pura sebagai korban.

3. Perlunya kesadaran dari masing-masing pihak

3. Perlu kesadaran dari masing-masing pihak
Freepik/Prostooleh

Selanjutnya, pasangan kamu perlu menyadari dan menerima risiko yang bisa ditimbulkan. Maka dari itu, mereka harus berkomitmen untuk mencari solusi secara aktif dan menghindari menyalahkan kamu atau memainkan peran korban.

Pasangan kamu harus secara sadar saling mendukung pertumbuhan pribadi satu sama lain. Hal tersebut berarti saling mendorong untuk mengatasi pola perilaku yang tidak sehat. Selain itu, dapat membantu pasangan mengembangkan keterampilan dalam menghadapi masalah dengan cara lebih konstruktif.

Terakhir, Mama dan pasangan juga perlu menetapkan batasan yang jelas terkait perilaku playing victim. Kedua belah pihak harus sadar dan saling mengingatkan apabila pola perilaku seperti manipulasi atau penghindaran tanggung jawab dalam hubungan tiba-tiba muncul. 

4. Ceritakan masalah yang sedang dialami dengan orang terdekat dan terpercaya

4. Ceritakan masalah sedang dialami orang terdekat terpercaya
Pexels/Kindel Media

Apabila masalah playing victim masih berlanjut atau sulit diatasi sendiri, sebaiknya pertimbangkan untuk menceritakan masalah rumah tangga ini kepada orang terdekat dan terpercaya. Misalnya seperti sahabat atau anggota keluarga yang kamu percayakan. 

Mama juga bisa mencari bantuan dari profesional terapi atau konseling yang paham dengan masalah ini. Peran terapis atau konseling dapat membantu mengidentifikasi masalah, lalu memberikan saran yang diperlukan untuk mengatasi masalah rumah tangga kamu.

Hal paling penting saat menghadapi pasangan yang suka playing victim, yakni jangan sampai menurut atau pasrah. Mama harus berani untuk bertindak secara bijak dan membuat pasanganmu sadar dengan pemikiran yang logis.

Dengan komitmen dan usaha bersama seperti beberapa cara di atas, sikap playing victim pasangan bisa saja pelan-pelan hilang. Dengan begitu, hubungan yang dibina di dalam pernikahan kamu menjadi lebih sehat. 

Semoga informasi terkait menghadapi pasangan playing victim ini bisa bermanfaat, ya.   

Baca juga: 

The Latest