Popmama.com/Dariel Dwiky Aulia
Menariknya, Leya Princy merasa lebih terhubung secara emosional dengan cerita sang mama dibanding papanya.
Leya mengungkap bahwa mamanya masih duduk di bangku SMA saat awal tahun 2000-an, jadi memang usia sang mama tidak jauh dari karakter Cinta dalam film. Hal ini membuat cerita sang mama terasa sangat relevan dan konkret bagi Leya.
“Kalau bunda kayaknya lebih relate karena waktu itu masih SMA. Jadi lebih dekat ke pengalaman bunda,” ucap Leya.
Lewat cerita-cerita pribadi mamanya, Leya bisa merasakan secara langsung bagaimana jatuh cinta, berteman, atau berkonflik di masa remaja era itu. Ia jadi bisa membayangkan seperti apa kegelisahan dan harapan khas anak SMA di tahun-tahun tersebut, dan menjadikannya referensi dalam membangun ekspresi, intonasi, serta gestur saat memerankan Cinta.
Pendekatan ini bukan hanya memperkaya permainan akting Leya secara teknis, tetapi juga memperdalam koneksi emosionalnya terhadap dunia cerita. Ia pun merasa lebih percaya diri membawa sosok Cinta ke generasi baru, dengan cara yang jujur dan membumi.
Itulah kumpulan cerita Leya Princy didukung keluarganya untuk perankan Cinta di Rangga & Cinta. Lewat dukungan penuh dari keluarganya, terutama papa dan mamanya, Leya Princy menunjukkan komitmen besar untuk menghadirkan karakter Cinta dengan pendekatan yang segar, namun tetap setia pada semangat aslinya.
Diskusi mendalam soal era 2000-an hingga pengalaman pribadi sang mama menjadi bekal emosional yang kuat dalam proses kreatifnya.
Meski memerankan karakter yang sudah melekat di hati banyak penonton bukanlah tugas mudah, Leya membuktikan bahwa dengan ketulusan dan kerja keras.
Leya mampu memberi nyawa baru bagi tokoh Cinta di film Rangga & Cinta. Patut ditunggu bagaimana Leya akan menghidupkan kembali kisah cinta yang legendaris ini di layar lebar.