Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
ChatGPT
Freepik/frimufilms

Intinya sih...

  • Remaja 16 tahun di AS, Adam Raine, bunuh diri setelah memakai ChatGPT. Orangtuanya menuntut OpenAI serta CEO Sam Altman atas kejadian itu.

  • Sebelum meninggal dunia, Adam sempat curhat kehampaan secara emosional dan membahas bunuh diri dengan ChatGPT.

  • Kasus ini menambah daftar gugatan serupa terhadap AI, di mana beberapa keluarga lain juga menyalahkan platform AI atas kematian anak mereka.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perhatian: Artikel ini memuat konten berita tentang menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.

Orangtua di California, Amerika Serikat merasakan duka cita mendalam setelah anak mereka bernama Adam Raine bunuh diri. Akibat dari kejadian itu, mereka menuntut OpenAI dan CEO Sam Altman.

Ternyata bukan tanpa alasan tuduhan itu dilemparkan. Mereka menuding ChatGPT telah berkontribusi pada kematian Adam. Bahkan, chatbot itu disebut tidak menghentikan obrolan ketika Adam mulai membahas tentang bunuh diri.

Kabar orangtua di AS tuntut OpenAI imbas ChatGPT sebabkan remaja bunuh diri sudah Popmama.com rangkum dalam artikel ini.

1. Orangtua sempat menelusuri ponsel Adam setelah kejadian bunuh diri

Dok. Keluarga Raine (via BBC.com)

Adam Raine melakukan aksi bunuh diri pada April 2025 lalu. Setelah Adam meninggal dunia, Matt dan Maria sebagai orangtua mulai mencoba menelusuri jejak penyebab putranya melakukan bunuh diri.

Namun, keluarga Adam tidak menemukan jawaban sampai akhirnya membuka ChatGPT. Terungkap, remaja 16 tahun itu mulai mendiskusikan metode bunuh diri dengan ChatGPT pada Januari 2025 lalu.

"Begitu aku masuk ke akunnya, ternyata itu jauh lebih dahsyat dan menakutkan daripada yang aku bayangkan, tapi dia menggunakannya dengan cara yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya," kata Matt, dikutip dari NBC News.

2. Adam cerita kehampaan secara emosional dan unggah foto tanda-tanda menyakiti diri

chatgpt.com

Keluarganya menjelaskan, Adam mulai memakai ChatGPT pada September 2024. Utamanya, Adam memakai chatbot itu untuk membantunya mengerjakan PR. Tak hanya itu, Adam juga memakai ChatGPT untuk mengeksplorasi hobinya.

Namun, percakapan Adam dengan ChatGPT berubah selama beberapa bulan terakhir. Kepada ChatGPT, ia sempat mengaku merasa hampa secara emosional, dan meyakini hidup tak ada artinya lagi. Adam bahkan mengunggah foto-foto dirinya ke ChatGPT yang menunjukkan tanda-tanda melukai diri sendiri.

"Meskipun mengakui upaya bunuh diri Adam dan pernyataannya bahwa, 'ia akan melakukannya suatu hari nanti,' ChatGPT tidak menghentikan sesi tersebut atau memulai protokol darurat apa pun," bunyi gugatan yang dilayangkan di Pengadilan Tinggi California, San Francisco.

Jika ditotal, Adam telah memakai ChatGPT selama kurun waktu lebih dari enam bulan sebelum meninggal dunia. Ia kabarnya memilih bercerita pada chatbot karena telah dianggap sebagai sosok yang memahaminya.

Adam bahkan masih sempat menggunggah foto ke ChatGPT perihal rencana bunuh dirinya beberapa jam sebelum meninggal. Tak lama setelah itu, Adam melakukan aksi nekat itu dan ditemukan meninggal oleh mamanya.

3. Kasus ini bukan gugatan yang pertama kali

Pexels/Sanket Mishra

Kasus ini ternyata bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, ada seorang mama bernama Laura Reiley sempat menulis kisah bagaimana putrinya, Sophie, bercerita kepada ChatGPT sebelum melakukan bunuh diri.

"AI menuruti dorongan Sophie untuk menyembunyikan hal terburuk, berpura-pura lebih baik dari yang sebenarnya, melindungi semua orang dari penderitaannya," tulisnya lewat esai yang dikirimkan ke New York Times.

Tahun lalu, seorang mama asal Florida bernama Megan Garcia menggugat perusahaan AI, Character.AI. Ia menuduh perusahaan itu campur tangan terhadap kematian putranya berusia 14 tahun, Sewell Setzer III, karena bunuh diri.

Beberapa bulan kemudian, dua keluarga lain juga mengajukan gugatan serupa dan mengklaim Character.AI telah mengekspos anak-anak mereka terhadap konten seksual dan menyakiti diri sendiri.

Perhatikan Dirimu dan Sekitarmu! Mari Bersama Cegah Aksi Bunuh Diri

Artikel di atas menjadi pelajaran bagi para orangtua untuk memperhatikan anak mereka. Selama ini, bunuh diri sudah menjadi masalah serius untuk diperhatikan. Terlebih lagi, pemikiran untuk bunuh diri bisa dirasakan siapa saja, tanpa memandang bulu.

Jika membutuhkan bantuan, jangan ragu menghubungi layanan konseling krisis Healing119.id melalui telepon 119 ext. 8 untuk darurat bunuh diri. Selain itu, kamu juga bisa melakukan konseling via WhatsApp dengan mengunjungi situs www.healing119.id dan klik tombol WhatsApp di halaman utama.

Perhatikanlah dirimu dan sekitarmu! Mari bersama cegah aksi bunuh diri.

Editorial Team