7 Hal yang Membuat Kamu Susah Menghargai Ketulusan Pasangan

Perlu diingat bahwa kehidupan di dunia nyata itu tidak seindah apa yang disaksikan di media sosial.

Jika banyak akun media sosial terutama Instagram yang memperlihatkan keindahan hidup dalam balutan foto estetik, maka belum tentu aslinya juga sama seperti itu. Hidup yang kamu jalani, itulah apa yang kamu miliki saat ini. Jadi tenangkan pikiran kamu agar lebih bisa menghargai kehidupan pribadimu.

Berapa banyak drama Korea yang kamu tonton selama setahun kemarin? Berapa banyak cerita yang menggambarkan kisah orang kaya atau orang miskin?

Terlalu banyak nonton drama kadang juga dapat membuat kamu jadi terbawa suasana, bahkan akhirnya lupa dengan kehidupan nyata. Yuk, sadarkan dirimu. Hidup penuh rasa syukur itu indah lho, Ma.

Apakah kamu merasa hal yang menakjubkan merupakan sesuatu hadiah yang harganya mahal? Belum tentu, Ma.

Meski pasangan kamu memberikan hadiah yang sederhana, namun lihat perjuangannya. Bagaimana ia menyempatkan waktunya untuk memilih kado tersebut.

Entah berapa banyak orang yang ia hubungi untuk diminta pendapat. "Kira-kira istri aku suka nggak ya, kalau aku hadiahkan barang ini?"

Mestinya kamu mempertimbangkan usaha pasangan yang ingin membahagiakanmu. Apalagi karena rasa cintanya yang begitu besar, ia akan ingin membahagiakan kamu.

Apakah kamu tipe orang yang susah menghargai ketulusan pasangan? Bisa jadi karena tanpa disadari pikiran kamu sering berprasangka buruk terhadap pasanganmu. 

Cobalah untuk terima dulu hadiah dari pasangan, lalu tanyakan mengapa ia memberikan kamu barang tersebut. Jika sudah terjawab, maka percaya pada jawabannya.

Jangan kamu berpikir pasangan memberikan hadiah karena ada maunya, bahkan berpikir buruk karena dia berbuat salah di belakang kamu.

Sekali lagi, tenangkan pikiranmu terlebih dahulu agar kamu bisa sehat secara mental. 

Terlalu sering berprasangka buruk, akhirnya bisa membuat pasangan lelah. Sesekali akhirnya ia berbuat curang tanpa sepengetahuan kamu. 

Kalau sudah begitu kamu akan terluka dan trauma secara psikis, lalu akan mengaitkan kebaikannya sebagai usaha untuk memanipulasi. Jika pernah mengalami hal ini, mungkin kamu sedang trauma pada suatu kejadian di masa lalu. Ada kondisi di mana kamu akan merasa khawatir dan takut kejadian tersebut terulang kembali. 

Komunikasikan dengan pasangan, terutama tentang apa yang terasa mengganjal dan membuatmu tidak nyaman. Penting untuk bisa saling berkomunikasi dan terbuka. 

Jika lebih bisa menghargai pasangan termasuk hal kecil apapun yang ia berikan, maka hati kamu juga bisa merasakannya dengan tulus.

Ada sebagian istri yang bekerja dan ikut membantu suami mencari nafkah untuk keluarganya. Lalu di level tertentu kadang istri merasa sudah cukup baik dalam menjalankan tugas-tugasnya di lingkungan kantor.

Namun sering kali dilupakan, ketika ia sampai di rumah itu istri tetaplah istri yang harus bersedia dipimpin oleh Sang suami. Ketika suami secara tiba-tiba memberikan hadiah, kadang di dalam hati berkata "ah, kalau ini sih aku masih bisa beli sendiri."

Hal seperti ini hanya bisa dikendalikan oleh dirimu sendiri. Kamu hanya perlu memahami apa fungsi dan peran dari suami dan istri di dalam rumah tangga.

Jika ada kesalahpahaman antara suami dan istri, maka segeralah untuk diskusikan bersama. Di momen tersebut pun bisa dimanfaatkan untuk saling memberikan penjelasan. Bukan mencari siapa yang salah atau yang benar, termasuk saat sedang menghadapi masalah. 

Kamu hanya perlu mengetahui kronologi secara detail. Bisa saja suami yang salah atau sebaliknya. Ketika suami yang salah, makatidak perlu dituding-tuding dan dipojokkan karena akan membuat permasalahan semakin panjang.

Ketika kamu yang salah, maka akui saja. Hal yang paling indah, yaitu ketika keduanya mau sama-sama memperbaiki keadaan. Sudahi kesalahpahaman yang berlarut-larut dan cobalah untuk lapang dada.

Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah menghargai apapun yang pasanganmu berikan. Itulah beberapa hal yang membuat kamu susah menghargai pasanganmu. 

Segera ketahui penyebabnya dan cari solusinya bersama-sama ya, Ma.