Pada dasarnya, terapi pasangan tidak hanya membantu memperbaiki komunikasi, tetapi juga menjadi ruang aman untuk mempelajari keterampilan penting seperti emotional regulation dan boundary setting.
Dua hal ini sangat berpengaruh dalam mencegah perselingkuhan berulang. Melalui terapi, pasangan bisa memahami dinamika hubungan mereka secara lebih mendalam.
Mereka juga dapat belajar melihat pola perilaku yang selama ini mungkin tidak disadari. Dengan begitu, proses pemulihan berjalan lebih terarah dan memiliki kesempatan lebih besar untuk berhasil menghilangkan perilaku selingkuh.
“Kemudian, mau melakukan sesi terapi, misalnya terapi pasangan. Nanti akan belajar emotional regulation, boundary setting, supaya perselingkuhan nggak terulang lagi,” jelas Dya Adis Putri Rahmadanti, M.Psi, Psikolog, C.Ht.
“Dan yang terakhir, tidak menyalahkan pasangannya. Kalau syarat itu dipenuhi, bisa berubah. Tapi kalau defensif dan tidak ada perubahan perilaku, agak susah untuk berubah,” pungkasnya.
Demikian pembahasan mengenai apakah orang yang berselingkuh bisa sembuh menurut pandangan psikolog. Pada akhirnya, perubahan memang membutuhkan komitmen, keberanian, dan kesediaan untuk melihat ke dalam diri sendiri.
POPMAMA TALK Desember 2025 - Dya Adis Putri Rahmadanti, M.Psi, Psikolog, C.Ht
Psikolog klinis & Hipnoterapis Audentia Mind Medcare
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany & Denisa Permataningtias
Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah & Sania Chandra Nurfitriana
Script - Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Erdiyanti
Photographer - Hari Firmanto
Videographer - Hari Firmanto
Video Editor - Hari Firmanto
Design - Aristika Medinasari