5 Jenis Infeksi setelah Melahirkan yang Perlu Diwaspadai

Endometriosis merupakan suatu kondisi ketika endometrium tumbuh di luar rahim. Hal ini didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi di saluran genital bagian atas, dimana di dalamnya termasuk endometrium, miometrium dan jaringan sekitarnya.

Menurut Flo Health, 1 hingga 3% endometriosis ditemukan setelah persalinan pervaginam (persalinan normal). Sementara risikonya 5 – 10 kali lebih tinggi, terjadi pada perempuan yang melahirkan caesar.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya endometriosis pasca melahirkan. Diantaranya yaitu waktu operasi yang berlangsung lama, ketuban pecah lebih dari 18 jam, korioamnionitis, serta vaginosis bakterialis.

Pasca melahirkan, Mama akan menjalani peran baru sebagai Ibu menyusui.

Nah salah satu risiko yang mungkin dialami yaitu infeksi mastitis. Mastitis merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh penyumbatan saluran ASI dan infeksi bakteri. Gejalanya berupa kemerahan dan rasa gatal di payudara, puting mengeluarkan nanah, proses menyusui yang terasa menyakitkan, hingga demam tinggi.

Jika mengalami salah satu gejalanya, Mama harus segera memeriksakan diri ke dokter ya. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan dan meresepkan obat antibiotik untuk penyembuhan infeksi mastitis.

Jenis infeksi pasca melahirkan yang perlu diwaspadai berikutnya yaitu infeksi saluran kemih. Ini banyak dialami oleh perempuan, baik yang menjalani persalinan normal maupun caesar. Dimana risiko ini meningkat ketika kateter ditempatkan di kandung kemih, dengan tujuan mengurangi penumpukan urine selama dan sesudah persalinan.

Infeksi Saluran Kemih (ISK) muncul dengan gejala seperti, frekuensi buang air besar yang lebih sering, demam, nyeri atau sakit saat buang air kecil, nyeri di area punggung, serta sembelit.

Kondisi bisa diatasi dengan menggunakan antibiotik, tapi harus dengan resep dokter ya!

Infeksi ini banyak dialami oleh Mama yang menjalani persalinan caesar, dengan presentase kejadian 3 hingga 15%. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri bernama Staphylococcus Aureus yang menyerang luka bekas operasi, dalam kurun waktu 30 hari pasca melahirkan.

Gejalanya berupa kemerahan dan nyeri di area bekas sayatan operasi, demam, hingga nyeri perut bagian bawah. Infeksi luka operasi caesar ini bisa berkembang jika Mama mengalami masalah kesehatan tertentu seperti diabetes melitus, ketuban pecah dini, dan obesitas.

Terakhir ada infeksi rahim pasca melahirkan. Ini merupakan suatu keadaan ketika bakteri menginfeksi rahim dan area sekitarnya. Menurut WHO, infeksi ini menyumbang kurang lebih 15% dari 500.000 kematian Ibu setiap tahunnya.

Gejalanya berupa demam, nyeri perut di bagian bawah, mengalami keputihan, sakit kepala, pendarahan vagina, pusing, dan peningkatan denyut jantung.  Jika mengalaminya, Mama tentu membutuhkan perawatan medis. Karena untuk kondisi seperti ini, biasanya dokter akan memberikan resep obat antibiotik, yang diminum sesuai dengan dosis dan aturan medis.

Demikian Ma, informasi mengenai 5 jenis infeksi pasca melahirkan yang perlu diwaspadai.

Mulai sekarang, jangan abaikan setiap masalah kesehatan yang muncul pasca melahirkan ya. Sekecil apapun gejala yang timbul, segeralah periksakan diri ke dokter. Karena deteksi dini dan pengobatan yang tepat, bisa bantu Mama agar terhindar dari masalah serius pasca melahirkan. Semoga bermanfaat!