Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
freepik/pvproductions
freepik/pvproductions

Inkompetensi serviks terjadi ketika jaringan serviks yang lemah menyebabkan atau berperan dalam kelahiran prematur atau keguguran. Serviks inkompeten juga disebut insufisiensi serviks, melansir dari Mayoclinic.

Menurut Dr. Yena M Yuzar, Sp.OG, punya potensi atau punya riwayat inkompetensi tentunya bayinya cenderung akan lahir prematur. Faktor risiko inkompetensi serviks selain meliputi riwayat persalinan prematur, juga meliputi prosedur medis sebelumnya pada leher rahim, kelainan bawaan rahim, dan trauma fisik akibat persalinan sebelumnya.

Meskipun kondisi ini bisa berisiko tinggi, berbagai langkah pencegahan dan penanganan tersedia untuk mengurangi dampaknya. Berikut Popmama.com akan mengulas kelemahan serviks yang berisiko melahirkan bayi prematur yang perlu Mama ketahui. Yuk, simak informasinya!

1. Apa itu inkompetensi serviks?

freepik/atlascompany

Inkompetensi serviks adalah kondisi di mana leher rahim tidak mampu menahan janin hingga waktu persalinan yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pembukaan serviks lebih awal dan meningkatkan kemungkinan kelahiran prematur.

“Punya potensi atau punya riwayat inkompetensi tentunya bayinya cenderung akan lahir prematur. Kelemahan serviks ini biasanya bawaan genetik, tapi bisa juga itu dipicu atau diperberat dengan adanya infeksi,” ungkap Dr. Yena M Yuzar, Sp.OG dalam video reels di akun Instagramnya @yenayuzar.

2. Penyebab dan faktor risiko

freepik/user18526052

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko inkompetensi serviks antara lain prosedur medis sebelumnya seperti biopsi serviks, kelainan bawaan pada rahim, dan riwayat kelahiran prematur tanpa sebab jelas.

“Misalnya bayinya baru 6 bulan atau 7 bulan sudah lahir atau baru 7 atau 8 bulan sudah lahir. Nah, pada kasus-kasus ini biasanya kalau misalnya ibunya sering kejadian seperti ini dan ditemukan serviks yang lemah maka akan dilakukan pengikatan serviks di saat kehamilan di trimester 2,” sambungnya.

3. Gejala yang perlu diwaspadai

freepik/drobotdean

Dilansir dari Mayoclinic, jika terjadi inkompetensi serviks, mungkin tidak ada tanda atau gejala selama awal kehamilan. Beberapa wanita mengalami sedikit ketidaknyamanan atau bercak sebelum diagnosis. Sering kali, ini terjadi sebelum 24 minggu kehamilan.

Jika mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut.

4. Cara diagnosis inkompetensi serviks

freepik/freepik

Dokter dapat mendiagnosis inkompetensi serviks melalui pemeriksaan USG transvaginal untuk mengukur panjang leher rahim. Jika serviks terlihat lebih pendek dari ukuran normal, risiko kelahiran prematur bisa lebih tinggi.

Namun, inkompetensi serviks dapat menjadi masalah yang sulit didiagnosis dan diobati, melansir dari Mayoclinic.

5. Penanganan dengan cervical cerclage

freepik/rawpixel.com

Cervical cerclage adalah prosedur medis di mana dokter menjahit leher rahim untuk mencegah pembukaannya sebelum waktunya. Prosedur ini biasanya dilakukan pada kehamilan dengan risiko tinggi inkompetensi serviks.

“Untuk ibu-ibu yang punya riwayat inkompetensi kita harus bisa mendampingi ibu-ibu itu sampai melahirkan bayi dengan umur yang paling optimal. Kita harus menjaga pertama dari ibunya harus cukup istirahat tidak boleh berhubungan sama sekali, harus streaming infeksi,” ujar Dr. Yena.

6. Pencegahan inkompetensi serviks

freepik/KamranAydinov

Dilansir dari Mayoclinic, inkompetensi serviks tidak dapat dicegah. Namun, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjalani kehamilan yang sehat dan cukup bulan

Jika Mama pernah mengalami inkompetensi serviks selama satu kehamilan, Mama berisiko mengalami kelahiran prematur atau keguguran pada kehamilan berikutnya. Jika Mama mempertimbangkan untuk hamil lagi, konsultasikan dengan dokter untuk memahami risikonya dan apa yang dapat Mama lakukan untuk mendukung kehamilan yang sehat.

7. Peran pemeriksaan rutin dalam mencegah kelahiran prematur

freepik/serhii_bobyk

Pemeriksaan rutin selama kehamilan dapat membantu dokter memantau kesehatan Mama dan janin. Beri tahu dokter tentang tanda atau masalah yang membuat Mama khawatir, meskipun hal itu tampak sepele atau tidak penting.

“Jika ternyata dia tidak bisa dipertahankan sampai 9 bulan, ibu harus patuh dengan advice dari dokter yang ngerawat ibu dan juga ibu harus banyak belajar tentang merawat bayi prematur dan harus memperhatikan tumbuh kembang bayi-bayi yang lahir prematur,” jelasnya.

Itu dia, penjelasan tentang kelemahan serviks yang berisiko melahirkan bayi prematur. Mengetahui risiko inkompetensi serviks dan melakukan langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk menjaga kehamilan tetap sehat hingga waktu persalinan yang ideal.

Editorial Team