Beda Tradisi Islam dan Arab Jahiliyah dalam Menyambut Kelahiran Bayi

Mengaqiqahkan, mencukur rambut, dan memberi nama si Kecil

19 September 2023

Beda Tradisi Islam Arab Jahiliyah dalam Menyambut Kelahiran Bayi
Unsplash/Isaac Quesada

Tradisi di berbagai wilayah memiliki banyak perbedaan satu sama lainnya. Tak terkecuali dalam segi kepercayaan.

Seperti perbedaan tradisi Islam dan Arab jahiliyah saat menyambut kelahiran bayi ke dunia. Tradisi ini biasanya tumbuh secara turun-temurun berdasarkan kebiasaan masyarakat setempat. 

Dalam agama Islam sendiri, ada beberapa perbedaan antara tradisi Islam dan Arab jahiliyah ketika menyambut lahirnya seorang bayi. 

Apa saja, ya? Berikut Popmama.com rangkum dari berbagai sumber.

1. Tradisi Arab jahiliyah dalam menyambut kelahiran bayi

1. Tradisi Arab jahiliyah dalam menyambut kelahiran bayi
Unsplash/Eric Froehling

Dalam tradisi Arab jahiliyah, kelahiran bayi disambut dengan cara menyembelih hewan. Ketika ada salah satu keluarga yang melahirkan, darah hasil penyembelihan hewan itu pun akan dioleskan pada wajah dan bagian tubuh bayi lainnya. 

Ini merupakan tanda kebanggaan bangsa jahiliyah saat ada kelahiran bayi. Selain mengoleskan darah hewan pada bayi, bangsa Arab jahiliyah akan memberikan kunyahan kurma dan madu ke dalam mulut bayi. 

Bagian tubuh bayi juga akan dilumuri dengan garam atau sesuatu yang manis. Garam memiliki makna kepatuhan terhadap janji dan merupakan unsur penting dalam kehidupan. Sementara rasa manis dianggap sebagai simbol kebahagiaan dalam menyambut sang bayi ke dunia.

2. Tradisi Islam dalam menyambut kelahiran bayi

2. Tradisi Islam dalam menyambut kelahiran bayi
Pexels/Quezia Andrade

Tentu saja, tradisi Arab jahiliyah saat menyambut kelahiran bayi merupakan suatu hal yang salah. 

Dalam masa Islam, Rasulullah SAW pun meluruskannya. 

"Dahulu pada masa Jahiliyah apabila bayi seseorang di antara kami dilahirkan, kami menyembelih kambing dan melumurkam darah kambing itu ke kepala bayinya. Setelah Allah menurunkan agama Islam, maka kami diperintahkan untuk menyembelih kambing dan mencukurnya serta melumurinya dengan minyak zaitun." (HR Abu Dawud)

Nabi Muhammad SAW menganjurkan para umat muslim untuk mengadakan aqiqah dalam menyambut kelahiran bayi.

Pelaksanaan aqiqah ini merupakan wujud rasa syukur dari sang orang tua serta bentuk penghormatan atas kelahiran bayi.

Dalam ajaran Islam, aqiqah dilakukan dengan cara menyembelih dua ekor kambing untuk bayi laki-laki. Sedangkan untuk bayi perempuan, cukup satu ekor kambing.

Hukum aqiqah ini merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Yang artinya:

“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama.” (HR. Tirmidzi no. 2735, Abu Dawud no. 2527, Ibnu Majah no. 3165).

 

3. Anjuran Rasulullah SAW dalam menyambut kelahiran bayi

3. Anjuran Rasulullah SAW dalam menyambut kelahiran bayi
Pexels/Laura Garcia

Maka dari itu, tradisi Arab jahiliyah untuk melumuri bayi dengan darah hasil sembelihan hewan pun lambat-laun ditinggalkan oleh masyarakat. 

Hingga kini, umat Islam pun hanya mengerjakan hal-hal yang telah dianjurkan Rasulullah SAW dalam menyambut kelahiran bayi.

Rasulullah SAW bersabda bahwa, bayi yang baru lahir ke dunia harus dibersihkan dari kotoran yang menempel di badannya. Jadi, mengoleskan darah hasil penyembelihan hewan pun tidak dibenarkan. 

Adapun cara yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dalam membersihkan bayi baru lahir, yakni dengan mencukur rambut bayi dan menimbang berat badannya.

Selain itu, orang tua dianjurkan untuk segera memberikan nama pada si bayi yang telah dilahirkan. Pemberian nama ini bisa dilakukan pada hari kelahiran, hari ketiga, atau hari ketujuh.

Dalam riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Di antara hak anak atas ayah adalah memberinya nama yang bagus dan mendidiknya dengan adab yang baik.” (HR Baihaki).

Itu dia perbedaan tradisi Islam dan Arab jahiliyah dalam menyambut kelahiran bayi. Semoga bermanfaat bagi Mama dan Papa yang baru menjadi orangtua, ya.

Baca juga:

The Latest