Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
kamar rumah sakit.jpg
Pexels/Pixabay

Intinya sih...

  • Penurunan drastis angka kelahiran menjadi penyebab utama langkanya klinik persalinan di Jepang, dengan jumlah bayi yang lahir turun di bawah 800.000 untuk pertama kalinya pada tahun 2023.

  • Kekurangan tenaga medis, terutama dokter spesialis kandungan dan bidan muda, juga menyebabkan banyak klinik tidak mampu memberikan layanan 24 jam yang dibutuhkan.

  • Beban operasional yang tidak seimbang, mulai dari biaya peralatan medis hingga tekanan regulasi yang semakin ketat, membuat banyak klinik swasta kesulitan untuk beroperasi secara mandiri.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jepang merupakan salah satu negara maju yang dikenal dengan kemajuan teknologi, pendidikan, bahkan sistem kesehatannya. Bahkan, banyak orang di luar negeri menjadikan sistem kesehatan Jepang sebagai panutan. Namun, tahukah Mama bahwa dibalik kemajuan tersebut, Jepang menghadapi tantangan serius yang mungkin tidak terlalu terlihat di permukaan.

Salah satu masalah yang saat ini dihadapi adalah semakin langkanya klinik persalinan, terutama di wilayah-wilayah pedesaan dan kota kecil. Fenomena ini bukan sekadar gangguan teknis dalam sistem medis, tetapi mencerminkan persoalan demografi dan sosial yang lebih dalam. Selain itu, kondisi ini juga menyulitkan banyak ibu hamil untuk mendapatkan layanan yang memadai. 

Hal ini jelas bukan situasi yang ideal bagi negara yang terkenal dengan kedisiplinan dan kemapanan sistem kesehatannya. Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan banyak klinik persalinan mulai menghilang di Jepang? Berikut, Popmama.com rangkum penyebab klinik persalinan menghilang di Jepang

Penurunan Drastis Angka Kelahiran

Pixabay/kelvinagustinus

Tahukah Mama, Jepang mengalami salah satu tingkat kelahiran terendah di dunia. Pada tahun 2023, jumlah bayi yang lahir turun di bawah 800.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah negara Jepang. Penurunan ini tentunya membuat permintaan terhadap layanan persalinan ikut menurun. Hal ini secara tidak langsung mulai menyebabkan banyak klinik tidak lagi beroperasi secara finansial.

Mengalami penurunan angka kelahiran, banyak klinik-klinik kecil yang mulai kekurangan pasien. Ketika biaya operasional tetap tinggi, tetapi angka kelahiran terus menurun, banyak pemilik klinik yang memilih untuk menutup usahanya.

Kekurangan Tenaga Medis

Pexels/Vidal Balielo Jr.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh negara Jepang adalah minimnya dokter spesialis kandungan dan bidan muda. Hal ini dikarenakan sudah mulai banyak tenaga medis yang menua dan pensiun. Namun, proses regenerasi masih berjalan lambat karena profesi ini dianggap dianggap berat dan kurang diminati oleh generasi muda.

Selain itu, beban kerja yang tinggi serta risiko hukum yang besar dalam proses persalinan membuat profesi ini semakin dihindari. Klinik-klinik yang tidak mampu merekrut tenaga kerja baru akhirnya akan kesulitan memberikan layanan 24 jam yang dibutuhkan. Hal ini membuat penutupan klinik menjadi pilihan yang tidak bisa terhindari.

Beban Operasional yang Tidak Seimbang

Pexels/Pixabay

Mengelola klinik persalinan tentunya membutuhkan biaya yang tinggi. Mulai dari biaya untuk  peralatan medis, sistem keamanan, hingga staf yang harus siaga setiap saat. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, banyak klinik swasta yang kesulitan untuk terus beroperasi secara mandiri.

Selain itu, regulasi yang semakin ketat dan persyaratan medis yang semakin kompleks menambah tekanan bagi pengelola klinik. Di sisi lain, subsidi pemerintah untuk klinik kecil tidak cukup untuk menutupi beban ini. Akibatnya, banyak pemilik klinik yang memilih untuk menutup klinik.

Itu dia, penyebab klinik persalinan menghilang di Jepang. Hilangnya klinik persalinan di Jepang tentu bukan hanya sekadar isu medis, tetapi juga mencerminkan krisis populasi yang harus segera ditangani.

Editorial Team