Alami Hiperovulasi, Ibu Asal Uganda Lahirkan 44 Anak di Usia 41 Tahun

Punya 44 anak, Mariam Nabatanzi dianggap sebagai wanita tersubur di dunia

27 Maret 2024

Alami Hiperovulasi, Ibu Asal Uganda Lahirkan 44 Anak Usia 41 Tahun
Freepik.com/prostooleh
Ilustrasi

Belakangan ini media sosial tengah diramaikan dengan berita wanita tersubur di dunia bernama Mariam Nabatanzi. Ia merupakan perempuan asal Uganda, yang berhasil melahirkan 44 anak di usianya yang baru menginjak 41 tahun.

Di tengah keunikannya, Mariam rupanya didiagnosis mengalami kelainan genetik yang dikenal dengan istilah hiperovulasi.

Hiperovulasi merupakan kondisi di mana rahim perempuan berukuran besar dan dianggap tidak normal. Bahkan menurut medis, alat kontrasepsi tak bisa membantu mengatasi hiperovulasi yang dialami oleh Mariam Nabatanzi.

Seperti apa carita selengkapnya? Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai Ibu asal Uganda lahirkan 44 anak di usia 41 tahun, karena mengalami hiperovulasi.

1. Mariam Nabatanzi melahirkan 44 anak kembar

1. Mariam Nabatanzi melahirkan 44 anak kembar
Freepik.com/wirestock
Ilustrasi

Afrika dikenal sebagai salah satu daerah dengan tingkat kelahiran yang tinggi. Di Uganda misalnya, perempuan umumnya memiliki 5 hingga 6 orang anak.

Akan tetapi hal berbeda dialami oleh seorang perempuan bernama Mariam Nabatanzi. Di usianya yang menginjak 41 tahun, Mariam rupanya sudah melahirkan 44 anak. Di mana tiap proses persalinannya, Mariam berhasil melahirkan bayi kembar.

Melansir dari Reuters, Nabatanzi menikah di usia 12 tahun dengan seorang suami yang memiliki jarak usia 28 tahun. Dari pernikahan tersebut ia melahirkan 4 pasang anak kembar, 5 pasang kembar tiga, serta 5 pasang kembar empat. Namun, enam anak Nabatanzi dikabarkan telah meninggal dunia.

Sayangnya, suami Nabatanzi diketahui melarikan diri dengan semua uang keluarga. Hingga akhirnya ia pun mengurus 22 anak laki-laki dan 18 anak perempuan seorang diri.

“Saya tumbuh dengan air mata, suami saya telah memberikan banyak penderitaan bagi saya. Seluruh waktu saya dihabiskan untuk mengasuh anak-anak dan bekerja untuk mendapatkan uang,” ujar Mariam, dikutip dari Reuters.

2. Mariam Nabatanzi mengalami hiperovulasi

2. Mariam Nabatanzi mengalami hiperovulasi
Freepik/atlascompany

Setelah berkali-kali melahirkan anak kembar, Nabatanzi pun memberanikan diri untuk periksa ke klinik kesehatan.

Dokter menjelaskan bahwa dirinya mengalami hiperovulasi. Ini merupakan suatu kondisi di mana seorang perempuan memiliki ovarium yang besar dan tidak normal. Dalam dunia medis, alat kontrasepsi jenis apapun dianggap tidak mampu untuk mengatasi masalah hiperovulasi.

Charles Kiggundu, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Uganda menyebut bahwa hiperovulasi yang dialami Mariam Nabatanzi sangat mungkin terjadi karena faktor genetik. Kondisi tersebut membuat Nabatanzi sangat mudah untuk hamil dan mengandung bayi kembar.

"Kasusnya (Mariam Nabatanzi) adalah predisposisi genetik untuk hiperovulasi, melepaskan banyak sel telur dalam satu siklus, yang secara signifikan meningkatkan kemungkinan memiliki banyak kelahiran," kata Kiggundu.

Dalam kasus Mariam Nabatanzi, dokter akhirnya melakukan tindakan pemotongan uterus dari dalam, guna menghindari risiko terjadinya kehamilan lagi.  

3. Hiperovulasi jarang terjadi namun bisa berakibat fatal

3. Hiperovulasi jarang terjadi namun bisa berakibat fatal
Freepik/Master1305

Menurut Mayo Clinic, hiperovulasi bukanlah penyakit, melainkan suatu kondisi yang membuat perempuan lebih cepat hamil. Di mana orang yang mengalami hiperovulasi sangat mungkin untuk mengandung dan melahirkan bayi kembar.

Hiperovulasi sebenarnya sangat jarang terjadi. Namun pada beberapa kondisi, gangguan kesehatan yang satu ini bisa menyebabkan seseorang mengalami masalah kesehatan lain yang lebih parah. Misalnya saja, penumpukan cairan di area perut atau dada, pembekuan darah, gagal ginjal, gangguan pernapasan, hingga ovarium terpuntir.

Demikian informasi mengenai Ibu asal Uganda lahirkan 44 anak di usia 41 tahun, karena mengalami hiperovulasi. Tentu apa yang dialami Mariam Nabatanzi tidaklah mudah. Kini, ia hanya beharap bisa menghasilkan uang dari pekerjaan yang layak, untuk menghidupi anak-anaknya.

Baca juga:

The Latest