Pilih Alat Kontrasepsi yang Tepat di Masa Pandemi Cegah Kematian Ibu

Pemilihan alat kontrasepsi juga bisa mendukung perencanaan keluarga yang telah dibuat

11 Februari 2021

Pilih Alat Kontrasepsi Tepat Masa Pandemi Cegah Kematian Ibu
Unsplash/ReproductiveHealthSuppliesCoalition

Menurunnya jumlah penggunaan alat kontrasepsi di masa pandemi menghasilkan ratusan ribu kehamilan yang tidak direncanakan. Padahal kehamilan yang direncanakan adalah permulaan yang baik untuk menghasilkan keturunan yang berkualitas.

Kekhawatiran masyarakat untuk datang ke fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan KB menjadi alasan utama penurunan penggunaan alat kontrasepsi.

Padahal dalam sehari ada empat ibu di Indonesia yang meninggal saat melahirkan. Indonesia memang masih menjadi negara dengan angka kematian ibu yang tinggi. Beberapa penyebab kematian ibu melahirkan adalah jarak kehamilan yang terlalu dekat dan usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua. Semua risiko kematian tersebut bisa dicegah dengan penggunaan kontrasepsi yang tepat.

Lalu bagaimana cara memilih alat kontrasepsi yang tepat di masa pandemi? Berikut Popmama.com rangkum informasinya:


 

1. Pilih yang mudah didapatkan

1. Pilih mudah didapatkan
Unsplash/Thought Catalog

BKKBN menyebutkan bahwa ada penurunan penggunaan alat kontrasepsi di masa pandemi. Hal tersebut kemudian berdampak pada 420 ribu kehamilan yang tidak direncanakan. Padahal perencanaan kehamilan yang baik adalah awal untuk mendapatkan kehamilan yang sehat.

Kesulitan menjangkau fasilitas kesehatan akibat pandemi Covid-19 sering dijadikan alasan para peserta KB untuk menghentikan penggunaan kontrasepsi. Padahal Mama bisa memilih alat kontrasepsi yang mudah dijangkau atau didapatkan.

Alat kontrasepsi yang mudah didapatkan di antaranya adalah:

Kondom

Kondom merupakan alat kontrasepsi yang bisa dengan mudah didapatkan tanpa harus berkunjung ke fasilitas kesehatan. Mama bisa membelinya secara bebas di apotek atau di supermarket. Saat ini Mama bahkan bisa membelinya secara online. Namun pastikan Mama hanya membelinya di tempat terpercaya dengan merek berkualitas baik, ya.

Beberapa kelebihan penggunaan kontrasepsi kondom adalah:

  • Efektivitas mencapai 85 persen atau angka kegagalan 15 kehamilan per 100 perempuan per tahun
  • Mudah didapat dan digunakan
  • Mencegah kehamilan, infeksi menular seksual, dan HIV sekaligus
  • Tidak mengganggu produksi ASI
  • Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

Pil KB

Bila selama ini Mama sudah terbiasa menggunakan pil KB, Mama bisa melanjutkannya dengan membeli pil KB yang sama. Apabila belum pernah menggunakannya, Mama mungkin bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter via telemedicine untuk menemukan pil KB yang cocok dengan kondisi mama.

“Selain mencegah kehamilan secara efektif hingga 99 persen apabila digunakan secara benar dan teratur, berkontrasepsi dengan menggunakan Pil KB juga memiliki berbagai manfaat antara lain membantu menjaga kesehatan kulit, membantu mencegah kista indung telur, hingga membantu untuk menjaga keseimbangan hormon” Ujar Brand Manager Andalan Kontrasepsi,  Apt. Rony Syamson, S.farmdalam siaran pers nya.

Beberapa kelebihan penggunaan kontrasepsi pil KB adalah:

  • Dengan tingkat kegagalan kurang dari satu persen, pil KB efektif untuk menunda kehamilan apabila diminum secara teratur setiap harinya, pada jam yang sama
  • Mengonsumsi Pil KB dapat mengurangi rasa sakit akibat menstruasi, beberapa dokter bahkan meresepkan Pil KB untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis
  • Dapat menyeimbangkan hormon, sehingga mampu mengurangi jerawat dan tidak menimbulkan flek pada wajah
  • Mengurangi risiko kanker ovarium. Sebuah riset terbaru yang dilakukan dengan melakukan kroscek data kesehatan terhadap 1,9 juta perempuan berumur 19 hingga 49 tahun, menemukan bahwa penggunaan Pil KB kombinasi yang memiliki kandungan hormon estrogen dan progesteron dapat mengurangi risiko kanker ovarium sebesar 21 persen
  • Mengembalikan kesuburan dengan cepat, apabila Mama berhenti mengonsumsinya karena ingin hamil kembali
  • Dan terakhir, Pil KB yang beredar di pasaran saat ini memiliki kandungan hormonal yang rendah sehingga tidak akan mengganggu kesehatan perempuan

Editors' Pick

2. Pilih kontrasepsi jangka panjang

2. Pilih kontrasepsi jangka panjang
Unsplash/ReproductiveHealthSuppliesCoalition

Satu jenis kontrasepsi yang juga bisa Mama gunakan di masa pandemi adalah kontrasepsi jangka panjang. Kontrasepsi ini cenderung lebih praktis dan lebih aman digunakan di masa pandemi.

"Dalam konteks new normal itu sudah sangat tepat sekali memberikan edukasi ke klien bahwa metode kontrasepsi jangka panjang adalah metode yang pas, karena tidak berisiko untuk keluar (rumah) setiap bulan," ujar Emi Nurjasmi, Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI),  dalam Webinar Urgensi Pelayanan KB Pada Masa New Normal, Selasa (9/6/2020).

Alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan adalah:

IUD

IUD atau yang biasa disebut spiral adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim terbuat dari plastik yang kecil dan fleksibel, yang dipasang oleh bidan atau dokter yang terlatih dan berpengalaman. 

Beberapa kelebihan penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah:

  • IUD efektif untuk mencegah kehamilan hingga 99 persen
  • Dapat segera efektif sebagai alat kontrasepsi langsung setelah pemasangan
  • Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI
  • Dapat digunakan hingga masa menopause
  • Pada umumnya tidak mengganggu hubungan suami istri
  • Ekonomis, masa pakai bisa hingga 10 tahun
  • Tidak mengandung hormon sehingga tidak membuat gemuk

Implan

Selain IUD, metode kontrasepsi jangka panjang yang bisa Mama gunakan adalah implan. Implan adalah alat kontrasepsi yang fleksibel dan elastis diletakkan di bawah kulit lengan atas mama. Implan bersifat tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan hingga tiga tahun.

Beberapa kelebihan alat kontrasepsi implan adalah:

  • Implan sangat efektif untuk mencegah kehamilan mencapai 99,95 persen. Ini berarti dari 10,000 perempuan yang menggunakan implan, hanya lima perempuan yang masih bisa hamil
  • Implan sangat ekonomis dan praktis
  • Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
  • Tidak memerlukan pemeriksaan organ reproduksi
  • Tidak mengganggu produksi dan kualitas ASI
  • Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid
  • Tidak mengganggu hubungan seksual
  • Menurunkan risiko beberapa penyakit radang panggul, yaitu radang atau infeksi yang terkait dengan organ reproduksi perempuan, seperti radang pada tuba fallopi, rahim, ovarium, leher rahim, atau panggul perempuan.

Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Tinggi

Angka Kematian Ibu Indonesia Masih Tinggi
Unsplash/Zach Lucero

Menurut Kementerian Kesehatan, angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan data tahun 2017 ada 1.712 kasus. Angka tersebut memang menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 4.999 kasus.

Namun jika dibandingkan dengan negara ASEAN, yang angka kematian ibunya terjadi pada 40-60 per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut masih cukup tinggi.

Setidaknya ada dua faktor penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Pertama adalah faktor langsung, yaitu terjadinya perdarahan saat proses persalinan. Kedua yaitu faktor tidak langsung, yang disebabkan oleh pernikahan muda, sulitnya jangkauan fasilitas gawat darurat, hingga tingkat sosial dan ekonomi.

Melihat faktor-faktor tersebut tentu sangat disayangkan karena sebenarnya masih bisa dicegah. Tindak pencegahan menjadi sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu.
 

Alat Kontrasepsi Efektif Turunkan Angka Kematian Ibu

Alat Kontrasepsi Efektif Turunkan Angka Kematian Ibu
Unsplash/Jonathan Borba

Alat kontrasepsi dinilai cukup efektif untuk mencegah kematian ibu.  Pasalnya, alat kontrasepsi bisa menghindari terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

Merencanakan kehamilan menjadi sangat penting untuk keselamatan ibu dan bayi. Beberapa faktor risiko penyebab kematian ibu seperti usia ibu terlalu muda atau tua saat hamil, jarak kehamilan yang terlalu dekat, dan jumlah kehamilan yang terlalu banyak, bisa dikendalikan dengan penggunaan kontrasepsi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menyampaikan idealnya jarak usia antar kehamilan adalah dua tahun. Terlebih lagi bagi Mama yang menjalani operasi caesar di kehamilan sebelumnya.

Kehamilan yang terencana juga menjadi awal yang baik untuk menghasilkan anak yang berkualitas. Saat merencanakan kehamilan, seorang mama akan lebih siap secara fisik, mental, dan finansial dalam menjalani kehamilan hingga persalinan nanti.

Demikian informasi mengenai pentingnya memilih alat kontrasepsi yang tepat di masa pandemi untuk mencegah kematian ibu. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.

Baca juga:

The Latest